Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kesenjangan Pencari Kerja dan Lapangan Kerja, Tuntaskan dengan Sistim Islam Kaffah


Topswara.com -- Pengangguran merupakan salah satu masalah utama diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Pengangguran yang terjadi dapat berdampak pada stabilitas sosial hingga ekonomi sebuah negara. 

Penyebab pengangguran di antaranya yaitu pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja, jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja, atau bahkan terjadi pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Efek negatif dari pengangguran adalah berkurangnya tingkat kemakmuran, semakin turun tingkat kesejahteraan masyarakat karena menganggur akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan, karena tidak memiliki pendapatan.

Negara mempunyai konsep pemerintahan yang memegang peran penting dalam perlindungan dan menyejahterakan kehidupan sosial serta ekonomi warga negaranya.

Konsep negara dalam kesejahteraan telah digagas oleh para pendiri bangsa yang termaktub dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan negara melalui pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum.

Namun negara masih gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. Kenyataannya masih banyak pengangguran dan kemiskinan di negeri sendiri dikarenakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. 

Alih-alih negara justru mempermudah pekerja asing bersaing sebagai penerapan neoliberal di negeri ini yang semakin membuat sangat memprihatinkan anak negeri.

Bekerja adalah kunci utama bagi masyarakat terutama laki-laki untuk memenuhi kebutuhan pokoknya bersama keluarganya yaitu berupa kebutuhan pangan, sandang, papan. 

Sementara dalam layanan kapitalisme biaya pendidikan, kesehatan harus ditanggung sendiri oleh rakyat. Bahkan pendapatan yang didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Mirisnya lagi kemiskinan terjadi di negara yang sumber daya alam dan kekayaan alam melimpah ruah. Negeri masih selalu tergantung kepada asing, selain itu maraknya korupsi dan koalisi jahat antara perusahaan ekstraktif, yang kebanyakan perusahaan multinasional dan pejabat pemerintah bermental buruk. 

Kekayaan alam yang tinggi pun hanya dinikmati para elite dan perusahaan ekstraktif, sektor ini hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan politik partai atau pribadi pemegang kekuasaan. 

Di sisi lain, sebagian industri ekstraktif selama ini justru merasa diuntungkan oleh iklim koruptif di negara yang kaya sumber daya alam. Oleh karena dengan itu, mereka bisa mendapatkan kontrak yang menguntungkan, cukup dengan menyuap sejumlah pejabat setempat.

Warga negara masih banyak yang mengalami kemiskinan dan memprihatinkan, karena korban dari penerapan sistim kapitalisme yang hanya berpihak kepada pemodal. 

Sistem ekonomi kapitalisme mengenyampingkan rasa keadilan bagi umat manusia sehingga menimbulkan kemiskinan yang merajalela. Negara kita Indonesia menganut sistim kapitalisme, sehingga kontras terlihat di tengah bangunan mewah juga ada perumahan kumuh milik orang miskin.

Dari sini sudah terlihat rakyat dibiarkan secara mandiri dalam memenuhi kebutuhannya, sementara negara bertindak hanya sebagai regulator. Di samping itu pemilik modal yang besar dilegalkan pemerintah untuk mengolah sumber daya alam yang sejatinya milik rakyat, negara hanya menarik pajak dari mereka. 

Apabila ada pekerja dari negeri sendiri pun hanya di gaji dengan upah minimum sehingga tidak cukup untuk kebutuhan bersama keluarganya. Dengan adanya sistim seperti ini, rakyat akan terus mengalami kemiskinan dengan ada dan tidak adanya pekerjaan. Karena hasil akan tetap menjadi pemilik modal.
Inilah wajah kapitalisme yang telah menyumbang soal pengangguran di negeri ini.

Peran pemerintah sangatlah dibutuhkan sebagai alat kontrol dan pemegang kebijakan aktivitas ekonomi, tetapi penyelesaian kemiskinan ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah melainkan rakyat pun harus juga sadar bahwa kemiskinan ini merupakan penyakit ekonomi. Dengan adanya kesadaran dari pemerintah dan masyarakat kita dapat mewujudkan pembangunan yang baik dan terencana.

Dengan sistem pemerintahan Islam, negara menjamin penuh kebutuhan primer semua warganya. Peranan Islam dalam mengentaskan kemiskinan adalah dengan panduan Al-Qur'an yang merupakan petunjuk umat Islam, dijelaskannya bagaimana sikap hidup yang seharusnya kita jalani untuk kebaikan diri sendiri dan bagaimana seharusnya kita bersikap dan berperilaku di hadapan orang lain. Rakyat juga diberikan akses untuk memenuhi kebutuhan sekunder. 

Dalam Islam, pemimpin akan menerapkan sistem ekonomi Islam, karena negara diperintah syari'at untuk memenuhi jaminan rakyat. Betapa negara dalam sistim Islam akan mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah. 

Lapangan kerja juga akan disediakan diberbagai lini. Demikian solusi Islam untuk menangani pengangguran. Karena Islam tidak hanya datang sebagai agama tapi untuk menangani kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan, yang berarti Islam tidak hanya akidah tetapi juga mencakup sistem politik, sosial, budaya dan perekonomian yang ditunjukkan untuk seluruh manusia. 

Islam dilengkapi dengan sistem dan konsep ekonomi yang bertujuan sebagai panduan bagi manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari ekonomi adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan materiil manusia baik dalam kelompok maupun individu. 

Maka dari itu dalam agama Islam diajarkan untuk mengamalkan ajaran Islam secara kaffah/menyeluruh dan lengkap dalam segala aspek kehidupan.


Oleh: Dwi Sukandari, 
(Guru TPQ di Bantul)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar