Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jadi TKI Bercita-cita Bisa Berangkat Haji dan Umrah, Jaya: Tidak Semudah Itu


Topswara.com -- Bercita-cita supaya bisa haji dan umrah bagi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja ke Arab Saudi (Jedah), TKI yang bekerja sebagai supir pribadi Jaya mengatakan, tidak semudah itu.

“Awalnya waktu dari Indonesia cita-cita biar bisa berangkat haji dan umrah, setelah sampai sini Masya Allah tergantung majikan. Enggak semudah itu,” ujarnya, dalam video, Penting!!! yang Mau Kerja di Arab Tonton Video Ini Sampai Selesai, Jumat (22/07/22), di Youtube Alman Mulyana.

Menurut Jaya, tahun pertama meminta pergi haji, tapi tidak diizinkan sampai tahun ketiga baru dapat izin. “Padahal uang sendiri, apalagi uang majikan. Padahal tempat bekerja hanya berjarak 70 km dari Jedah ke Mekah, ini haji,” paparnya.

“Kalau umrah enggak sulit, bilang ke majikan kapan pun diizinkan. Dengan berkendaraan umum, bersama teman-teman, kalau sendirian takut nyasar,” lanjut Jaya.

Suka Duka Jadi TKI

Selain itu, Jaya juga menjelaskan, duka menjadi TKI ketika waktu shalat, hanya sekitar 40 persen majikan yang membolehkan shalat pada saat waktu shalat. Selebihnya tetap disuruh kerja.

Dengan alasan biar tidak macet, karena jalan sepi jadi banyak majikan yang bepergian. “Jedah itu umumnya jalan macet, kalau kota lain tidak tahu,” katanya.

“Alhamdulillah, kalau waktu shalat majikan saya ngerti jadi bisa berangkat shalat tepat waktu,” tambah TKI yang sudah bekerja selama 16 tahun di Jedah Arab Saudi itu.

Sukanya, terang dia, kalau sudah mendekati gajian, sudah jelas. Kalau dikasih hadiah majikan pada saat hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Bahkan ia menunjukkan mobil hadiah dari majikannya. “Kalau majikan saya kasihlah walaupun kecil. Kalau majikan yang lain enggak tahu, ada yang lebih banyak dapatnya itu, ada yang tidak dikasih Tunjangan Hari Raya (THR) sama sekali," jelasnya.

Jaya juga menuturkan, untuk supir perumahan jam kerja tidak ada, melainkan kerjanya menunggu 24 jam. “Kapan majikan mau, kita berangkat. Apalagi malam-malam libur, seperti malam Jum’at, malam Sabtu dipakai buat keluar. Ada acara perkawinan, pertunangan, acara-acara itu kan adanya di malam libur. Bahkan jam 2, jam 3, jam 4 dini hari pun biasa, enggak kenal waktu,” bebernya.

“Jadi, orang sini itu tidak seperti orang Indonesia,” ucapnya.

Kalau orang Indonesia, menurut dia, mau ada acara besok dari sekarang sudah dikasih tahu. “Besok kita mau pergi jam sekian,” tambah supir pribadi Arab Saudi itu.

Kalau orang Arab tidak. Mungkin 1 jam lagi mau berangkat dikasih kabar, itu sudah Alhamdulillah. “Kebanyakan langsung,” pungkasnya. [] Mariyam Sundari
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar