Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rohingya Tertindas Butuh Solusi Tuntas


Topswara.com -- Kasus Rohingya belum juga temu solusi tuntas. Ratusan pengungsi Rohingya kembali terdampar dua hari berturut-turut, beberapa waktu lalu. Rombongan pertama tiba di pesisir desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 25 Desember 2022. Lima puluh tujuh pengungsi diangkut menggunakan kapal. Diduga kapal bocor, rusak dan terbawa angin hingga perairan Aceh. Esok harinya (26/12/2022), sebuah kapal dengan jumlah penunpang sekitar 174 orang menepi di pesisir Desa Ujung Pie, Kecamatan Muara Tiga, Pidie.

Imigran etnis Rohingya ditampung sementara di SMPN 2 Curei, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, Aceh (bbc.com, 28/12/2022). Namun, beberapa elemen masyarakat merasa terganggu dengan keberadaan para pengungsi. Tak hanya itu, SMPN 2 Curei pun tak bisa lama-lama dijadikan tempat pengungsian. Karena 1 pekan lagi akan digunakan sekolah. Akhirnya pemerintah mendiskusikan masalah tersebut, dan akan menempatkan ratusan pengungsi di lokasi khusus.

Perwakilan UNHCR (United Nations High Commisioners for Refugees/ Badan Pengungsi PBB) di Indonesia menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia mengenai penempatan para pengungsi. UNHCR pun menekankan bahwa pengungsi pun manusia yang memiliki hak tinggal. 

Dan sudah selayaknya, manusia harus bisa saling membantu. PBB mengimbau negara-negara lain untuk membantu muslim Rohingya yang terdampar di laut selama berminggu-minggu di Samudera Hindia. Setidaknya ada sekitar 20 orang tewas mengenaskan. Miris.

Nasib kaum Rohingya telah lama menderita. Di negara asalnya mereka diperlakukan tak manusiawi oleh pemerintah Myanmar. Rumah mereka dibakar, diusir dari wilayah tinggalnya, dan mendapatkan perbuatan zalim lainnya. 

Kondisi camp pengungsian pun tak layak. Akhirnya mereka berbondong-bondong keluar dari wilayah mereka. Mereka berlayar ke negeri-negeri Muslim tetangga, demi mendapatkan pertolongan. Berharap dapat hidup layak di negeri Muslim lainnya. 

Hanya menggunakan kapal tradisional, mereka berlayar. Penuh resiko, terombang-ambing di lautan lepas. Tanpa ada kepastian nasib. Tanpa ada makanan layak untuk bertahan hidup. Mirisnya, saat mereka tiba di negeri kaum muslim yang lain, nasib mereka masih terkatung-katung. Hingga tak tahu harus mengadu pada siapa.

PBB, sebagai badan keamanan dunia tak memberikan solusi pasti tentang nasib para pengungsi Rohingya. PBB tak dapat bersikap tegas atas kasus ini. PBB tak menegaskan pada negara-negara lain agar dapat membantu pengungsi Rohingya. 

Mengenai tragedi yang menimpa kaum Rohingya yang terdampar di Aceh, sebetulnya Indonesia tak memiliki tanggung jawab penuh atas kondisi Rohingya. Justru kasus ini adalah tanggung jawab penuh pemimpin dunia.
Namun, ternyata para pemimpin dunia tak mempedulikan atas segala tragedi yang terjadi. 

Inilah akibat sistem kapitalisme yang merugikan seluruh umat dunia. Sistem ini menghitung-hitung materi yang dikeluarkan demi kebutuhan umat. Sementara, kebutuhan yang bukan prioritas kebutuhan umat justru didukung karena menghasilkan keuntungan materi. Sistem rusak ini tak akan pernah berdiri tegak membela kaum muslimin yang tengah terpuruk.

Solusi yang disajikan PBB hanyalah solusi pragmatis yang parsial. Tanpa tuntas menyelesaikan. Solusi tempat pengungsian sementara misalnya. Lantas, bagaimana kelanjutan nasib para pengungsi Rohingya?

Seharusnya, PBB mengusut tuntas pemerintah Myanmar zalim, yang menjadi pangkal segala masalah pengungsi Rohingya. Masalah Rohingya tak akan pernah selesai sempurna hanya dengan himbauan, ajakan atau sekedar bantuan. 

Karena yang menjadi sebab utama adalah biadabnya rezim Myanmar. Masalah ini pun tak hanya sekedar masalah kemanusiaan semata. Namun, masalah sistematis yang harus disolusikan secara sistemik. Masalah ini intinya pada keselamatan jiwa kaum muslimin.

Satu-satunya solusi yang dapat menuntaskan adalah kebijakan sistem Islam yang dapat memberangus kejahatan rezim Myanmar. Negara dengan sistem Islam, dapat menjadi perisai yang dapat melindungi seluruh jiwa kaum muslimin. Sistem ini pun dapat menjaga setiap jiwa dari segala bentuk bahaya dan ancaman.

Rasulullah SAW. bersabda, yang artinya,

"Sesungguhnya Al Imam (Khalifah) itu perisai, dimana orang-orang akan berperang di belakangnya, untuk berlindung dari musuh dengab kekuasaannya" (HR. Al Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan lainnya).

Jelaslah, bahwa khilafah akan selalu menjaga dam membela hak-hak kaum muslimin Rohingya. Sistem Islam mengutamakan segi iman dan takwa. Pemimpin yang lahir pun, membela umat muslimin dengan seluruh kekuatan karena mengharap ridha Allah SWT. semata. Tanpa memperhitungkan untung atau rugi secara materi. Khilafah adalah negara adidaya yang memiliki kekuatan besar dalam konstelasi politik internasional. 

Khilafah akan memberikan sanksi tegas pada rezim Myanmar yang telah berlaku keji pada kaum muslimin Rohingya. Bahkan khilafah dapat menyiapkan beribu pasukan untuk menggempur Myanmar yang zalim. Demi mewujudkan jaminan keamanan nyawa, harta, serta kehormatan kaum muslimin Rohingya. 

Inilah solusi sistemis yang dapat menuntaskan seluruh masalah pengungsi Rohingya. Solusi Islam yang adil dan bijaksana.

Wallahu a'lam bisshawwab.


Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar