Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Self Healing


Topswara.com -- Self Healing adalah proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin. Self healing memang semakin sering menjadi pembahasan netizen khususnya sejak kepedulian tentang rasa  kesehatan mental terus meningkat.

Banyak yang menyadari pentingnya self healing untuk menghilangkan semua beban pikiran dan bisa move on untuk terus melanjutkan hidup. Self healing bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang berguna memunculkan emosi positif yang akan berdampak pada munculnya hormon endorfin atau yang disebut dengan hormon bahagia. 

Seringkali untuk memunculkan hormon bahagia tersebut mayoritas  manusia akan melakukan aktivitas yang menyenangkan menurut mereka. Ada yang melakukannya dengan nonton film, jalan-jalan belanja ke mall, nongkrong di Cafe, makan di restoran, pergi ke tempat pariwisata atau bagi mereka yang low budget sekedar foto-foto selfi dirumah dan sekitarnya sudah cukup menghibur diri. Tidak apa-apa sih, selama aktivitas yang dilakukan tidak mengantarkan dirinya kepada kemaksiatan.

Namun, sayangnya jika sekedar itu, maka kemungkinan besar bisa muncul luka batin yang baru. Kemudian butuh self healing lagi. Oleh karena itu, kita tidak akan bisa mengobati luka batin dengan hiburan-hiburan duniawi semata, tapi luka batin harus dicabut dari akar-akarnya supaya tidak tumbuh lagi.

Caranya adalah dengan membangun mindset yang benar tentang hidup ini. Kenapa batin bisa terluka? Mungkin karena dikecewakan, diabaikan, dihina, tidak dihargai, ditinggalkan dan kenyataan menyakitkan lainnya dan luka itu menjadi terlalu dalam karena satu pangkal utama, yaitu karena tidak paham jadi dirinya.

Manusia yang susah terobati luka batinnya adalah mereka yang tidak paham sebenarnya hidup ini untuk apa. Dikira hidup ini untuk bahagia sebanyak-banyaknya. Semua orang harus sesuai ekspektasinya. Semua keinginan harus dia dapatkan. Inilah pemikiran kapitalis yang secara tidak langsung telah mempengaruhi standar kebahagiaan seseorang. Untuk menjadi bahagia seseorang mensyaratkan harus mendapatkan sesuatu dulu, yang notabenenya hanya bernilai dunia. 

Karena memang begitulah masyarakat kapitalis membentuk mereka. Masyarakat menjadi seperti itu bukan tanpa sebab. Bagaimana tidak kapitalis, kalau tontonan-totonannya menyebarkan paham-paham kapitalisme. Di media seringkali digambarkan bahwa hidup itu harus mendapatkan semuanya,  baik itu harta benda, cinta, penilaian manusia, jabatan dan standar duniawi lainnya. Nah, kalau sudah begitu baru dikatakan bahagia. kalau tidak mendapatkannya adalah penderitaan. 

Ditambah lagi, tidak ada edukasi yang benar oleh institusi tertinggi pengatur mereka, yaitu negara. Negara bukannya membina masyarakat supaya paham jadi dirinya, malah mendidik dengan sistem pendidikan yang sekuler. Sekuler itu memisahkan agama dari kehidupan. Maka tidak heran, kalau akhirnya menghasilkan manusia yang pandangannya hanya sekedar duniawi, tidak  paham sebenarnya untuk apa hidup dalam dunia ini.

Dari sini kita menyadari bahwa untuk memahami jati diri kita tidak bisa mengandalkan masyarakat apalagi negara. Kita harus punya inisiatif sendiri untuk memahami jati diri kita. Caranya adalah dengan mengkaji Islam kaffah. Karena dengan begitu, kita menjadi paham bahwa keberadaan kita di dunia ini hanyalah sebagai hamba Allah SWT, yang artinya harus menjalankan semua aturan Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya.

Allah SWT mengatur jalan ceritaNya dan memberi ujian-ujian di dalamnya untuk melihat siapa yang paling bertakwa. Hamba yang paling bertakwa termasuk di dalamnya orang-orang yang bersabar menghadapi ujian akan mendapatkan balasan berupa surga.

Allah SWT berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah: 155)

Tuh kan, kabar gembira nih buat orang yang sabar. Jadi, kalau kita disakiti oleh manusia atau keadaan, maka kita nikmati saja prosesnya. Ada pahala yang banyak di setiap kesabaran yang kita usahakan. Jika kita berlama-lama dalam kesedihan, maka hanya akan merugikan kita. Padahal waktu kita ke dunia terbatas. 

Kita mempunyai tugas mengumpulkan amal salih sebanyak-banyaknya sebelum malaikat maut datang menjemput dan semua amalan kita didunia berakhir. Jadi, yuk segera move on. Kesadaran ini seharusnya bisa menjadi self healing terbaik. InsyaAllah tidak akan lagi  muncul luka-luka baru.


Oleh: Nabila Zidane
Analis Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar