Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Memicu Munculnya Anak Durhaka


Topswara.com -- Fenomena anak menelantarkan dan menitipkan orang tua di panti jompo masih terus bergulir. Getir rasanya bagi para orang tua karena tidak lagi dapat kasih sayang dari anak-anaknya. Kisah-kisah pilu seolah-olah tidak berujung. Selalu terjadi di sistem yang rusak ini.  Inilah wujud dari buah sistem kapitalis.

Ada rasa membuncah, antara sedih dan marah bercampur jadi satu. Menyaksikan kisah-kisah pilu yang dialami oleh kebanyakan orang tua saat ini. Kerasnya tekanan hidup menjadi dalih pembenaran bagi anggota keluarga untuk mengalihkan pengurusan orang tua ke panti jompo. Tidak hanya sampai disitu, penelantaran pun kerap terjadi. 

Terkadang kita menyaksikan ada orang tua yang mengemis di jalanan, demi untuk keberlangsungan hidupnya. Apalagi akhir-akhir ini kerap kita menyaksikan fenomena penelantaran anak kepada orang tua .

Kita dikejutkan dengan berita-berita yang begitu memilukan. Seperti yang dikutip dari wawanca TVone (31/10/2021), kisah  seorang ibu yang bernama Trimah (65) yang dititipkan ke panti jompo. Dengan alasan anak menitipkan orang tuanya ke panti jompo karena tidak mampu membiayai orang tua. Meskipun demikian sang ibu masih berharap suatu saat anaknya hatinya terbuka untuk mau merawatnya. 

Kisah yang tak kalah menyedihkan, ada seorang ibu di minta anaknya untuk membeli barang lalu ditinggal. Sang ibu menanti kedatangan putrinya tak kunjung datang untuk menjemputnya.

Orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian mulai merasa khawatir dan kasihan  melihat kegelisahan  ibu tersebut menanti anaknya. Apa salah sang ibu mengapa teganya anaknya meninggalkannya, padahal di usia sang ibu sudahlah sangat lemah untuk bertahan hidup untuk seorang diri. 

Tahun lalu juga tak kalah mirisnya, ada seorang pria lansia ditemukan di pinggiran jalan, yaitu jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Sehari sebelum pria lansia tersebut wafat. Ia menyebutkan  telah dibuang oleh anak-anaknya. Kata Misra Yana (tribunnews.com, 3/4/2020)

Inilah segelintir kisah pilu orang tua yang disia -siakan oleh anaknya. Masih banyak lagi kisah-kisah pilu yang lainya di sekitar kita. Semua ini menjadi bahan renungan untuk kita, agar bisa membangkitkan pola pikir dan sikap kita selanjutnya dalam menyelesaikan problem tersebut.

Inilah bukti dari sistem kapitalis yang tidak henti-hentinya melancarkan misinya untuk memproduksi kemiskinan massal. Pemimpin dalam sistem ini pun telah menunjukkan pada publik , ketidakmampuanya meri'ayah (mengurus) rakyatnya. Hal yang paling berbahaya lagi sistem ini juga telah mematikan fitrah manusia untuk memuliakan orang tua.

Anak tidak lagi menjadi penyejuk mata bagi para orang tua. Bahkan berubah menjadi sosok yang tidak berbelas kasih. Pemicunya lagi-lagi karena materi, keterpurukan ekonomi, dan yang paling miris adalah lemahnya penanaman/pendidikan nilai-nilai agama. Sampai di sini kita paham pemicu hilangnya fitrah sebagai manusia. Benar-benar sistem kapitalis ini telah menghancurkan hubungan orang tua dan anak .

Sungguh luar biasa bahwa sistem kapitalis adalah sumber utama dari malapetaka dalam keluarga. Karena sistem ini berhasil menghilangkan pemahaman tentang kewajiban dan hak antara anggota keluarga. Fitrah anak yang seharusnya memuliakan orang tua, menghormati orang tua, mengurus orang tua, kini telah punah. Yang ada tinggallah sosok anak yang cenderung durhaka kepada orang tua.

Apalagi di dalam sistem ini menjamin setiap orang bebas  berbuat, bebas berpendapat. Negara pun seolah melindungi kebebasan ini.

Pendidikan sekuler berhasil memberikan kontribusi dalam menghasilkan orang cakap ilmu, tetapi bobrok perilaku. Seharusnya negara tampil terdepan dalam menyelesaikan berbagai konflik di ranah keluarga. Sehingga tidak tidak ada lagi kisah pilu lansia yang menderita di akhir hidupnya .

Negara seharusnya bertanggung jawab untuk mengubah pendidikan sekuler dengan pendidikan berbasis Islam. Sehingga bisa menghasilkan generasi yang berkepribadian Islam yang utuh, cakap  ilmu, dan berakhlak mulia .

Jika negara melakukan semua kebijakan tersebut, publik tidak lagi akan menemukan disharmoni orang tua dan anak. Orang tua akan merasa tenang dan mendapatkan curahan kasih sayang sepanjang hidupnya. Sayangnya hal ini hanya akan terwujud di dalam sistem Islam yang menebar rahmat bagi seluruh alam. 

Dalam Islam, akan terbentuk generasi yang menghormati orang tua, menyayangi orang yang lebih muda, serta menghargai sesama manusia. Seorang anak wajib birrul walidain dan memuliakan orang tuanya. Kewajiban tersebut Allah posisikan setelah beribadah dan mentauhidkan Allah SWT. Dosa besar bagi siapapun yang memperlakukan orang tuanya dengan buruk.

Rasulullah SAW bersabda:
"Dosa besar yaitu orang yang menyekutukan Allah SWT, san durhaka kepada orang tuanya." (HR. Bukhari Muslim , dan Thirmidzi) .

Allah SWT juga berfirman:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua - duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu , maka jangan sekali -kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (TQS. Al-Isra: 23-24)

Dalam sistem khilafah, negara menjamin kesejahteraan rakyat melalui beberapa mekanisme. Pertama, khilafah menetapkan bahwa setiap muslim laki-laki khususnya kepala rumah tangga bertanggung jawab bekerja guna menafkahi keluarga.

Kedua, khilafah mendorong masyarakat, saling tolong menolong jika terjadi kekurangan atau kemiskinan yang menimpa individu masyarakat. 

Ketiga, khilafah menerapkan sistem ekonomi Islam dan mengatur berbagai kepemilikan, demi kemakmuran rakyat, baik kepemilikan ke individu, umum dan negara. Negara juga menjamin kehidupan setiap individu masyarakat agar bena-benar mendapatkan sandang, pangan dan papan.

Dengan adanya sistem Islam yang tegakkan di muka bumi ini insyaAllah tidak ada lagi kita jumpai kasus-kasus yang memilukan seperti kejadian akhir-akhir ini. 

Khilafah akan melahirkan insan yang memahami tanggung jawab merawat orang tua. Karena mereka memahami dengan baik, bahwa orang tua adalah pintu tengah surga yang paling indah. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:
"Orang tua merupakan pintu surga yang paling pertengahan, jika engkau mamp, jagalah pintu tersebut" ( HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Elyarti
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar