Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pelajar Niradab, Produk Pendidikan Sekuler Liberal


Topswara.com -- Aksi biadab yang dilakukan oleh sekelompok anak SMP di Tapanuli Utara yang tengah viral dan menuai banyak kecaman dari warga net kini telah ditangani oleh pihak kepolisian. 

Dalam video yang berdurasi kurang dari satu menit tersebut menunjukkan seorang nenek yang sedang berjalan sendirian dihampiri oleh sekelompok anak SMP bermotor, lengkap dengan seragamnya. 

Tidak lama kemudian mereka menghentikan motor di dekat nenek itu. Dua anak yang berboncengan turun dari motor. Sempat terlihat ada obrolan di antara mereka, namun tidak terdengar apa yang dibicarakan. 

Tidak lama kemudian temannya yang di depan turun menghampiri nenek tersebut lalu menendangnya sampai terjungkal. Setelah nenek tersebut terjungkal dan sempat teriak lalu bangun dan pergi, mereka si kelompok anak SMP bermotor tersebut menertawakannya. Aksi yang tidak bermoral tersebut direkam oleh salah satu dari mereka, lalu diuploadnya di story WhatsApp miliknya.

Kini kasus tersebut telah ditangani oleh Kapolsek setempat. Para pelaku dibawa ke Polsek untuk diadili. Motif dari pelaku melakukan hal tersebut hanya keisengan saja rupanya. Karena alasan masih di bawah umur, mereka dikembalikan ke orang tuanya masing-masing namun masih dalam pengawasan pihak kepolisian. 

Video tersebut menuai kecaman setiap mata yang melihat. Pasalnya bagaimana bisa seorang nenek yang tidak tahu apa-apa dianiaya dan pelakunya berstatus pelajar. 

Sangat disayangkan hal tersebut terjadi lantaran yang seharusnya anak yang berpendidikan yang duduk di bangku sekolah mampu memberikan contoh yang terbaik untuk masyarakat, malah justru yang terlihat adalah potret bahwa mereka tidak terdidik. 

Inilah potret buruk hasil dari pendidikan saat ini. Yang mana sistem pendidikan hari ini tidak mampu membuat anak berpikir cerdas dan berakhlak mulia, tapi malah sebaliknya menghasilkan anak didik yang tidak bermoral dan tidak berakhlak.

Juga efek dari mengakses sosial media yang tiada batas dan menirukan apa yang ada didalamnya sekalipun hal buruk karena dasar aqidah pada diri mereka tidak dipahamkan.

Hampir setiap hari ada-ada saja berita tentang anak sekolah yang melakukan hal yang menyimpang seperti terjerumus pergaulan bebas, kasus bullying, kasus narkoba dan masih banyak lagi. 

Hal tersebut menunjukkan sistem pendidikan hari ini begitu suram, tidak mampu mencetak generasi bangsa yang berakhlak dan bertakwa. Pendidikan yang berbasis sekuler sejatinya tidak mampu diharapkan untuk kemajuan peradaban. 

Karena pada dasarnya sistem ini hanya akan melahirkan generasi yang jumud, malas-malasan, maunya serba instan, yang sebagiannya hanya ingin mengejar nilai tinggi dan generasi yang siap bekerja hanya untuk mengejar materi. 

Bukan generasi yang mampu berpikir dan bertakwa, mampu mencetak generasi maju dan berwawasan luas yang mempunyai budi pekerti luhur dan berakhlak, yang sangat dibutuhkan yang pastinya punya potensi untuk memajukan peradaban umat hari ini.

Ibarat kata "sudah jatuh tertimpa tangga pula", sudah biaya pendidikan mahal tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Inilah yang terjadi bila pendidikan berbasis sekuler diterapkan yaitu pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga lahirlah generasi tidak bermoral dan krisis akhlak. 

Kondisi yang begitu miris, di satu sisi orang tua mengharapkan anaknya bersekolah agar menjadi anak yang baik yaitu anak yang mampu berpikir cerdas, menjadi orang yang sukses, orang tua  harus membanting tulang demi anaknya bisa bersekolah, tetapi di sisi lain anak yang diharapkan tidak mampu membuatnya bangga malah berperilaku kriminal.

Selain dari pendidikan yang berbasis sekuler yang tidak mampu melahirkan generasi yang berakhlak, orang tua siswa pun yang seharusnya mempunyai kewajiban yaitu madrasah pertama bagi anak-anaknya. Yang seharusnya mampu mengawasi dan menanamkan dasar akidah dan keimanan kepada anak-anaknya sedari kecil tetapi disibukkan untuk mencari nafkah. 

Terkadang orang tua sibuk memikirkan kebutuhan anak seperti pendidikannya, pertumbuhan fisiknya tanpa mereka mengambil andil dalam membentuk akidah dan akhlak anaknya. Sehingga anak-anaknya pun tumbuh dalam keadaan kurang kasih sayang, krisis akhlak hingga berperilaku kriminal. 

Lalu adakah jalan keluar yang terbaik? Ya, pasti ada! Yaitu dengan Islam. Yang mana Islam bukan sebagai agama ritual, melainkan Islam adalah aturan yang diturunkan oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril yang pasti mampu memecahkan masalah bagi manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. 

Islam mengatur di segala lini kehidupan baik di sistem politik Islam, sistem sanksi atau uqubat, sistem ekonomi, muamalah, sistem pergaulan, dan lain-lain. Sistem pendidikan tidak luput dari aturan dalam Islam. 

Bagaimana Islam mengatur pendidikan yang berbasis akidah yang akan membentuk pelajar cerdas dan bertakwa, didukung oleh penerapan sistem Islam dalam kehidupan sehingga melahirkan masyarakat yang beradab. 

Pendidikan berbasis Islam ini akan mencetak generasi yang cerdas dan bertakwa, yang mana setiap anak dididik dan dibentuk menjadi insan yang mampu berpikir cerdas sehingga akan terlahir generasi yang mampu memberikan kemajuan bagi peradaban umat manusia. 

Islam mengajarkan bagaimana supaya mencintai saudaranya sendiri (saudara sesama muslim) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar di dunia dan di akhirat sesuai dengan kadar kemampuannya. Adapun hadis dari Anas ra. dari Nabi SAW bahwa ia bersabda yang artinya, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (Muttafaq Alaih)

Kita bisa melihat dari suri tauladan terbaik umat Islam yaitu Rasulullah SAW, bagaimana beliau selalu mengajarkan umatnya untuk menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. 

Kisah beliau bersama orang tua yang buta yang beragama Yahudi, yang mana orang tua tersebut setiap harinya selalu disuapi oleh Rasulullah SAW makanan. Ternyata orang buta tersebut sangat membenci Rasulullah dan menyuruh orang-orang yang berjalan di dekatnya untuk membenci Rasulullah dengan menuduhnya tukang sihir, orang gila dan lain sebagainya. 

Dengan sikap orang buta tersebut yang demikian, tidak merubah sikap Rasulullah terhadapnya. Rasulullah masih dengan kelemah lembutannya menyuapi orang tua yang buta tersebut. 

Pada akhirnya Rasulullah wafat dan kepemimpinan diganti oleh Khalifah Abu Bakar Siddiq dan melanjutkan tugas beliau melayani orang tua buta tersebut. Tetapi orang tua tersebut mengetahui bahwa yang menyuapinya bukanlah orang yang selama ini melayaninya. Karena orang yang menyuapinya orang yang begitu lemah lembut. 

Abu Bakar pun menangis karena mengingat Rasulullah. Lalu Abu Bakar pun memberitahukannya bahwa yang melayaninya selama ini adalah Rasulullah SAW, orang yang selama ini dibencinya. Maka seketika orang tua tersebut menangis, dia menyesali perbuatannya dan masuk Islam. Masyaallah!

Tidak diragukan lagi bagaimana hasil dari sistem pendidikan Islam yang melahirkan banyak ilmuwan dan generasi cerdas dan shalih. Seperti pada puncak kejayaan Islam, diawali dengan Bani Umayyah (661-750 M), kemajuan sains dan teknologi dirasakan oleh masyarakat Eropa kala itu dan dilanjutkan di masa Abbasiyah yang merupakan masa pemerintahan cukup lama sekitar 508 tahun. 

Pada saat itu dua sepertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam yang Khalifahnya saat itu adalah Harun Al-Rasyid. Yang mana pada saat itu Harun Al-Rasyid membangun Baitul Hikmah, sebuah perguruan tinggi sebagai pusat penerjemahan lengkap dengan perpustakaan yang jumlah koleksi bukunya sangat fantastis dan kalau dibandingkan dengan peradaban barat saat itu tidak ada apa-apanya.

Pada masa itulah lahirnya orang pintar sekaligus sholih yaitu imam mazhab yang empat yakni Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, lmam Malik dan Imam Ahmad bin Hambal. Majunya peradaban Islam yang didukung oleh kemajuan ilmu menciptakan prestasi yang tidak tertandingi. 

Bahkan Islam lah peletak dasar peradaban dunia yang sekarang berkembang. Sehingga pada saat itulah lahirnya para ilmuwan muslim beserta karyanya seperti al-Biruni yang ahli dalam bidang fisika dan kedokteran, Jabir bin Hayyan (Geber), Al-Khawarizmi (Algoritma) ahli ilmu matematika, Alkindir pakar bidang filsafat, Al Farazi, Al-Fargani, Al-Bitruji menguasai bidang astronomi, Hasan bin Haytami pakar di bidang optik, Ibnu Rusyd (Averroes) ahli di bidang filsafat, Ibnu Sina (avicenna) dan Ibnu Khaldun pakar sejarah dan sosiologi. 

Saat itulah Daulah Islam menempatkan posisi sebagai negara super power yang menjadi kiblat bagi dunia, jauh lebih berjaya dan mulia dibandingkan Amerika dan Barat saat ini. Luar biasa bukan, para ilmuwan yang dihasilkan dari sistem pendidikan Islam?

Jadi hanya sistem pendidikan Islam lah yang mampu melahirkan generasi hebat pembawa perubahan bagi peradaban bangsa. Yang pastinya didukung oleh penerapan sistem Islam secara kaffah yaitu daulah khilafah Islamiyyah. 

Imam Syafi'i pernah menyampaikan, ''sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan bertakwa (memiliki ilmu dan bertakwa). Karena apabila kedua hal itu tidak ada, seolah-olah ia tidak dianggap hadir dalam kehidupan." 

Lantas bagaimana kabarnya dengan pemuda saat ini?


Oleh: Andriani
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar