Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustazah Puspita: Rumahku Sekolahku, Ibuku Guruku, Ayahku Kepala Sekolahku


Topswara.com -- Founder Kajian Sholihah, Ustazah Puspita Satyawati menyebut 
rumah sebagai sekolah pertama ananda, ibu sebagai guru, dan ayah sebagai kepala sekolahnya. 

"Jadikan rumahku sekolahku, ibuku guruku, dan ayahku kepala sekolahku," tuturnya dalam Kajian Parenting TPQ Silastra bertajuk Ayah Bundaku Guru Pertamaku, di Masjid Barokatussalam, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Selasa (23/8/2022). 

Terkait tugas ibu, Puspita menyampaikan, ia berperan menanamkan pondasi keimanan dan pemahaman syariat Islam. 

"Maka lahirlah sosok Muslim berintegritas tinggi, tegas membela yang haq dan menolak kebatilan, hanya mengambil yang halal dan menolak yang haram, gemar belajar Islam dan mempraktikkannya," jelasnya. 

Adapun tugas ayah sebagai kepala sekolah ialah pertama, memastikan fasilitas serta kenyamanan pendidik dan murid terpenuhi. Kedua, turut memantau di lapangan. Ketiga, sesekali ikut mengasuh langsung agar bonding ayah-anak tercipta. 

"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan, akan membuat ananda kian percaya diri, semangat, dan cerdas," ujarnya. 

Mentor Sekolah Online Muslimah Bahagia ini membeberkan aktivitas pengasuhan yang bisa dilakukan ayah misalnya: memberikan nama yang baik, ikut bermain, membacakan buku, memperdengarkan Al-Qur'an, sesekali menyuapi dan memandikan, serta mengajak anak lelaki untuk shalat Jumat di masjid.

Satu Frekuensi

Lebih lanjut Puspita menjelaskan, ayah dan bunda mesti memiliki satu frekuensi (satu pemahaman) dalam mendidik anak karena mereka adalah buah cinta keduanya.

"Pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama ayah bunda, meski dengan porsi peran berbeda. Saat dilakukan berdua, tentu terasa lebih ringan," cetusnya. 

Selain itu menurutnya, kesamaan langkah penting dalam proses pembentukan kepribadian anak, terlebih terkait hal mendasar. 

"Jika perbedaan terkait hal prinsip, selesaikan dengan kembali pada aturan Allah," terangnya.

Adapun jika terkait hal cabang (mubah), ia menyarankan agar berdiskusi dengan meninggalkan ego masing-masing hingga anak tidak menjadi korban. 

Puspita membagikan beberapa tips agar ayah dan bunda memiliki satu frekuensi mendidik anak, yaitu pertama, memiliki visi misi pernikahan yang sama. Kedua, hukum Allah SWT dijadikan pijakan. Ketiga, menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik. Keempat, konsistensi. Kelima, keteladanan. 

Terakhir ia mengingatkan tugas penting orang tua dengan menyitir firman Allah SWT dalam QS. At Tahrim: 6. "Wahai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar