Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menakar PPE Sebagai Solusi Ubah Nasib


Topswara.com -- Diwartakan kompas.com, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, atau akrab disapa Bu Risma, mendorong sebanyak 1.500 wanita (ibu) KPM (Keluarga Penerima Manfaat) PKH (Program Keluarga Harapan) untuk berani mengubah nasib perekonomian keluarganya. 

Motivasi ini disampaikan dalam acara  Perekonomian Subsisten sebagai Upaya Perekonomian Masyarakat di Pendopo, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Sabtu, 25/6/2022).

Mensos Tri Rismaharini pun menyatakan bahwa Program Pahlawan Ekonomi di Surabaya tersebut akan dijadikan sebagai percontohan skala nasional. Besar harapannya program Pahlawan Ekonomi ini akan membawa pada perubahan nasib di dalam sendi-sendi keluarga sebagai lingkup terkecil sebuah negara. 

Program Pahlawan Ekonomi sebetulnya bukanlah program baru. Bahkan program ini digagas dan dilaksanakan sejak tahun 2010, sejak Mensos Bu Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Pada waktu itu pelaku UMKM yang mendaftarkan diri sebanyak 92. Tujuh tahun berselang, jumlah pelaku UMKM bertumbuh sangat signifikan, yaitu 8.565 UMKM. 

Meningkatnya angka peserta MKM di acara tersebut ditangkap sebagai sinyal baik. Betapa banyak "Pahlawan Ekonomi" yang memutuskan terlibat dalam program ini dengan harapan meningkatkan taraf ekonomi. 

Menakar Program Pahlawan Ekonomi yang dilaksanakan oleh Kemensos, apalagi dengan diangkatnya program ini sebagai percontohan skala nasional, tentu nampak luar biasa. Dengan mengangkat satu dua pelaku UMKM yang dinilai berhasil, agar para pahlawan ekonomi semakin termotivasi. 

Kemudian, 1500 peserta yang hadir di acara tersebut nantinya akan menjadi mentor. Mereka akan berkeliling Indonesia untuk memberikan penyuluhan seputar UMKM. Terutama di bagian Indonesia Timur. 

Program ini sebetulnya bagus, namun ada pemetaan yang kurang tepat pada objek yang disasar. Program Pahlawan Ekonomi membidik kaum ibu atau para wanita single. Mereka digiring keluar dari zona fitrahnya, dengan sukarela menguras sebagian besar energinya untuk membantu ekonomi keluarga. 

Pada dasarnya, wanita berdikari atau memilih untuk menjadi entrepreneur merupakan hal yang bersifat mubah. Bahkan dalam sejarah kegemilangan Islam, tidak sedikit para Muslimah yang berprofesi sama. 

Akan tetapi, mengingat peran utamanya adalah ibu dan pendidik generasi maka peran inilah yang semestinya menelan porsi lebih banyak. Bukan seolah-olah ada pengambilalihan peran. 

Ditambah standar kesejahteraan dalam sistem kapitalisme yaitu berupa materi berlimpah, yang kemudian menjadi tolak ukur kebahagiaan. Sehingga, banyak gayung bersambut terhadap program ini dari kalangan wanita. 

Berikutnya, program pemberdayaan keluarga guna meningkatkan taraf hidup ini seyogianya menyasar para lelaki dewasa. Lelaki yang di pundaknya semua tanggung jawab penafkahan diberikan. Sehingga, perannya tidak "dimatikan".

Tanggung jawab ini sebagaimana Allah perintahkan dalam firman-Nya:
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (TQS al-Baqarah: 233)

Negara merupakan pemegang kelola terpenting dalam memetakan peran suami/istri atau lelaki/perempuan dalam kehidupan. Sehingga, semua program akan menciptakan kemashlahatan dan keberkahan. 

Oleh karena itu kita perlu negara yang menerapkan sistem yang mampu mendudukkan peran wanita secara tepat. Sistem yang berabad silam telah terbukti mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Wallahu a'lam bishawwab


Oleh: Hati Sunarti, S.S 
(Guru dan Pegiat Literasi) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar