Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana Menciptakan Pemuda Berkualitas?


Topswara.com -- Generasi merupakan bibit unggul bagi negara untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Karena itu, dengannya pemerintah bergerak demi perkembangan potensi setiap anak muda.

Seperti yang dilansir oleh (tirtamedia.id 25/112022), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara menggagas program guru tamu, untuk pelayanan pembelajaran yang berkualitas. 

Guru tamu ini berlatar belakang profesi usaha dan industri yang akan mengajar di tingkat SMK, dengan tujuan agar di antaranya banyak yang mengetahui  perkembangan teknologi, meningkatkan soft skill, leadership dan karakter yang dimiliki siswa sebagai bentuk pengetahuan siswa ketika memasuki dunia kerja seperti kemampuan komunikasi, teknologi dan lainnya.

Program ini merupakan pengganti kurikulum lama yang disesuaikan dengan kondisi terkini serta kebijakan sekolah sekaligus program kurikulum baru SMK tingkat keunggulan, tambahnya.

Pemuda Indonesia adalah harapan bangsa untuk meneruskan jejak pahlawan Indonesia dan anak muda merupakan aset masa depan Indonesia. Maka sudah sepatutnya anak muda hari ini memberikan inovasi dan kontribusinya untuk memajukan bangsa, sebagaimana pemerintah merancang sebuah kurikulum pendidikan ditahun 2024 yang bervisi menjadikan anak berdaya kritis, kreatif, inovatif dan berdaya saing global.

Sayangnya, saat ini anak muda dikungkung oleh kurikulum sekular kapitalisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Miris rasanya melihat kondisi pendidikan negara kita, sebab para pemimpinnya hanya sibuk gonta-ganti kurikulum yang justru sampai sekarang tidak juga membuat anak generasi mudah menjadi cerdas seluruhnya. Adapun yang cerdas, itu hanya karena bawaan dari lahir atau karena orang tuanya yang begitu gesit memberi mereka ilmu yang ia tidak dapatkan disekolahnya.

Alih-alih memperbaiki kurikulum, pemerintah justru lagi-lagi menerapkan program pembelajaran di sekolah yang di bawakan oleh guru tamu yang berasal dari luar instansi sekolah, dengan harapan siswa SMK dibimbing langsung oleh praktisi yang profesional sebagai tindak lanjut visi pemerintah memperkuat SDM melalui lembaga pendidikan.

Mengapa bukan para pendidik yang dibiayai untuk belajar dan memperdalam ilmu di setiap jurusan masing-masing? Supaya pekerjaan para guru yang sesuai jurusan tidak di ambil alih oleh instansi lain, bukankah jika instansi lain mengambil alih peran para guru, maka para guru akan kehilangan pekerjaannya?

Di samping itu, jika di amati lebih dalam, kita bisa dapati bahwa dibalik program guru tamu, nampak sebuah skenario yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yakni mengeksploitasi potensi anak muda untuk para oligarki. 

Siswa seolah didorong mempunyai skill dan daya saing untuk terjun didunia industri setelahnya pemerintah membentang karpet merah untuk para kapitalis asing supaya membangun perusahaan-perusahaan besar dengan begitu kekayaan negeri yang berlimpah di ambil alih oleh kapitalis asing.

Hingga generasi bangsa yang sudah mengembangkan potensinya justru menjadi korban saingan pekerja asing. Oleh karena itu, banyak generasi yang berlomba-lomba membentuk kepribadian ala kapitalis yakni mereka disibukkan belajar sekedar mendapat pekerjaan dan mencapai materi yang banyak.

Perlu kita ketahui bahwa, pendidikan begitu besar pengaruhnya sehingga para kapitalis memilih dunia pendidikan untuk melancarkan strateginya, oleh sebab itu butuh kurikulum yang baik dan benar supaya generasi bangsa punya tujuan yang baik dan benar demi kemajuan negara.

Sebagaimana dalam pendidikan Islam yang bukan sekedar membentuk pribadi yang berdaya kritis, kreatif, inovatif dan berdaya saing melainkan membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT. Serta tangguh menghadapi setiap rayuan para kapitalis sekuler.

Di samping itu, generasi muda dalam Islam akan menjadi seorang mujtahid dan potensi yang dimilikinya akan dikontribusikan untuk kemajuan negara dan menciptakan lapangan kerja seluas-seluasnya serta mengelola kekayaan sendiri tanpa bergantung pada investor asing.

Pemuda dalam Islam harus memiliki visi hidup yang jelas yakni menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah SWT. Serta memiliki kepandaian ilmu yang memberinya bekal dunia dan akhirat. Imam Syafi’i pernah berkata, hidupnya seorang pemuda adalah ilmu dan takwa. Ada tiga kunci dari perkataan imam Syafi’i, pertama pemuda, kedua ilmu, ketiga takwa. 

Oleh karena itu, para peserta didik yang di gelar generasi mudah selanjutnya tidaklah membutuhkan pergantian kurikulum berkali-kali, namun mereka butuh kurikulum yang shahih dan mustanir, kurikulum yang mampu mencerdaskan mereka hingga benar-benar bisa menjadi generasi cerdas untuk masa depan negara.  Namun semua itu hanya akan terwujud kala syariat Islam diterapkan di bumi Allah, sebab hanya syariat Islam yang takkan ragu untuk menerapkan kurikulum yang shahih dan mustanir.
Wallahu a’lam bisshawab


Oleh: Sasmin
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar