Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gelombang Ketiga Covid-19 Terjadi atau Tidak, Ahli: Tergantung Ulah Manusia


Topswara.com -- Merespons kabar gelombang ketiga Covid-19 yang akan terjadi di Indonesia pada Desember 2021 atau Januari 2022, Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D, mengatakan itu tergantung pilihan manusia.

"Jadi ini menjadi pilihan manusia sebetulnya, terjadi atau tidak terjadi itu betul-betul pilihan manusia," tuturnya dalam Awas Gelombang Ketiga Covid -19, di kanal Youtube Kabar Petang  Khilafah News, Sabtu (06/11/2021).

Menurut Ahmad, bagaimana nanti manusia berinteraksi, bagaimana kecintaannya pada protokol kesehatan, menahan diri untuk jangan bereuforia. India pun merasakan euforia. Setelah mereka melakukan lock down selama tiga bulan angka Covid turun, tetapi sekitar bulan Desember bereuforia, melakukan aktifitas ritual keagamaan dan juga melakukan Pilkada serentak.

"Akhirnya lonjakan Covid pun sangat tinggi pada bulan April sampai Mei," bebernya.

Ia menjelaskan, suatu yang sebetulnya predictable karena virus Covid-19 penularannya melalui aktivitas manusia, kalau manusianya sangat dekat, berkerumun apalagi berpindah dalam waktu yang bersamaan bisa terjadi.

"Kita mencermati apa yang terjadi di Singapura, Malaysia dan beberapa negara tetangga, meskipun saat ini angka kasus Covid itu turun, sementara di negara lain masih ada, tidak menuntut kemungkinan akan menjalar juga di Indonesia," jelasnya.

Ia mengamati, kasus Covid di Indonesia pada bulan Juli naik dan turun di bulan Agustus, karena ada beberapa hal yang dilakukan seperti pembatasan mobilitas, PPKM dan juga program vaksinasi.

"Namun Indonesia belum bisa dikatakan bebas dari Covid. Bersyukur ya, tetapi jangan takabbur," tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kalau boleh bereksperimen bagaimana nanti liburan Natal dan tahun baru, akan menjadi barometer, karena kalau mau merubah pola berarti harus benar-benar menahan diri untuk tidak bergerak, berpindah ke tempat lain secara serentak.

"Karena ini pola munculnya gelombang-gelombang yang ada di Indonesia, selalu didahului oleh aktivitas massa yang masif dan serentak yang bersamaan," paparnya.

Menurutnya, manusia boleh beraktivitas, tetapi cara beraktivitasnya harus betul-betul memahami biologi dari virus tersebut, tempat berinteraksi pun harus bebas udaranya, harus mengalir dengan lancar, juga harus menggunakan masker, asupan makanan harus sehat, kaya protein dan bergerak, berolah raga.

Apabila ada yang positif, ikuti protokol di daerah masing-masing terutama apa yang disebut contact tracing atau kontak telusur, hubungi puskesmas, pemeriksaan PCR untuk mencari siapa yang terinfeksi.

"Kalau masyarakat paham itu, saling bahu-membahu, saling menolong, insya Allah kita bisa tetap beraktivitas dan juga bisa segera memadamkan apabila ada tanda-tanda akan muncul suatu cluster," pungkasnya.[] Faizah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar