Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rendahnya Keimanan Penyebab Maraknya Bunuh Diri Remaja

Topswara.com -- Aktivis Muslimah, Ustazah Reta Fajriah menilai, maraknya bunuh diri pada remaja tersebab permasalahan sepele, sebagai akibat dari rendahnya pemahaman terhadap keimanan terkait ajal, qadha, dan qadar. 

"Jadi ketahanan mental generasi yang rapuh dan tidak paham hukum bunuh diri, qadha, dan qadar yang merupakan rukun iman ini menjadi penyebab remaja mudah melakukan bunuh diri," ungkapnya dalam acara Kuntum Khaira Ummah : Marak Remaja Bunuh Diri, Rapuhnya ketahanan Keluarga di kanal YouTube Muslimah Media Center (MMC), Senin (20/06/22). 

Ustazah Reta, sapaan akrabnya, melanjutkan, remaja yang melakukan bunuh diri itu, dia tidak mengetahui bagaimana konsekuensinya di akhirat nanti, padahal berdasarkan riwayat Bukhari Muslim disebutkan,

"Barangsiapa membunuh dirinya dengan suatu cara, baik apakah itu dengan minum racun, terjun dari tempat yang tinggi atau menggantung diri atau cara lain maka dia akan diazab dengan cara yang sama."

"Azab itu tidak akan berhenti dan dia akan merasakan sakit yang berulang-ulang," ujarnya.

"Jika remaja mengerti konsekuensi ini maka dia akan berpikir berulangkali sebelum melakukan perbuatan tersebut," tegasnya. 

Kemudian ia menambahkan bahwa pemahaman keimanan itu tidak hanya soal bunuh diri saja tapi juga erat kaitannya dengan keimanannya kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 286 yang artinya, "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." 

"Nah, semua pemahaman dan keyakinan ini haruslah ada pada diri remaja itu. Walaupun mendapatkan masalah tapi itu dipahami sebagai cara Allah untuk menaikkan derajat seseorang jika orang tersebut lulus dalam ujian," jelasnya. 

Terkait siapa yang harus menanamkan konsep-konsep ini, menurut Ustazah Reta ada tiga komponen yang memiliki peran tersebut ialah: pertama, keluarga yaitu orang tua terutama ibu bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan Islam. 

"Kemudian yang kedua, lingkungan masyarakat berperan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan mental yang kuat bagi remaja. Selanjutnya yang ketiga, negara, karena lingkungan yang kondusif tidak lepas dari peran negara," paparnya. 

Ia menyampaikan, negara harus membuat suprasistem yang melingkupi kedua peran tersebut, seperti kebijakan pendidikan, dan negara harus menerapkan kebijakan pendidikan yang berbasis akidah Islam. 

"Jadi untuk mengurai permasalahan tersebut, butuh peran bersama dari keluarga, lingkungan dan negara," tutupnya.[] Emmy
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar