Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalis Niscayakan Subsidi Salah Sasaran


Topswara.com -- Subsidi adalah bentuk bantuan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Subsidi terbentuk menjadi dua jenis yaitu berupa uang dan barang. Subsidi berupa uang contohnya penerimaan BLT (Bantuan Langsung Tunai), Kartu Prakerja dan lain sebagainya. Sedangkan subsidi bentuk barang contohnya sembako atau BBM.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), subsidi itu termasuk penyaluran semua bentuk bantuan barang ataupun bentuk uang tunai dari pemerintah pada perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara. 

Negara memang bertanggung jawab untuk memberikan bantuan berupa subsidi kepada rakyatnya agar mereka mendapatkan kesejahteraan. Sebab subsidi itu hakikatnya diperuntukkan untuk rakyat di kalangan menengah ke bawah. Namun sayang seribu sayang, kebijakan pemerintah kali ini malah jadi salah sasaran.

Di lansir dari detikoto.com (09/05/2023) bahwa Anies Baswedan selaku Mantan Gubernur DKI Jakarta melakukan kritikan terhadap pengadaan subsidi pada mobil listrik. 

Menurut beliau, orang-orang yang membeli mobil-mobil listrik tersebut bukan dari kalangan orang yang berkebutuhan menengah ke bawah, namun justru sebaliknya yang membeli adalah orang-orang yang memiliki jabatan atau dari kalangan orang kaya. Karena itu, Anies berpendapat bahwa jika seperti itu lebih baik jangan di subsidikan. Beliau juga beranggapan bahwa solusi polusi udara bukanlah terletak pada munculnya subsidi mobil listrik.

Problem salah sasaran subsidi memang sudah sering terjadi di negara kita. Bukan hanya ada pada masalah subsidi mobil listrik, sebelumnya pun pernah terjadi pada BBM serta pada pembagian BLT untuk rakyat miskin. 

Fakta di lapangan, kadang kala ada jua orang kaya atau pejabat yang justru mengantri BBM di jalur Subsidi serta ada pula penerimaan BLT malah jatuh ditangan rakyat yang rumahnya sudah mewah serta kehidupannya sudah sangat mencukupi.

Inilah sebabnya ada pepatah yang sering di lontarkan anak bangsa saat ini.
“Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin”. Pepatah ini tidaklah hanya muncul tiba-tiba tanpa sebab dan tanpa ada fakta yang terjadi. 

Salah satu penyebab terjadinya hal yang membuat orang kaya semakin kaya adalah banyaknya bahan subsidi yang salah sasaran. Sehingga orang miskin semakin miskin di sebabkan tak adanya bantuan dari pemerintah serta lapangan kerja yang kurang di negeri tercinta ini.

Ironis memang keadaan negara ini, kala banyaknya rakyat miskin yang menderita kelaparan, anak bangsa banyak yang putus sekolah karena kekurangan ekonomi, serta banyak orang tua yang terpaksa membunuh anak-anaknya agar tidak lagi merasakan kelaparan, justru pemimpin negara ini meluncurkan mobil listrik bersubsidi namun seolah hanya di peruntukkan untuk para pejabat negara pula. 

Tidakkah cukup gaji yang mereka dapatkan, tidakkah iba hati para pejabat dan pemimpin negara ini melihat kondisi rakyatnya yang tidak baik-baik saja. Bukankan lebih bijak jika negara lebih mementingkan menyediakan lapangan kerja untuk rakyat miskin? Daripada membuat mobil listrik subsidi yang ujung-ujung tetap salah sasaran.

Rasanya tidak adil, kenapa hanya para pejabat yang selalu di poles serta di jadikan anak kandung, sementara rakyat biasa hanya di anak tiri kan. 

Padahal tanggung jawab pemimpin adalah memberi kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya bukan hanya yang ada di pihaknya atau yang ada di area istananya sahaja. Sebagaimana yang di lakukan oleh Rasulullah SAW. dahulu kala beliau menjadi seorang pemimpin di Madina.

Bukan hanya Rasulullah, tetapi para pemimpin (khalifah) setelah Rasulullah SAW. Juga melakukan hal yang sama kepada rakyatnya. Memberi kesejahteraan, keadilan, dan kenyamanan pada setiap rakyatnya yang tinggal di pusat pemerintahan maupun di luar pusat pemerintahan. 

Bahkan kesejahteraan, kenyamanan serta keadilan itu bukan hanya di peruntukkan untuk kaum Muslim saja, melainkan berlaku untuk seluruh rakyat termasuk non muslim yang berada di bawah kepemimpinannya.

Karena itu, jika menginginkan kebijakan yang adil dari pemimpin, maka tak lain pemimpin harus beralih sistem menggunakan sistem Islam agar bisa diterapkan hukum syarak agar pemimpin berhati-hati dalam setiap mengambil keputusan. 

Karena sistem Islam memberi kehati-hatian kepada setiap umat, rakyat maupun pemimpin untuk memutuskan segala perkara sesuai dengan pertimbangan dari rujukan hukum syarak. Dengan begitu, sekalipun pemimpin tetap membuat mobil listrik yang subsidi misalnya, maka pengurusannya tidak akan salah sasaran.

Wallahu a’lam bissawab


Oleh: Rismawati, S.Pd.
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar