Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pintu Wiswan Dibuka Demi Keuntungan Siapa?


Topswara.com -- Pemerintah akan membuka pintu masuk bagi wisatawan mancanegara alias turis asing ke Bali  mulai 14 Oktober 2021 nanti. Turis asing dari Korea Selatan, Cina, Jepang, Abu Dhabi, Dubai dan termasuk Selandia baru boleh berwisata ke pulau Dewata di tengah perpanjangan PPKM. Dengan syarat mereka harus mematuhi protokol kesehatan ketat yang ada di Indonesia, termasuk soal masa karantina minimal delapan hari. (cnnindonesia.com, 05/10/2021).

Alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti ini adalah untuk memulihkan kembali sektor pariwisata yang ada di pulau Dewata tersebut. Lantaran Covid-19 yang berakibat merosotnya ekonomi masyarakat. Tapi apakah tindakan itu dilakukan murni 100 persen memikirkan keadaan rakyat yang saat ini sangat kekurangan atau hanya mementingkan para pemilik modal saja?

Dikutip dari detikTavel 17 September 2021 Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cik Ace) menyebutkan dua syarat utama negara apabila pintu kedatangan wisman kembali dibuka yakni ketika kondisi Covid-19 sudah baik dan negara yang dapat memberikan dampak Ekonomi yang besar bagi Bali.

Syarat masuk yang dilunakkan ini adalah rangkaian kebijakan menarik wisman ke Bali padahal tindakan ini juga disisi lain mampu menambah cluster Covid-19 di Indonesia lantaran sejumlah negara yang turisnya sedang melancong justru masih berjuang dalam penanganan Covid-19 di negara mereka, seperti Cina dan Korea Selatan.

Dan tindakan ini bisa menjadi bumerang bagi Indonesia apabila pintu-pintu wisman kembali dibuka. Karna sektor pariwisata tidak langsung pulih tetapi kasus Covid-19 yang malah meningkat di Indonesia.

Padahal seharusnya negara benar-benar memastikan bahwa Indonesia sudah terbebas dari Covid-19 baru setelah itu memikirkan kembali untuk membuka pintu-pintu pariwisata di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Pulau Dewata Bali.

Pariwisata bukanlah kepentingan ekonomi mayoritas rakyat tetapi hanya menguntungkan segelintir pebisnis pengelolaan hotel tempat pariwisata. Para kapitalis ini berusaha untuk mengembalikan bisnis mereka tanpa berpikir dampak negatif dari tindakan membuka kembali pintu pariwisata internasional.

Begitulah jika seluruh perbuatan manusia berasas pada kapitalisme, semua hanya berlandaskan materi dengan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kondisi dan keadaan rakyat yang semakin terpuruk akibat Covid-19 yang tak kunjung selesai di negeri ini. 

Sudah sepatutnya kita kembali ke dalam sistem yang sahih, sistem yang berlandaskan aturan sang pencipta dan pengatur. Karna hanya Islamlah yang mampu mengatur segala aspek kehidupan.

Wallahualam bisawab.

Oleh: Rizki Eka Manurung 
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar