Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Presidensi G20, Benarkah Membawa Manfaat untuk Rakyat Indonesia?


Topswara.com -- Gelaran KTT G20 telah usai dilaksanakan dan pemerintah menilai acara tersebut telah sukses dan membawa dampak bagi perekonomian Indonesia.

Dengan mengusung prinsip inklusivitas, KTT G20 tahun ini di bawah kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah tahun ini akan melibatkan 17 kepala negara atau pemerintahan dan 3.443 delegasi.

Menurut Luhut, dampak multiplier effect kontribusi G20 mencapai USD 533 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022 yang sebagian besar akan berputar di Bali. 

Jadi Luhut berharap semua turut berpartisipasi karena diperkirakan lebih dari 12.750 orang yang terlibat dalam pergelaran KTT G20 termasuk di dalamnya pelaku bisnis, tim pendukung delegasi resmi, LSM, utusan lembaga internasional, jurnalis dan pengamat.

Dan tanggal 13-14 November 2022 Konferensi Forum B20 yang merupakan rangkaian acara dari KTT G20 resmi dimulai yang dilaksanakan di Kamar Dagang Indonesia (Kadin). B20 atau Businnes 20 merupakan forum bisnis global dalam agenda G20. Dan hasil dari diskusi B20 akan mendorong negara anggota G20 agar terus berkolaborasi secara simultan. Dan hasil diskusi tersebut direkomendasikan dan  disampaikan kepada presidensi G20.

Terkait kekhawatiran berbagai pihak bahwa  puncak dari acara KTT G20 tersebut tidak mencapai Komunike dari kepala negara, Luhut tak ambil pusing. Menurutnya, mencapai Komunike atau tidak, yang jelas G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sudah menghasilkan banyak kesepakatan diberbagai bidang.

Perhelatan Akbar dari KTT G20 itu sendiri pun menuai kontra ketika presiden Rusia tidak hadir dan wacana perdamaian yang antara Rusia dan Ukraina tidak diangkat sebagai isu yang dibahas dalam konferensi tersebut.

Belum lagi persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya kemiskinan, konflik sosial, pengangguran, tingkat kriminalitas yang tinggi apakah isu ini juga dibahas dalam konferensi tersebut sehingga mencapai solusi untuk mengatasi krisis berbagai bidang yang melanda Indonesia.

Sungguh keberadaan Indonesia sebagai Event organizer (EO) dalam KTT G20 ini justru hanya melayani kepentingan negara besar. Kalaulah diklaim mendapatkan keuntungan ekonomi seperti apa yang disampaikan Luhut, apakah benar keuntungan itu dirasakan oleh rakyat secara luas dan bukankah jika keuntungan itu ada sifatnya hanya sesaat saja? Yaitu selama KTT G20 berlangsung saja bahkan sifatnya hanya perekonomian lokal saja  yaitu hanya berkisar di daerah Bali sebagai daerah pelaksana KTT tersebut.

Kapitalisme Sumber Masalah

Sejak dominasi sistem kapitalisme, seluruh dunia telah hidup dalam kegelapan sistem ini, setelah gagal menciptakan kehidupan ekonomi yang bebas dari krisis yang mengakibatkan kemiskinan, kelaparan, pengangguran, gelandangan, dan kemelaratan pada tingkat yang tinggi dan berbahaya, karena beberapa faktor, terutama globalisasi ekonomi. 

Globalisasi telah mendominasi dunia selama dua puluh tahun terakhir dan telah berdampak besar pada krisis ekonomi yang sedang berlangsung. Integrasi ekonomi lokal ke dalam ekonomi internasional, yang didominasi oleh Amerika karena dominasi politiknya, justru telah memperluas masalah ekonomi ke semua negara di dunia.

Kita harus menyadari bahwa pada faktanya Indonesia hanyalah menjadi pangsa pasar bagi negara maju. Dan dengan adanya kesepakatan-kesepatan ataupun kerjasama justru itu akan semakin mengokohkan hegemoni ekonomi negara maju terhadap Indonesia. Dan lagi-lagi rakyat akan menjadi korbannya karena harus mengikuti kebijakan negara yang harus mengikuti aturan main negara maju tersebut. Namun sayang hal ini tidak disadari oleh penguasa.

Seharusnya Indonesia menyadari bahwa persoalan bangsa ini baik itu ekonomi, politik, budaya, hukum dan sebagainya adalah akibat dari diterapkanya sistem kapitalisme di negeri ini. Sistem ini telah menghancurkan secara sistematis seluruh sendi-sendi kehidupan.

Maka dari itu untuk menyelesaikan semua persolan bangsa ini sudah seharusnya kita mencampakkan kapitalisme yang menjadi biang masalah problemantika di negeri ini, bukan semakin megokohkannya dengan mengandeng negara-negara kapitalis. Tetapi harusnya segera mencari sistem pengganti yang bisa memecahkan semua problemantika kehidupan. Dan sistem Islam siap menggantikannya.

Islam Solusi Tuntas

Sistem yang dibawa Islam secara empiris pernah menaungi umat Islam bahkan nonmuslim selama belasan abad.

Di masa itu, umat Islam pun mampu tampil sebagai umat terbaik, memimpin peradaban cemerlang sekaligus menebar rahmat ke seluruh dunia.

Sistem ini bukan sistem buatan manusia seperti halnya dengan sistem buatan manusia lainnya (komunisme dan kapitalisme). Sistem ini berasal dari Allah, pencipta semua manusia dan pencipta segalanya.

Oleh karenanya Islam menjadi ideologi umum untuk semua urusan kehidupan, sehingga Islam mampu mengatasi problematika manusia dan mengatur seluruh urusan kehidupan secara penuh, baik secara ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan.

sistem ini memastikan kehidupan yang layak bagi semua orang, Muslim dan non-Muslim, selama hampir 13 abad tanpa krisis dan masalah, bahkan sebaliknya

Islam menggunakan sistem moneter Islam yaitu emas dan perak (dinar dan dirham). Mata uang ini telah terbukti anti krisis sepanjang sejarah umat manusia. Karena mampu menjamin kestabilan moneter, tahan inflasi, dan bersifat universal.

Politik ekonomi Islam memastikan dan menjamin setiap individu rakyat terpenuhi kebutuhannya, baik sandang, pangan, papan maupun pendidikan dan kesehatan. Mekanisme pemenuhan ekonomi rakyat ditetapkan dengan kewajiban bekerja pada pria dewasa yang mampu. Mereka diwajibkan menafkahi istri, anak, dan keluarganya. Sehingga negara akan menjamin penyediaan lapangan kerja. 

Bagi rakyat yang tidak mampu (karena cacat fisik atau mental, dan lain-lain), atau mengalami kerugian sampai jatuh miskin dan banyak utang, maka Islam menetapkan mekanisme lain. Yaitu melalui distribusi zakat atau pemberian bantuan cuma-cuma oleh negara. Sehingga, dalam sistem Islam tidak dijumpai kemiskinan ekstrem dan permanen.

Selain itu Islam tidak menjadikan utang luar negeri sebagai pemasukan negara karena hal ini akan menjadi alat penjajahan. Tetapi sumber pendapatan diambil dari ghanimah, kharaj, jizyah, serta zakat yang dikhususkan untuk delapan golongan. Kas negara juga diambil dari pendapatan hasil dari pengelolaan sumber daya alam milik umum. 

Harta tersebut digunakan untuk operasional pemerintahan, penyediaan kebutuhan urgen masyarakat, jaminan pengadaan kebutuhan pokok rakyat, untuk pengembangan dakwah, dan sebagainya. Selain itu aset-aset sumber daya alam yang berkaitan dengan hutan, tambang dan air ditetapkan milik umum yang haram diprivatisasi. Negara wajib mengelolanya dengan amanah dan hasilnya dikembalikan kembali untuk kepentingan rakyat.

Islam juga menghapus semua pungutan pajak yang bersifat permanen. Pajak (dharibah) hanya boleh dipungut dalam kondisi darurat dengan objek pungutan pada orang kaya. Setelah kondisi darurat ini kembali normal maka pajak dihentikan.

Islam juga tegas terhadap praktik korupsi, suap, dan penyelewengan lainnya. Penegakan hukumnya yang adil tanpa tebang pilih terhadap berbagai pelanggaran di tengah masyarakat dapat meminimalisasi tindak kejahatan.

Sistem pendidikan Islam, melahirkan generasi saleh bertakwa dan berkepribadian Islam, yang juga mempunyai keahlian dan keterampilan dalam melayani kebutuhan masyarakat. Sehingga akan bermunculan generasi generasi emas penopang peradapan yang cerdas dan berlandaskan iman.

Sesungguhnya, Islam telah menjelaskan semua itu dengan gamblang dalam Kitab Al-Qur’an dan sunah Rasulullah, yang tercakup dalam masalah akidah dan hukum-hukum syariatnya. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa Islam bukan agama ritual belaka, bukan pula sekadar ide-ide teologi atau kepastoran. Akan tetapi, Islam adalah suatu metode kehidupan tertentu, yang mampu memecahkan problemantika umat.

Jadi tidak diragukan lagi solusi tuntas untuk bangsa ini adalah dengan diterapkannya sistem Islam kaffah, yang  dengan keunggulan-keunggulannya terbukti mampu menjadi solusi bagi krisis global serta mampu menjamin kesejahteraan dan kemakmuran umat manusia di seluruh alam.


Oleh: Nur Hidayah
Aktivis Muslimah Magelang
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar