Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pembangunan Jalan dalam Islam vs. Kapitalisme


Topswara.com -- Jalan adalah suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Baik yang berada diatas permukaan tanah dan diatas permukaan air kecuali jalan kereta apa, lori, dan jalan kabel. 

Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar wilayah yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan wilayah dalam rangka mewujudkan pembangunan negara.

Infrastruktur terutama jalan adalah bagian terpenting dalam pembangunan daerah termasuk distribusi logistik antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga jika ada jalan yang rusak ataupun berlubang akan sangat menggangu keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan jadi terhambat, alias macet.

Kerusakan infrastruktur jalan di Indonesia masih sangat besar. Tidak hanya di Lampung yang sempat viral media. Melalui Intruksi Presiden (Inpres) No 3 Tahun 2023, tentang percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah, pemerintah menyiapkan Rp.32,7 Triliun untuk semua jalan di Indonesia.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono "sebetulnya, sejak Januari pada saat ratas itu kan dicreat Inpres percepatan pembangunan jalan daerah. Ini untuk tangani jalan provinsi, kabupaten dan kota karena banyaknya keluhan ke pak presiden, akhirnya Bappenas dan saya merumuskan itu" ungkap Basuki ditemui dikawasan Istana kepresidenan Jakarta pusat. Detik finance, Senin(15/5/2023).

Begitulah pandangan perbaikan jalan dalam sistem kapitalisme. Masih banyak dipertimbangkan pelaksanaannya. Jalan yang seharusnya untuk kepentingan umum malah dikapitalisasi. Pemungutan pajak sebagai pendapatan negara seakan tidak ada artinya karena banyak jalan berlubang yang bisa jadi menyebabkan kecelakaan lalulintas. 

Dalam sistem kapitalisme jalan dipandang hanya sebatas infrastruktur yang harus dikelola karena kepentingan sebagian penguasa oligarki dalam dunia industri yang mengeruk kekayaan sumber alam Indonesia. 

Sumber pendanaan dalam infrastruktur pun diambil alih oleh investor asing. Sehingga jalan yang menjadi kebutuhan umum rakyat tidak bisa digunakan sepenuhnya oleh rakyat. Faktanya, adanya jalan tol dengan harga tiket yang mahal tidak mampu di lewati atau dinikmati sebagian besar rakyat pada umumnya.

Berbeda dalam pandangan Islam terkait perbaikan jalan umum. Infrastruktur dan pelayanan publik menjadi tanggung jawab penuh pemerintah. Dalam artian pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan dan semua pelayanan publik bertujuan untuk terpenuhi kesejahteraan rakyat. 

Kebutuhan rakyat akan keamanan transportasi dan jalanan yang baik dipermudah, tidak menunggu viral baru meninjau langsung keadaan. Sumber pendanaan dalam perbaikan dalam sistem ekonomi Islam murni dari kaum muslimin yang terkumpul dalam baitul mal, bukan investor asing.

Salah satu kisah Kekhilafahan Umar bin Khattab yang merasa khawatir jika ada hewan atau keledai(hewan yang terkenal bodoh karena sering terperosok dilubang yang sama) terluka akibat jalanan yang rusak. 

Karena ketakutan Umar akan pertanyaan Allah Subhanahu wa taala, "Mengapa tidak engkau sediakan jalan yang rata" akan ditanyakan padanya. Sebagai seorang khalifah. 

Bagaimana jika yang menjadi korban adalah manusia dimana berharga nyawa manusia dalam Islam. Tidak sedikit kecelakaan akibat jalan berlubang terjadi. Tentu saja ini kelalaian pemimpin.

Rasa takut kepada Allah terhadap amanah yang diemban seorang pemimpin harus menjadi asas dalam meriayah umat. Pemimpin adalah pelayan umat yang menjaga keselamatan, kesehatan dan kenyamanan dalam keamanan dalam kepentingan umum.

Saatnya para pemimpin kembali kepada aturan Allah dan menjadikan rakyat atau umat dalam pemenuhan urusannya dengan baik.

Rasulullah bersabda: "pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka" (HR. Ibnu Majah dan Abu Nu'aim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda," Imam (khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus" (HR Bukhari).

Inilah perbedaan perbaikan jalan berlubang dalam sistem kapitalisme dan sistem Islam. Saatnya kita kembali kepada sistem Islam dalam setiap lini kehidupan. 

Allahu A'lam bish shawab.


Oleh: Endang Mustikasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar