Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tawuran Remaja Beranak Pinak, Islam Solusinya


Topswara.com -- Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pelajar berlari dan memanjat bangunan di sebuah SPBU di Jalan Kapten Soemarsono, Deli Serdang, Sumatera Utara, karena dikejar tiga orang yang membawa tongkat dan celurit.

Dikutip dari Kompas.com Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol T Fathir Mustafa menjelaskan, pelaku berinisial SA (16) ditangkap di rumahnya kawasan Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, pada Sabtu (26/11/2022) siang. 

SA merupakan pelaku utama pembacokan yang menyebabkan korban EFA tewas.
Mantan Kapolsek Medan Baru ini menuturkan, pada saat kejadian, para pelaku ini memang membawa senjata tajam. "Semuanya pakai senjata tajam, tapi ini pelaku utama yang baru ditangkap," ujar dia.

Kejadian tawuran oleh geng motor yang mengakibatkan luka bahkan sampai meninggal kerap kali terjadi, bukan hanya di Medan saja tetapi seluruh kota di Indonesia. Kejadian mengerikan ini dilakukan oleh kebanyakan pelajar hingga mahasiswa. 

Tawuran dilakukan oleh mereka diakibatkan karena tidak paham jati dirinya. Mereka mengira bahwa hidup ini untuk mendapatkan kesenangan materi sebanyak-banyaknya. Sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan tersebut. 

Apalagi, tawuran dilakukan oleh mereka yang masih usia remaja. Di usia ini, kesenangan bagi mereka adalah ketika mendapat pengakuan dari orang lain. Mereka merasa bahwa geng nya adalah yang paling kuat, tidak mau kalah atau direndahkan oleh geng lain. Sekali mendapatkan konflik maka senggol bacok lah yang akan terjadi untuk membuktikan siapa yang paling jagoan. Mereka tega dan tidak takut membahayakan nyawa sendiri maupun nyawa orang lain.

Tentu hal ini harus mendapat perhatian yang serius. Karena pada akhirnya masyarakat menjadi merasa tidak aman dan terancam keselamatannya. Faktanya, kejahatan demi kejahatan terus terjadi. Bahkan kita hanya menunggu waktu untuk menjadi korban jika hal semacam ini terus dibiarkan tanpa ada upaya serius untuk menanggulanginya. 

Ini merupakan bukti nyata bahwa sampai saat ini negara tidak mampu memberi keamanan pada masyarakatnya. Negara juga tidak mampu mendidik masyarakat agar jauh dari perilaku menyimpang bahkan sampai membahayakan nyawa orang lain. Hal ini terjadi secara sistemis di negara yang menganut sistem sekular kapitalisme. 

Dalam hal ini negara membiarkan masyarakat untuk hidup tanpa terikat dengan syariat Islam. Tentu hal ini mengakibatkan kerusakan karena tidak tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah. 

Dalam hal ini perlu adanya sistem kehidupan yang shahih dan akan melindungi masyarakat dari segala kemaksiatan. Islam hadir sebagai sistem kehidupan yang akan secara praktis terwujud dalam sebuah institusi negara, yaitu Khilafah. Khilafah akan memastikan tiga pihak berhasil menjalankan peran masing-masing.

Pihak pertama, yaitu orang tua dan keluarga. Pemahaman anak terkait kehidupan berawal dari ajaran orangtua. Keluarga akan menanamkan prinsip-prinsip akidah islam serta hukum syariat sehingga anak bisa membangun tujuan hidupnya yang diarahkan kepada kemuliaan Islam.

Pihak kedua, yaitu masyarakat. Masyarakat adalah sebuah entitas yang menjadi tempat belajar dan praktek secara langsung bagi generasi. Masyarakat dalam khilafah memiliki corak yang khas, yaitu interaksi diantara mereka adalah amar makruf nahi mungkar. Tolak ukur keberhasilan dan kebahagiaan adalah keridhoan Allah SWT. Maka orientasi kehidupan generasi akan fokus pada aktivitas fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).

Pihak ketiga, yaitu negara. Peran negara adalah memastikan setiap warga negaranya termasuk generasi muda terikat dengan hukum syariat. Maka khilafah akan melakukan pembinaan kepada warga negara melalui sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan ini, akan menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian Islam (syakhsiyah Islam), yaitu pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan Islam.

Kemudian negara akan memastikan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat. Dalam Islam setiap orang berhak mendapatkan jaminan keamanan. Bahkan salah satu tujuan agung syariah Islam adalah menjamin keamanan baik bagi masyarakat maupun negara. Nabi SAW menyebutkan bahwa mendapatkan rasa aman adalah kenikmatan besar dari Allah SWT. Untuk itulah dibentuk institusi kepolisian yang bertugas mewujudkan rasa aman dan tertib di tengah masyarakat. 

Kepolisian adalah kekuatan utama untuk menjaga keamanan dalam negeri dari berbagai ancaman dan gangguan seperti tawuran, pencurian, perampokan, zina, murtad, vandalisme, dan sebagainya. 

Karena vitalnya peran polisi dalam penegakan syariah Islam, maka tidak sembarang orang diterima menjadi polisi. Tidak cukup hanya sehat badannya dan punya keterampilan fisik. Tetapi disyaratkan juga mereka adalah pribadi-pribadi yang bertakwa. Ibnu Azraq menyebutkan, “Wajib bagi Imam/khalifah untuk memilih polisi dari kalangan orang yang tsiqah (terpercaya) agamanya, tegas dalam membela kebenaran dan hudûd (hukum pidana Islam), waspada dan tidak mudah dibodohi.” Inilah solusi solutif yang ditawarkan Khilafah untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan serta membangun generasi unggul. 
Wallahua’lam Bisshawwab



Oleh: Safira Achmad
Sahabat Topswara 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar