Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Negeriku Sayang Negeriku Malang


Topswara.com -- 

Pilu hati sungguh tak terperi
Menyaksikan nyawa rakyat kembali pergi.

Yang tak biasa, perginya dalam kondisi mengikuti aturan sang tuan. Aturan kewajiban BPJS atas nama kemanusiaan, justru malah menelan korban. 

Sungguh malang, keselamatan nyawa manusia tidaklah sepenting aturan birokrasi yang ada. Lantas, jaminan sosial macam apa jika berwujud tanpa menggunakan hati nurani sebagai manusia?

Bukankah disebut jaminan itu bertujuan untuk memudahkan, tapi mengapa realitasnya justru menyulitkan?

Ah rupanya aku lupa, bahwa aku hidup di suatu negeri yang penuh ironi. Berbagai realita tidaklah seindah yang diekspektasi.

Tak perduli rakyat sesakit apa, titah aturan penguasa harus dipatuhi sekuatnya. Jika kau berani melawan, terimalah nasib yang tak kau inginkan.

Bahkan, sudah patuh pun rakyat tetap berakhir menjadi korban.

Keberadaan rumah sakit bukan sekadar tempat ikhtiar mencari kesembuhan, tetapi juga sebagai lahan bisnis untuk mencari keuntungan. 

Maka jika kau miskin jangan pernah berharap akan mendapat pelayanan yang cuma-cuma. Semuanya harus ada hitungannya, tak perduli sekali pun sisa nafasmu hanya tinggal di tenggorokan saja.

Pak Amiluddin satu korban dari banyaknya kelalaian negara yang dipertontonkan, tragis! Sebelumnya ada delapan warga yang dibantai teroris, ada juga dokter Sunardi yang dituduh teroris. Miris!

Tapi semuanya senyap tanpa dianggap penting bagi penguasa, sepenting proyek pemindahan ibukota.

Demokrasi sistem yang digadang-gadang berpihak kepada rakyat dan orang kecil, nyatanya tak lebih hanya mengutamakan mereka yang tajir. 

Jika kau coba berani bersuara dan mengingkari maka dirimu akan dikriminalisasi. Dituding radikal dan tidak setia pada enkaer i.

Ah, semuanya membawaku jadi bermimpi. Hidup dalam naungan negara yang selalu siap siaga dalam melayani.

Nyawa manusia begitu berarti, persoalan berobat adalah hal kecil untuk ditangani. Semua pelayanan diberi gratis, tanpa embel-embel kartu dan polis.

Negerinya penuh dengan Rahmat dan berkah, karena yang dipakai adalah aturan sang Maha Esa. 

Pemimpinnya mencintai dan dicintai rakyatnya, tersebab akhlak mulia karena taqwa. Yang punya ketakutan besar di hadapan Allah. 

Karena dia tahu sekali-kali dia mempersulit urusan rakyatnya, maka Allah akan menyulitkan urusan dunia akhiratnya.

Ya, mimpiku itu adalah mimpi berada di sebuah negara khilafah Islam. Yang segala kebaikan yang kuimpikan, akan mampu menjadi kenyataan. Jika saja umat dan para penguasa negeri ini juga menginginkan. 

Semoga Tersegerakan...!


Oleh: Liza Burhan
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar