Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Fenomena Live Konser, Kemana Generasi Diarahkan?


Topswara.com -- Paska pandemi masyarakat mulai beraktivitas normal. Dunia hiburan tak luput dari antusias para pemuda menghabiskan waktunya untuk mencari kegembiraan melepas penat dari beban kehidupan. 

Antusiasme ini terlihat pada festival musik yang diadakan di Istora Senayan dengan mengambil judul "Berdendang Bergoyang" selama 3 hari. Namun belum usai sampai hari ketiga acara diberhentikan oleh pihak kepolisian lantaran dinilai kelebihan kapasitas. 

"Kegiatan Berdendang Bergoyang terpaksa kami hentikan karena over kapasitas dan membahayakan penonton," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022) malam, dilansir dari Kompas.com

Masih acara musik yang kurang lebihnya sama. Promotor negeri ini mengadakan konser boyband asal negeri gingseng yakni NCT 127. Melansir dari media Kompas, di hari kedua pihak polisi meningkatkan keamanan guna menghindari resiko berbahaya dari aktivitas kerumunan. 

Kombes Pol Endra Zulpan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya hari Sabtu (5/11/2022) mengatakan," Kami menambah aparat keamanan di sekitar panggung, aparat keamanan khususnya pihak kepolisian." Bahkan sebelumnya pihaknya telah menghentikan konser NCT 127 yang diadakan di ICE BSD, Tangerang, Jum'at (4/11/2022) karena menimbulkan kekacauan saling berdesakkan bahkan ada yang pingsan. 

Lucunya kenapa aparat baru mempermasalahan ketika ada kerumunan yang telah nampak menimbulkan kekacauan? Belajar dari tragedi kerumunan di berbagai kegiatan dalam dan luar negeri yang menimbulkan dampak berdesakkan lalu jatuh dan saling injak bahkan bisa sampai sesak nafas lalu pingsan. Selayaknya aparat bisa memitigasi sebelum acaranya terselenggara. Terlebih jika diketahui acara tersebut ada penjualan tiket yang over kapasitas. Ditambah adanya celah peluang meminum minuman keras dan kemaksiatan lainnya yang tak ada batasan antara laki-laki dan perempuan campur baur dalam satu kesempatan. 

Kenapa industri hiburan seperti konser musik banyak diminati dan masih banyak diselenggarakan? 

Dilansir dari akun instagram resmi Dendang Bergoyang menjual harga tiket masuk mulai dari 275 ribu sampai 790 ribu tiket pass 3 hari. Sedangkan untuk konser NCT nampak di akun Dyandraglobal selaku promotor resminya mengumumkan harga tiket konsernya di Indonesia dijual mulai dari Rp1,045 juta hingga Rp2,97 juta dengan delapan kategori, mulai dari yang duduk hingga berdiri untuk festival. Angka yang tidak murah untuk sekedar menonton konser musik secara langsung. 

Tak lain dan tak bukan keuntungan masih menjadi tujuannya. Sebab industri hiburan khususnya konser musik diyakini masih menjadi bisnis yang menggiurkan alias menguntungan menghasilkan cuan. Bak gayung bersambut, hal ini dianggap beberapa generasi sekarang adalah hal yang lumrah ketika mereka menginginkan hiburan, terlebih dari artis yang diidolakan. Seberapapun harga tiketnya dianggap sebanding dengan ekspetasinya bisa bertemu langsung tanpa batas layar kaca dan bisa bernyanyi bersama.

Maka tak heran ketika pihak aparat menghentikan acara konsernya atau bahkan mengurangi durasinya, timbul perasaan kecewa para penonton yang diluapkan di sosial medianya. Kata-kata kasar dan tak pantas dilontarkan untuk meluapkan kekesalannya sebab sudah membeli tiket dari jauh hari dengan harga yang tak bisa dibilang murah. 

Terlepas dari kekecewaan para penonton, pemberian izin untuk aktivitas acara yang dianggap kurang bermanfaat dan pantas untuk masa depan serta pembentukan karakter generasi. Hal ini seperti menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda. Terlebih bila dibandingkan dengan pelarangan acara Hijrah Fest Surabaya beberapa waktu yang lalu membuat sebagian masyarakat heran. 

Berbeda dengan konser musik, acara Hijrah Fest yang diselenggarakan oleh beberapa artis dan tokoh yang sudah hijrah, memiliki konsep kajian yang mengajak generasi muda khususnya, untuk menjadikan masa depannya lebih baik dengan memiliki tujuan hidup. Namun acara ini dibatalkan karena alasan tertentu dan disetujui oleh aparat keamanan. 

Kenapa acara seperti kajian Islam tak dimudahkan izinnya untuk diselenggarakan? Sedangkan untuk konser musik begitu mudah mendapatkan izin dengan syarat tertentu dan adanya penjagaan dari aparat keamanan. 

Realita cerminan pelaksanaan ideologi kapitalisme yang memilih kegiatan atau aktivitas dengan nilai manfaat alias keuntungan. Perwujudannya dalam aktivitasnya Sekular yaitu memisahkan aturan agama (Islam) dalam keseharian. Aturan agama hanya digunakan dalam ranah pribadi. 

Akibatnya dunia hiburan dan kesenangan dalam sistem kapitalisme sekular seringkali mengkaburkan hakikat tujuan hidup seseorang. Tanpa lagi memandang norma agama dalam aktivitasnya. Apakah campur baur? Apakah berfaedah? Apakah ada jaminan tidak ada kemaksiatan di dalamnya? Indonesia yang mayoritasnya umat Islam semakin terbawa arus modernisasi, gaya hidup hedonisasi, dan singkritisasi. 

Jika generasi terus dicekoki dengan gaya hidup yang demikian, kemana akan diarahkan peradaban dunia ke depan? 

Islam mengatur Sistem Sosial

Akar masalah berbagai krisis tujuan hidup sampai dengan hari ini sebab masih tegaknya sistem kehidupan sekular di tengah-tengah kaum Muslim. Membuat tatanan kehidupan yang ekonominya kapitalistik, perilakunya oportunistis, budayanya hedonis, kehidupan sosialnya egois dan individualis, sikap beragama yang singkretis dan paradigma pendidikan yang materialis. 

Semua menjauhkan umat Islam dari predikatnya dan mengkaburkan tujuan hidupnya. Allah SWT berfirman; 

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110)

Predikat yang disematkan pada umat Islam seakan tak nampak dalam realita kehidupan sekarang. Bahkan umat semakin menjauh dari hakikatnya diciptakan. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 30, disebutkan ;

“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah” padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Juga dalam QS. Adz-Zariyat ayat 56 ;

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Selayaknya umat Islam hari ini maju dari peradaban manusia lainnya. Islam jelas tidak mengenal pemisahan antara urusan ritual dengan urusan duniawi. Contoh dalam shalat yang merupakan ibadah dan bagian dari syariat dimana seluruh umat Islam harus terikat sebagaimana keterikatan kaum muslimin pada syariat di bidang yang lain. Seperti ekonomi dan sosialnya. Maka predikat yang disandang umat Islam betul-betul tercermin dalam kehidupannya.

Hiburan dalam Islam itu mubah, hanya saja ada koridor-koridor yang harus diperhatikan dalam setiap aktivitasnya. Seharusnya umat Islam segera sadar bahwa kesenangan yang dituju di dunia ini hanya sesaat. Allah Swt. berkata dalam kitabnya ;

"Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS Al-An'am: 32)

Fungsi Negara sebagai Kontrol Sosial

Dunia hiburan musik yang masih menjadi primadona di tengah masyarakat dapat dengan mudah terselenggara sebab adanya izin bahkan banyak sponsor yang mendukung kegiatannya. Siapa lagi yang bisa meloloskannya kalau bukan negara? 

Jika negara bisa memberikan izin, maka negara juga bisa lebih ketat mengawasi bahkan mencegah kegiatan yang tak memiliki faedah serta menjauhkan umat dari tujuan hidupnya. 

Negara memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan masyarakatnya agar kelak dapat memimpin peradaban manusia menjadi lebih baik. Dengan sistem yang baik, pemimpin yang baik, tak berpihak pada kepentingan kelompok, niscaya adil dan sejahtera hanya ada dalam sistem yang berasal bukan dari manusia yaitu Islam.

Penguasa dalam Islam jelas memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi, dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah SWT. Hanya dengan demikian predikat sebagai khoiru ummah (umat terbaik) akan kembali diraih umat Islam dan menjadi punggawa peradaban  mulia.

Wallahu A'lam bishshawaab.

Oleh: Lely Novitasari
Aktivis Dakwah Generasi Peradaban Islam
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar