Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana agar Istiqamah dalam Dakwah?


Topswara.com -- Setiap orang pernah kecewa, hingga patah hati. Hanya saja setelah patah hati, mau lanjut mutung atau tidak itu pilihan. Begitu juga, setiap orang pernah marah. Ketika marah akan lanjut mutung atau meredam kemarahannya itu pilihan. Dan setiap pilihan itu akan dihisab. 

Terjun di medan dakwah bukanlah perkara yang ringan. Aral terjal melintang, badai topan menghempas, dan onak duri yang menyeka sering menghiasi perjalanan dakwah kita. Terkadang kecewa, marah, patah hati pun pernah dialami ketika berdakwah. Saat hal itu terjadi, kita mau mutung atau tetap istiqamah dalam dakwah, inilah pilihan dan akan kita pertanggungjawaban.

Dari perspektif syariat, istiqamah artinya tetap konsisten di jalan yang ditempuh, yaitu Islam apa pun yang terjadi. Salah satu surah menjelaskan perintah untuk istiqamah. "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (TQS. Hud [11]: 112)

Oleh karena itu, sejatinya istiqamah adalah perkara yang harus diupayakan dan perlu dijaga. Jika dakwah adalah kewajiban sebagi seorang Muslim. Istiqamah di jalan dakwah adalah kewajiban agar sebagai Muslim tak mudah terlempar dari medan dakwah.

Apabila sudah mengetahui pedihnya balasan karena tidak istiqamah dalam dakwah. Tentunya kita akan menyadari dan berjuang agar senantiasa istiqamah di jalan Islam. Kita sadari dakwah itu tak hanya mengajak kepada kebaikan, tetapi juga mencegah kemungkaran, bahkan melawan kemungkaran. Di sinilah ujian itu bermain. Terkadang ketika melawan kemungkaran, banyak ujian yang menghadang. 

Begini kiat jitu yang diajarkan Islam agar pendakwah tetap istiqamah dan tidak gampang mutungan. Pertama, memurnikan niat, ketulusan ini erat kaitannya dengan niatan. Apabila niatan benar karena Allah SWT, tentunya amal perbuatan juga sampai kepada Allahu Rabbi. Tetapi jika niatnya keliru, mungkinkah amal ibadah tersebut diterima Allah? Mungkinkah dakwah akan berhasil jika niatnya tidak tulus dan lurus? Mungkinkah dakwah mampu istiqamah jika niatnya tidak lillah?

Jika niatnya lurus, kegagalan dakwah tidak akan pernah bisa menyurutkan langkahnya dalam berdakwah. Begitu juga, ketika dia memenangkan medan dakwah, tidak akan membuatnya sombong dan jumewa. Inilah jika dakwah murni dan lurus karena Allah SWT. Ketulusan dalam dakwah tidak akan pernah mengkhianati hasil di hadapan Allah SWT. Ketulusan dakwah yang akan membuat menang di hadapan Allah SWT.

Kedua, berdoa minta pertolongan Allah SWT, agar diistiqamahkan dalam dakwah dan tidak gampang mutung. Sebagaimana doa yang ada dalam surah Al-Imran. "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (rahmat)" (TQS. Ali Imran: 8).

Kita ini manusia yang lemah dan terbatas. Seharusnya hal itu kita sadari, sehingga untuk mampu istiqamah dan mengolah hati agar senantiasa lurus di jalan Islam, mohon kepada Allah SWT. Doa adalah otaknya ibadah, alangkah lancar dan mudahnya hidup kita jika senantiasa mengawali apa pun dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa, hati juga menjadi ringan ketika menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan. 

Ketiga, sabar atas hasil yang Allah SWT tetapkan. Wilayah manusia adalah memaksimalkan ikhtiar, tapi wilayah hasil adalah hak prerogatif Allah SWT. Sehingga ketika berdakwah, yang perlu dijadikan catatan adalah bersungguh-sungguh dan senantiasa muhasabah diri agar kemasan dakwah semakin bagu dan mudah diterima umat. Hasilnya diserahkan kepada Allah SWT dan tidak boleh mutung dengan apa pun yang Allah qadakkan nantinya.

Keempat, ikut dalam jamaah (komunitas/kelompok) dakwah. Agar senantiasa istiqamah, berkumpulah dan berdakwahlah secara berkelompok. Agar senantiasa bisa saling menguatkan. Nah, ketika dalam satu jamaah ada berbagai karakter, harus mampu bersabar dengan teman-teman satu tim. Karena namanya manusia tak ada gading dan retak atau tak luput dari kesalahan. Jika keliru diingatkan, jika benar didukung. Jika berbeda pendapat dan sama-sama benarnya ya saling menghargai dan menempatkan diri. 

Kelima, ingat hari pertanggungjawaban. Semua akan binasa, hanya amal teman sejati. Ketika kita ingat hidup ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban, akan ditanya segala perbuatan kita, tentu ini menjadi trigger agar kita senantiasa istiqamah di dalam kebenaran iman Islam. Tidak ada yang abadi kecuali amal dan hanya amal shalih yang mampu menjadi penolong di hari akhir nanti. Bukankah kalau kita sudah mengingat semua ini kita akan tergerak untuk senantiasa istiqamah?

Dakwah wajib secara individu maupun kelompok. Jika dakwah sendirian harus sabar, dakwah kelompok juga harus kompak dan sabar. Karena jika dakwah jamaah ini terorganisir dengan baik, insyaallah akan bisa mengalahkan kejahatan yang terorganisir. Nah, sebagai sesama pengemban dakwah harus menjaga kekompakan dalam dakwah dan taat kepada pemimpin. Ketika menemui kekurangan sesama tim dakwah, sabar dan tetap mengingatkan dengan baik. Harus senantiasa diingat, istiqamah itu lebih berharga daripada seribu karamah. Oleh karena itu, tetaplah dakwah istiqamah hingga akhir hayat, semoga kita semua berakhir dalam kondisi khusnul khatimah.[] Ika Mawarningtyas

Disampaikan dalam Bincang Santai Bareng Alumni Art of Dakwah: Agar Istiqamah di Jalan Dakwah. Rabu, 19 April 2022 di WhatsApp grup Bincang Santai Bareng Alumni.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar