Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jangan Anggap Enteng Utang!


Topswara.com -- Jangan anggap enteng utang! Meski tidak ditagih, utang tetap saja wajib dibayar. Menunda-nunda pembayarannya padahal mampu untuk membayarnya (baik secara mencicil ataupun langsung melunasi) termasuk kezaliman. Rasulullah SAW bersabda, “Menunda-nunda membayar utang bagi orang yang mampu (membayar) adalah kezaliman” (HR Bukhari).

Mungkin di dunia merasa aman karena tidak ditagih, atau hanya beberapa kali ditagih lalu tidak ditagih lagi. Padahal urusannya sangat serius di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (pahala) kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR Ibnu Majah).

Berapa banyak pahala kebaikan yang kita punya untuk melunasi utangnya di akhirat kelak? Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya laki-laki terbunuh fi sabilillah kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh sementara ia punya utang, sungguh ia tidak akan masuk surga hingga terlunasi utangnya" (HR an-Nasa'i, Ahmad dan Hakim).

Adakah pahala kebaikan yang lebih besar daripada mati syahid? Saking besarnya pahalanya maka langsung masuk surga tanpa hisab, sedangkan Muslim lainnya yang shalih dan bertakwa sekalipun tetap akan dihisab terlebih dahulu bila matinya bukan mati syahid. Namun, karena memiliki utang, maka meskipun mati syahid bahkan sampai tiga kali tidak bisa masuk surga sebelum utangnya lunas. 

Lantas bagaimana dengan kita yang kemungkinan besar meninggalnya tidak di medan perang? Kalaupun Allah takdirkan kita mati syahid, tapi mustahil bisa sampai dua kali, apalagi tiga kali.  

Wah, yang tadinya mau masuk surga bisa-bisa masuk neraka bila amal shalihnya habis digunakan bayar utang di akhirat. Naudzubillahi min dzalik. Maka, berupaya seriuslah agar utangnya segera lunas di dunia. 

Salah satu caranya dengan menambah pemasukan dengan berbagai cara yang halal dan menghentikan pengeluaran sekunder apalagi tersier agar dapat membayar utang dengan lancar sesuai jadwal. Bila perlu lebih ketat lagi dalam pengeluaran primer, misal, yang tadinya makan sehari tiga kali menjadi dua kali; yang tadinya makan dengan daging menjadi dengan tahu tempe. 

Berdoa dengan ikhlas dan khusyuk di waktu-waktu mustajab agar dimudahkan untuk membayar utang. Salah satu doa yang dapat dibaca sebagai berikut, 

اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙŠ Ø£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ الْÙ‡َÙ…ِّ ÙˆَالْØ­َزَÙ†ِ ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ الْعَجْزِ ÙˆَالْÙƒَسَÙ„ِ ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ الْجُبْÙ†ِ ÙˆَالْبُØ®ْÙ„ِ ÙˆَØ£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ غَÙ„َبَØ©ِ الدَّÙŠْÙ†ِ ÙˆَÙ‚َÙ‡ْرِ الرِّجَالِ

Bacaan latin: Allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal hazan, wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'uudzu bika min qahrir rijaal.

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesumpekan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari ketakutan dan kekikiran, dari lilitan utang dan kezaliman orang-orang."

Namun bila Allah SWT tetap menguji kita dengan kesempitan rezeki sehingga belum dapat membayar utang, segera hubungi pemberi pinjaman untuk meminta maaf, kesampingkan rasa malu atau gengsi. 

Jangan pula pura-pura enggak melihat bila berpapasan di jalan. Apalagi sampai lebih galak dari yang nagih utang. Sekali lagi segera hubungi pemberi pinjaman, minta maaf dengan tulus karena belum sanggup membayar. Lalu sampaikan keseriusan untuk melunasi utang sembari meminta untuk menjadwal ulang pembayaran.

Semoga kita semua termasuk orang yang tidak mudah berutang dan kalaupun berutang segera dapat dilunasi sehingga tidak menimbulkan masalah di dunia apalagi di akhirat nanti. Aamiin.[] 


Depok, 6 Dzulqaidah 1444 H | 26 Mei 2023 M


Joko Prasetyo 
Jurnalis
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar