Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pentingnya Ilmu untuk Pembentukan Karakter


Topswara.com -- Orang tua pada umumnya pasti menginginkan anaknya menjadi qurrota a'yun. Anak yang berbakti, menurut sama orang tua, dan tentunya berguna untuk bangsa dan negaranya. Terbukti keinginan itu selalu dipanjatkan oleh setiap orang tua dalam shalatnya. 

Viralnya kasus kekerasan yang dilakukan anak pejabat pajak, menghentak perhatian publik. Sekaligus membuka mata dan menuai tanya dalam benak kita. Ada apa dengan anak remaja di masa kini? Mengapa di usia muda sudah mampu bertindak sebrutal itu? 

Bila menilik pendapat Menko Polhukam Mahfud Md mengaku tak habis pikir ada anak pejabat pajak yang tega menganiaya seseorang hingga koma. Menurut Mahfud, orang tua Mario, yakni Rafael juga harus bertanggungjawab atas tindakan sang anak, dikutip Krjogja.com (24/22023). 

Menurut penelitian beberapa pihak, salah satu hal yang dikaitkan dengan perilaku buruk anak adalah kesalahan pola asuh dalam keluarga. Keluarga bertanggung jawab penuh untuk memberikan pendidikan kepada anaknya. Ketika pola didik keluarga sudah tertanam dengan baik, maka akan menghantarkan anaknya menjadi anak yang berakhlakul Karimah. 

Di samping itu, pembentukan karakter anak bisa juga didapat dari tempat mereka menuntut ilmu, yakni dari sekolah atau pesantren. Maka dari itu, faktor keluarga serta sistem pendidikan yang mendukung dapat menjadikan anak terbiasa dan terus berusaha menerapkan nilai-nilai baik di kehidupannya. 

Tidak ayal, kehidupan sekuler seperti sekarang, menjadi penyebab banyak orang tua kehilangan arah dan tujuan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Salah satunya tujuan materi mendominasi. 

Sehingga pendidikan dipandang sebagai jalan memuluskan cita-cita dalam meraih materi. Mereka tak peduli apakah sekolah yang dipilih memiliki kurikulum terbaik atau tidak. Demi gengsi dan tujuan materi, para orang tua memaksakan mencari tempat pendidikan yang elit meskipun dengan harga selangit. 

Hal ini bisa terjadi karena ketidak pahaman orang tua mengenai perannya dalam keluarga. Mereka dengan mudah memberikan kepercayaan kepada institusi pendidikan sekalipun tidak memberikan jaminan perubahan akhlak baik pada anak mereka. 

Kurikulum pendidikan saat ini yang berbasis sekuler liberalisme tetap menjadi pilihan sebagian orang tua. Faktanya, justru kurikulum inilah yang menjadi sumber kerusakan pada anak muda. Namun dangat sedikit sekali orang tua yang menyadarinya. 

Pentingnya ilmu untuk bekal mengarungi dunia disalah artikan sebagian pihak. Banyak kalangan justru menjadikan pendidikan sebagai peluang bisnis. Dalam sistem kapitalisme, pendidikan hanya untuk menyiapkan generasi siap kerja. Meskipun demikian, pada kenyataannya lulusan sekolah menengah bahkan sarjana sekalipun sulit mendapatkan pekerjaan. 

Alhasil, kekeliruan memahami arti pendidikan mengakibatkan rendahnya tarap berpikir pada jiwa pemuda. Juga mengakibatkan meningkatnya kasus kriminal di kalangan pemuda. 

Islam menjadikan peran penting orang tua dalam mendidik generasi. Dengan menanamkan aqidah Islam sebagai pondasinya. Negara dalam hal ini wajib menyelenggarakan pendidikan berbasis akidah Islam. Karena negara adalah institusi utama yang bertanggung jawab atas pendidikan rakyatnya. 

Dengan demikian, akan terbentuklah pemahaman di masyarakat tentang pentingnya sebuah pendidikan. Pendidikan tidak hanya untuk meraih ilmu semata, namun bagaimana supaya ilmu tersebut bisa menjadikan manfaat bagi diri, lingkungan, serta negara. Dan yang lebih penting lagi, bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya. 

Wallahu'alam bishawwab.



Oleh: Tika Kartika
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar