Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustazah Puspita: Muslim Hebat Mampu Tundukkan Hawa Nafsu agar Taat


Topswara.com -- Founder Kajian Sholihah, Sleman, DIY, Ustazah Puspita Satyawati, mengungkapkan, Muslim hebat ialah yang mampu menundukkan hawa nafsunya agar senantiasa taat pada Allah SWT dan Rasul-Nya. 

"Sejatinya, kehebatan seorang Muslim dilihat dari seberapa kuat mampu menundukkan hawa nafsunya agar senantiasa taat pada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya," ulasnya dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Mumtaza: Muslimah Hebat Taat Syariat, di Gedung Mualaf Center Yogyakarta, Ahad (24/7/2022). 

Puspita menjelaskan, Muslim hebat tak sekadar cerdas akal, menguasai berbagai ilmu pengetahuan, punya jabatan dan kekuasaan, atau memiliki kekuatan badan.

Ia menyitir sabda Rasulullah SAW, “Jihad yang paling utama adalah seseorang berjuang melawan dirinya dan hawa nafsunya.” (HR. Ibnu Najjar dari Abu Dzarr).

Ia pun menyampaikan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.” 

Puspita menerangkan, 
ketundukan pada Allah SWT merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat, yang berposisi sebagai ikrar setia di hadapan-Nya, awal cinta seorang hamba, dan pengakuan hanya Allah yang patut disembah serta Muhammad adalah utusan-Nya. 

"Laa ilaaha illallaah. Tiada ilah selain Allah. Ilah bermakna al ma'bud (yang disembah/tempat ibadah). Sehingga laa ilaaha illallaah berarti laa ma'buuda bi haqqin illallaah. Tiada yang patut disembah/diibadahi kecuali Allah," bebernya. 

Mentor di Sekolah Online Muslimah Bahagia ini mengingatkan, syahadat adalah qosam (sumpah) yang levelnya di atas janji. 

"Tak hanya di hadapan manusia. Tapi untuk Allah SWT. Tak cukup di lisan dan kata, tapi mesti terwujud dalam tindakan nyata," ujarnya.

Maka menurutnya, kala ikrar ini terucap, jadilah dia Muslim, berlaku kepadanya seluruh hukum Islam, dan harus melaksanakan aturan Allah serta meneladani Rasulullah dalam semua aspek kehidupan. 

Lebih lanjut ia menguraikan, saat seseorang menjadikan Allah sebagai satu-satunya ilah, maka ia harus menempatkan Allah SWT sebagai Al Kholiq sekaligus Al Mudabbir, Maha Pencipta dan Maha Pengatur. 

"Tak sekadar meyakini Allahlah yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Pun menerima Allah untuk mengatur seluruh hidup kita," cetusnya.

Namun Puspita menyayangkan, tak semua insan menerima paket penciptaan dan pengaturan Allah ini. 

"Tak ada satu pun yang menyangkal kala mentari diterbitkan dari timur dan tenggelam di arah barat. Tak ada yang keberatan kala Allah mempergantikan malam dengan siang, dan sebaliknya," nilainya.

Sementara aturan Allah bagi manusia, ia melihat, masih dipilih-pilih yang sesuai hawa nafsunya, merasa berat, tidak cocok, tidak layak, dianggap ketinggalan zaman dan tak mungkin diterapkan, bahkan dituding sebagai ajaran intoleransi dan biang perpecahan. 

"Padahal Allah SWT menurunkan Islam sebagai perintah dan larangan-Nya dalam bentuk sempurna. Allah Yang Menciptakan. Pun Maha Mengetahui karakter ciptaannya, berikut masalah-masalah yang akan menimpa hamba," sebutnya. 

Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang, maka kata Puspita, Dia membekali manusia dengan Islam. 

"Diturunkanlah Rasulullah SAW untuk menjadi teladan. Al-Qur'an sebagai panduan. Agar insan meraih bahagia, selamat dunia akhirat," tandasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar