Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Janji Manis Proyek KCJB, Jebakan Manis Kapitalis


Topswara.com -- Kereta Cepat bak lentera diruang khusus memberi cahaya dan penghangat pada penghuninya. Begitupun yang terjadi pada transportasi yang dibangun oleh pemerintah. 

Hanya dapat dinikmati dan menguntungkan sebagian penduduk saja, transportasi ini digadang-gadang mampu mempersingkat jarak tempuh Jakarta ke Bandung.

Naasnya proyek yang digadang-gadang murah makin kesini kian membengkak, awalnya US$5,13 miliar kemudian angka itu berubah menjadi US$6,07 miliar kemudian naik US$7,5 miliar atau setara 117, 75 triliun. Karena modal yang makin memuncak pemerintah menambah utang ke China Development bank supaya kereta cepat segera beroperasi di tahun 2023 ini, CNBC Indonesia (16/02/2023).

Meniti persoalan utang yang membengkak membuktikan pemerintah tidak cermat dalam membangun fasilitas untuk publik. Proyek ini sejatinya bukan program prioritas dan manfaat bagi rakyat, melainkan membahayakan kedaulatan negara karena utang seperti ini.

Demikianlah, negara kapitalis mengeluarkan utang bukan untuk membantu melainkan ada maksud yang tersirat. Ini adalah jebakan untuk membungkam negara-negara agar tunduk pada kapitalisasi, negeri-negeri Muslim. 

Khususnya akan sulit berkutik membela diri serta mempertahankan kedaulatan negara karena jebakan utang. Begitulah desain ekonomi kapitalis yang sangat kejam dan membahayakan umat serta kedaulatan negeri terancam akan diduduki oleh mereka.

Disisi lain proyek KCJB ini hanya membawa persoalan yang makin pelik melakukan revolusi di tengah umat, padahal masih banyak persoalan urgen mendapatkan uluran tangan dari pemerintah seperti mengentaskan kemiskinan, rumah layak huni, stunting, bangunan sekolah, jalan dan lain-lain. 

Sebaiknya pemerintah memprioritaskan masalah yang menimpa rakyat banyak daripada sibuk mengurusi proyek yang menambah masalah.

Sangat berbeda dengan sistem Islam yang memiliki visi besar mengurusi urusan umat, Islam memiliki prioritas yang jelas dalam membangun infrastruktur contohnya megaproyek Hejaz Railway atau jalur kereta api Hijas yang dibangun dengan tujuan mempermudah pelayanan jemaah haji. 

Jalur kereta api ini dibangun di era Khilafah Utsmaniyah kepemimpinan Sultan Abdul Hamid II,  jalur ini membentang antara Damaskus-Amman sampai ke Madinah. Masya Allah, jelas yang merasakan bukan beberapa golongan orang saja, tetapi dinikmati untuk seluruh kaum muslim.

Kemudian dari segi pendanaan negara Islam tidak akan melakukan utang luar negeri untuk membangun infrastruktur melainkan di ambil dari kas negara jikalau dana kurang maka sumbangan akan dilakukan oleh kaum Muslim, angkatan bersenjata, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan dari kantong pribadi pemimpin seperti halnya Sultan Abdul Hamid II lakukan saat membangun kereta Hijaz.

Negara Islam terkenal akan kekayaan alamnya maka sangat jarang kas negara kosong atau kekurangan apalagi kekayaan alam itu di kelola sendiri tanpa campur tangan asing, sehingga menyulitkan para kapital menjebak pemimpin muslim dengan utang luar negeri. 

Inilah gambaran Khilafah, negara Islam jaya bukan hanya dalam aspek syariatnya melainkan ekonominya pula, sehingga pertahanan dan kedaulatan negara akan terus tegak jika diayomi oleh pemimpin seperti khalifah di masa kejayaan Islam.
Wallahu a’lam bisshawab



Oleh: Sasmin
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar