Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sumpah Pemuda: Siapakah Pemuda Idaman Generasi Peradaban?


Topswara.com-- Membincang sumpah pemuda yang biasa diperingati pada tanggal 28 Oktober, seolah mengingatkan terkait peran pemuda sebagai tonggak perubahan. Tapi, jika mengulik sejarah sumpah pemuda dan peringatannya setiap tahun, apakah pemuda-pemuda sekarang sudah mampu menjadi idaman generasi peradaban? 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Zainudin Amali mengambil tema Sumpah Pemuda 2021 yang ke-93, yakni, “Bersatu, Bangkit dan Tumbuh”. Tema tersebut diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda.

Membahas tema tersebut, yaitu terkait bersatu. Ikatan yang menyatukan bangsa ini cukup lemah, karena tidak menjadikan akidah sebagai pengikatnya. Walhasil pemuda mudah sekali diadu domba. Contohnya, hanya karena beda fans atau beda dukungan dalam mendukung tim sepak bola, mereka bisa tawuran.

Selanjutnya membahas soal bangkit dan tumbuh. Dalam kitab Nidhamul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam) karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani mengatakan, bangkitnya manusia dari pemikirannya dalam memikirkan sebelum alama semesta, manusia, dan kehidupan, dan setelah adanya hal itu. Nah, dari sini, dapat diambil catatan. Pemuda bangkit itu karena pemikirannya. 

Kebangkitan yang benar adalah kebangkitan yang berlandaskan Islam. Yaitu, seorang yang memahami sebelum manusia, kehidupan, dan alam semesta ada Al-Khaliq (Yang Maha Mencipta) Allah SWT sekaligus sebagai Al-Mudabbir (Yang Maha Mengatur) seorang pemuda akan memahami, hidupnya di dunia ini adalah untuk ketaatan, bukan yang lain. Selain itu, jika para pemuda memahami setalah alam semesta, manusia, dan kehidupan ada pertanggungjawaban, pastinya mereka akan berhati-hati ketika berlaku. Seluruh jiwa raganya akan diserahkan untuk ibadah dan beramal shalih.

Patut disayangkan. Slogan bersatu, bangkit, dan tumbuh ini hanya sebatas slogan. Indonesia negeri tercinta ini diatur dengan sistem kehidupan yang sekuler kapitalisme, sehingga menihilkan peran agama. Bahkan, agama Islam yang dipeluk mayoritas di negeri ini, sering mendapatkan stigma, baik ajarannya maupun pendakwahnya. Alih-alih, generasi makin maju, yang terjadi generasi sekarang mau hancur. 

Hal itu ditunjukkan, dari perilaku generasi yang terjebak budaya hedonisme yang dikampanyekan Barat. Mereka larut dalam ide-ide kebebasan/liberalisme, sehingga susah sekali diajak untuk taat kepada Sang Pencipta Allah SWT. Pergaulan bebas, seks bebas, L687, budaya kaum sodom telah meracuni generasi sekarang. Sedihnya, penguasa dan sistem membiarkan dengan dalil hak asasi manusia (HAM). 

Mirisnya lagi, para pemuda Islam yang getol mendakwahkan Islam, tak absen dengan tudingan miring, teroris, radikal, dan ekstremis. Walhasil beginilah yang terproduksi. Bukannya generasi unggul melainkan generasi salah asuhan.

Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda yang hakiki adalah sumpahnya kepada Allah SWT. Yaitu, syahadat. Sumpah ini yang akan menentukan seorang pemuda akan ke surga atau ke neraka. Sumpah ini yang menjadi pembeda mana Muslim, mana yang bukan. 

Membincang pemuda Islam dambaan peradaban Islam, tentunya adalah mereka yang teguh memegang keimanan dan istiqamah dalam ketakwaan kepada Islam. Sebagaimana, banyak dikisahkan para pemuda sahabat Nabi Muhammad SAW. Sosoknya mungkin saja tak banyak orang tahu. Padahal awal mula dakwah di Madinah hingga berdirinya Khilafah Islamiyyah, tak luput dari peran besar dari seorang pemuda yang berasal dari bangsawan kaum Quraisy di Mekkah. 

Sejak kecil hingga dewasa fasilitas mewah mengiringi perjalanan hidupnya. Ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan, wangi tubuhnya yang berasal dari parfum yang dipakainya tak pernah lepas dari topik pembicaraan masyarakat Mekkah kala itu. Orangtuanya berhasil membentuk pribadinya sebagai orang yang cerdas. Akan tetapi fasilitas mewah itu rela ia tinggalkan sejak dirinya memutuskan untuk memgikuti agama Rasulullah SAW. yaitu Islam. 

Mush'ab bin Umair, ia adalah sosok pemuda ideal yang patut menjadi contoh bagi generasi Islam saat ini. Hingga Rasulullah SAW. berani dan yakin mengutus Mush'ab bin Umair ke Madinah yang dulu bernama Yatsrib, setelah peristiwa Baiat 'Aqabah Pertama. 

Strategi dakwah yang terstruktur dan terarah dari Rasulullah SAW. diimbangi dengan kemampuan berpikir Mush'ab bin Umair yang tinggi. Dalam waktu satu tahun Mush'ab bin Umair mampu menapaki hasil dakwah yang luar biasa. 

Dakwah Mush'ab bin Umair begitu membekas di hati dan pikiran masyarakat Madinah, dari kalangan bawah hingga para tokoh berpengaruh di Yatsrib. Dengan izin Allah buah perjuangan Mush'ab bin Umair adalah tegakkan Khilafah Islamiyyah yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. sebagai khalifah (kepala negara). 

Kepandaiannya dalam berkomunikasi dengan berbagai kalangan, serta teguhnya keimanan yang menancap kuat dalam hati dan pikirannya. Tak menggoyahkan kenikmatan duniawi yang bisa ia rasakan, tapi ia lebih memilih Islam dan berjuang di medan dakwah. 

Pemuda dambaan peradaban emas adalah pemuda yang akidahnya mengkristal dan jiwa juangnya dalam dakwah senantiasa membara. Begitulah Islam, ketika generasi muda telah terikat hidup dan matinya hanya untuk Allah. Pemuda adalah agen perubahan menuju arah kebaikan dan kebenaran. Jadilah, pemuda layaknya karakter Mush'ab bin Umair dalam memperjuangkan peradaban mulia yaitu peradaban Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah.[]

Oleh: Ika Mawarningtyas (Analis Mutiara Umat) dan Sri Astuti (Analis Mutiara Umat)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar