Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengeja Kebangkitan


Topswara.com -- Pada saat ini umat Islam yang hidup di negeri-negeri muslim sudah mengikuti Barat dengan menerapkan ideologi kapitalisme - sekulerisme dalam sebuah negara bangsa. Tidak berbeda dengan negara-negara Barat baik di benua Eropa maupun Amerika. Namun mengapa kemuliaan dan kehormatan tidak berhasil mereka dapatkan? Bahkan posisi negeri-negeri dibenua Asia maupun Afrika yang bukan mayoritas muslim lebih dihormati dikancah pergaulan antar bangsa?

Teknologi maju di negeri-negeri Muslim juga sudah seperti teknologi negara barat pada umumnya. Bahkan banyak diantara ilmuwan dan para ahli mereka sudah terbiasa bekerja di negeri-negeri Eropa, Jepang maupun Amerika. Namun mengapa umat Islam tak kunjung berada dalam puncak kejayaannya?

Bahkan apabila kita cermati, banyak diantara negeri-negeri Muslim saat ini berada pada posisi ekonomi yang sangat terbelakang. Tingkat pengangguran di negeri mereka cukup tinggi meskipun berbagai sumber daya alam mereka miliki. 

Tenaga kerjanya murah dan berlimpah serta memiliki keterampilan dalam berbagai bidang. Bahkan saat ini sebagian besarnya sangat dibutuhkan oleh industri dari perusahaan negara-negara besar di Eropa, Asia dan Amerika. Namun demikian, mengapa kemakmuran belum juga mereka dapatkan?

Sebagian dari cendikiawan muslim sebenarnya telah mencoba merumuskan kondisi yang terjadi. Mereka yang masih memilki kenangan akan keagungan peradaban Islam mencari tahu sebab kemerosotan yang terjadi pada umat Islam. 

Diantara mereka ada pula yang bertanya-tanya, kenapa Barat yang kafir lebih hebat dari umat Islam. Namun mereka belum juga berhasil menemukan jawaban yang benar agar bisa memberikan dorongan bagi umat untuk bergerak membangkitkan Islam.

Diantara putra umat Islam yang telah tercelup pemikiran barat namun memiliki ghirah keislaman yang kuat mencoba membangkitkan umat Islam atas dasar nasionalime dengan gerakan kebangsaan. Namun demikian, gerakan Pan Islamisme maupun gerakan kebangsaan lainnya pada kenyataannya justru semakin memperkuat fanatisme kebangsaan alih-alih mempersatukan dan membangkitkan umat Islam. 

Dipertengahan abad ke 20 M, seorang ulama, Qadhi, Mujtahid mutlak yaitu Syaikh Taqiyuddin An Nabhani telah menemukan akar permasalahan mengapa umat Islam belum berhasil memperoleh kebangkitannya dari keterpurukannya selama ini. 

Beliau menemukan bahwa Umat Islam adalah umat yang khas karena memiliki konsep menyeluruh tentang manusia, alam semesta dan kehidupan serta apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan ini dan hubungan ketiganya. Dari konsep dasar yang menyeluruh inilah lahir aturan kehidupan yang khas pula yang menjadi penyusun peradaban gemilangnya.

Oleh karena itu kebangkitan umat Islam akan diawali dengan kebangkitan pemikiran atau konsep hidupnya. Karena pemikiran adalah harta termahal yang bisa diwariskan bagi sebuah bangsa yang mendambakan kejayaan. Sebaliknya, kebodohan adalah sebab kehancuran dan penghalang kebangkitan bagi sebuah bangsa walaupun kaya akan berbagai sumber daya.

Sejak Andalusia diakuisi oleh Kerajaan Aragon dan Castila, bangsa Eropa akhirnya berhasil mewarisi pemikiran dan teknologi yang telah dicapai oleh umat Islam baik dari Dinasti Abassi maupun Umawy yang berada di Andalusia. 

Mereka kemudian berhasil melakukan revolusi pemikiran dan Industri dengan konsep pemisahan agama dari kehidupan. Sejak itulah bangsa Eropa memiliki konsep mendasar kehidupan atau mereka sebut dengan Ideologi dan mengalami perkembangan pesat dibidang ekonomi.

Dengan Ideologi ini negeri-negeri Eropa bergerak atas dasar kebangsaan melakukan penjajahan demi menyebarluaskan pemikiran mereka baik pemikiran mendasar tentang kehidupan maupun pemikiran cabang yang mereka jadikan tonggak untuk membangun kembali peradaban. Penyebaran Ideologi yang disebut dengan kapitalisme ini berhasil disusupkan dengan tipu daya ketubuh kekhilafahan Islam yang kemudian diakhiri dengan pukulan telak yaitu dihapusnya Kekhilafahan.

Oleh karena itu umat Islam tidak akan bangkit apabila masih menggunakan pemikiran dan konsep hidup dari penjajah yang telah menghancurkan peradabannya. Semua upaya memajukan teknologi, bahkan usaha demi kemakmuran ekonomi sekalipun tidak akan membangkitkan mereka apabila dibangun atas dasar Ideologi Kapitalisme yang sama sekali berbeda dari Ideologi yang berasal dari Allah SWT.

Oleh karena itu penting bagi orang yang memiliki kepedulian dan ingin membangkitkan kembali Islam dan umatnya untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan mendakwahkan Islam sebagai Ideologi (mabda'). Merekapun harus bergerak dalam sebuah partai Ideologis yang hanya menggunakan pemikiran Islam dan mencontoh Rasulullah SAW ketika pertama kali membangun peradaban dengan menegakkan sebuah institusi Negara Islam.

Umat Islam tidak akan menang menghadapi Barat dengan negara bangsa yang berdasarkan ideologi kapitalisme dimana umat Islam saat ini hidup didalamnya. Karena negara bangsa adalah metode barat untuk menjaga Ideologinya dan memecah belah kekuatan Islam dan umatnya.

Negara bangsa harus dihadapi dengan negara yang berdasarkan Ideologi Islam dimana seluruh umat Islam berada dibawah perlindungan dan pengelolaannya. Itulah sebuah negara yang diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada kita semua yaitu Negara Khilafah Islamiyyah. Wallahu a'lam bishshawwab.


Oleh: Trisyuono Donapaste
Aktivis Penggerak Perubahan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar