Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pencekalan Ulama Bukti Islamofobia Tumbuh Subur di Sistem Kapilalis


Topswara.com -- Ramainya kabar deportasi salah satu ustaz pesohor negeri menarik perhatian publik. Ustaz Abdul Somad (UAS), ditolak oleh bagian Imigrasi setempat pada Selasa (17/5/2022) lalu di Singapura karena beberapa alasan (CNNIndonesia, 18/5/2022). 

Beberapa alasan diantaranya, dianggap sebarkan ekstrimisme dan segregasi, UAS pernah ceramah soal bom bunuh diri, pernah sebut salib Kristen sebagai rumah jin kafir, dan mengkafirkan ajaran agama lain. 

Ternyata tak hanya Singapura yang mendeportasi Ustaz Abdul Somad, ada juga negara-negara lain yang tak ingin negaranya "diceramahi" UAS, diantaranya Timor Leste, Hongkong, Jerman, Belanda dan Inggris (liputan6.com, 18/5/2022). 

Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS), Farid Wadjdi, mengungkapkan bahwa negara tersebut tengah mengidap Islamophobia akut (mediaumat.id, 19/5/2022). Tak hanya itu, Ketua LBH Pelita Umat, Candra Purna Irawan, SH MH mengatakan bahwa segala tuduhan yang ditujukan kepada UAS adalah tuduhan keji dan melecehkan Islam (mediaumat.id, 19/5/2022). Tentu tragedi ini tak bisa dibiarkan begitu saja.

Mirisnya. Negara pun angkat tangan dalam masalah tersebut. Dilansir dari detiknews.com, 18/5/2022, Menkopolhukam, Mahfud MD, menyatakan tidak akan mencampuri kedaulatan Singapura yang tak mengizinkan UAS. Mahfud pun melanjutkan bahwa masing-masing negara berdaulat, memiliki hak menentukan sikap.

Lantas, bagaimana peran negara dalam melindungi warga negaranya? 

Inilah bukti bahwa, negara tak dapat menjamin keamanan setiap warganya. Selama sistem yang diampu adalah sistem sekulerisme liberal. Carut marutnya sistem ini juga yang memberikan andil terciptanya kondisi yang tak kondusif untuk seluruh umat.

Pencekalan ulama mengindikasikan bahwa dunia tengah mengalami Islamophobia akut. Ketakutan berlebih atas segala aturan Islam. Mengganggap ekstrim, fanatik dan tidak sejalan dengan kebebasan hak asasi manusia yang selalu digaungkan dunia yang menganut sistem sekuler liberal. 

Selalu mengkambinghitamkan ajaran Islam yang bertentangan dengan sistem yang kini diterapkan di dunia. Dan selalu mengagungkan bahwa perdamaian bersumber dari moderasi, toleransi dan sikap saling menghormati berbagai keragaman. Inilah salah satu kesalahan terbesar sistem cacat ini. 

Padahal sistem sekuler liberal adalah sistem carut marut pencipta kesengsaraan umat. Mengapa? Sistem sekuler liberal yang memisahkan kehidupan dari aturan agama menjadikan umat tak berdaya. Umat tak mampu berpikir jernih. Menciptakan umat yang tak cerdas  dan tak tegas bersikap. Dan inilah yang dikehendaki dunia Barat. Kelemahan kaum muslimin. Sehingga jauh dari kebangkitan Islam. Kebangkitan sejati yang sangat mereka takuti.

Sungguh, hanya dengan jalan dakwah-lah umat dapat menjadi umat yang cerdas. Akidah pun senantiasa terjaga dan terasah. Jika jalan untuk mencerdaskan umat saja dihalang-halangi, bagaimana umat dapat menjadi cerdas dan bangkit dari keterpurukan?

Sejatinya, umat sangat membutuhkan syariat Islam dalam pengurusan kehidupannya. Syariat yang sempurna. Bukan ekstrimisme atau fanatisme yang diajarkan Islam. Namun ketundukan dengan sepenuhnya atas segala aturan yang telah Allah SWT tetapkan untuk seluruh umat dunia. Demi tercurahnya rahmat Allah SWT. dan terjaminnya maslahat dunia akhirat.

Syariat Islam hanya dapat sempurna diterapkan  dalam sistem shahih. Dan Islam-lah satu-satunya sistem shahih. Sistem dalam wadah khilafah manhaj An Nubuwwah. Sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Wallahu a'lam bisshawwab.


Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar