Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penguasa Adil Letakkan Syariat Allah pada Tempatnya


Topswara.com -- Pakar Fiqih Siyasah Ajengan Irfan Abu Naveed menyatakan, potret penguasa yang adil adalah penguasa yang menempatkan syariat Allah pada tempatnya.

"Penguasa yang menempatkan syariat Allah pada tempatnya untuk dilaksanakan dan diamalkan itulah potret penguasa yang adil," tuturnya dalam Kajian Kitab: Naungan Allah kepada Penguasa yang Adil dan Enam Golongan Istimewa, di kanal YouTube Ngaji Shubuh, Selasa (21/6/2022).

Ia menambahkan bahwa cakupan imam atau penguasa yang adil ini, puncaknya tentu ada pada jabatan seorang khalifah.

Selanjutnya ia mengatakan, kebalikan dari adil adalah zalim, yakni menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Jika syariat tidak ditempatkan pada yang semestinya, dimarjinalkan, disisihkan dari pengaturan publik, mengatasnamakan kemajemukan bahwa kita beragam, maka itu adalah kezaliman. 

"Padahal dari awal seluruh alam semesta adalah milik Allah SWT dan Allah mewajibkan penerapan syariat Islam," terangnya. 

Ia menegaskan, inti dari fungsi Islam adalah Islam bukan sekadar mengatur masalah ibadah ritual, tapi juga mengatur masalah sosial, kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka ketika syariah Islam dimarjinalkan, dipinggirkan, maka itu menunjukkan kezaliman.

"Hadis-hadis Nabi SAW banyak memuji kedudukan imam atau penguasa yang adil. Sebaliknya Nabi SAW memperingatkan dengan keras kepada penguasa yang menzalimi rakyatnya," ungkapnya.

Ia menyebutkan hadis Rasulullah SAW bahwa ada tiga golongan manusia yang doanya tidak akan tertolak, di antaranya: pertama, doanya penguasa adil yang menegakkan syariat Islam. Doanya mustajab dan dia disetarakan dengan orang yang terzalimi.

"Kedua, doa orang yang terzalimi. Ketika penguasa berlaku zalim terhadap rakyatnya, mempersekusi dakwah para ulama, melakukan berbagai hal kemungkaran dalam kebijakan ekonominya, politiknya, lalu rakyatnya berdoa kepada Allah SWT, maka doanya termasuk doa yang mustajab," jelasnya.

Ia mengisahkan bahwa Nabi SAW mengingatkan kepada sahabat yang kemudian diangkat menjadi gubernur, beliau menasihati dengan nasehat yang agung, 'takutlah engkau kepada doanya orang-orang yang dizalimi.' [] Lanhy Hafa
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar