Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wajah Demokrasi Anti Kritik


Topswara.com -- Kritik merupakan menjadi hal yang wajar dalam kehidupan manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang terdiri dari individu dan kelompok masyarakat. Di era modern seperti saat ini, kritik pun mungkin bisa terjadi pada semua aspek kehidupan, karena adanya sebuah media, sarana dan perangkat yang bisa untuk diakses manusia tanpa batasan ruang dan waktu. 

Apabila seorang pejabat yang yang sering Bertemu dengan masyarakat, akan sering mendapatkan publikasi pula di media. Mulai dari isi pembicaraannya dan perilakunya. Apalagi seorang yang penguasa negara, ketika mengambil sebuah kebijakan maka akan mendapatkan sorotan dari masyarakat. Baik kebijakan yang diambil itu lebih pro terhadap kepentingan rakyat atau justru condong terhadap kepentingan penguasa, bahkan memungkinkan untuk ditunggangi kepentingan asing.

Maka dari itu, kritik dan penyampaian pendapat masyarakat melalui media massa ketika tidak didengarkan oleh penguasa, bahkan dibungkam, maka rakyat akan menggunakan fasilitas umum atau perangkat yang di situ bisa untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Misalkan dengan mural yang baru-baru ini ini ramai diperbincangkan.

Kritik merupakan sebuah upaya agar bisa melahirkan sebuah peraturan dan kebijakan yang bisa sejalan dengan harapan umat. Tetapi dengan kondisi di lapangan, fakta berbicara sebaliknya. Reaksi rezim terhadap masyarakat yang mengkritisi atau bersuara  akan dibungkam atau bahkan mendapatkan tindakan represif dari penguasa. Katanya dalam sebuah sistem demokrasi negara harus mendorong rakyat untuk berperan dalam menjalankan roda kekuasaan untuk memberikan kritik, masukan untuk bisa mengimbangi kekuasaan agar tidak diktator dan antikritik.

Namun bila ditelaah lebih mendalam, fenomena ini juga terjadi pada rezim di orde manapun, kenapa bisa terjadi demikian? Karena Demokrasi merupakan sistem buatan manusia yang melahirkan aturan yang rentan akan terjadi konflik, memenangkan satu pihak, dan tidak bisa mengakomodir keseluruhan aspirasi dari masyarakat. Bahkan kebijakan  yang diambil dari demokrasi tidak mampu menyelesaikan masalah secara tuntas.

Kelemahan-kelemahannya pun jelas terlihat. Seperti ketika terjadi wabah virus Corona yang telah menyerang negeri ini sudah hampir dua tahun, hingga saat ini tidak kunjung menemukan solusi.

Sedangkan Islam merupakan agama yang sempurna dan paripurna. Islam mengatur urusan manusia bangun tidur hingga tidur lagi. Aturan Islam pun mengatur manusia dalam seluruh elemen aspek ketatanegaraan kemasyarakatan, pendidikan, hingga tataran budaya. Dengan meletakkan kedaulatan ada di tangan syariat, maka tidak akan ada manusia yang mampu untuk mengganti hukum sesuai dengan kepentingan sendiri, kekuasaan tertinggi hanya ada pada syara'. 

Maka dari itu, jika saat ini sistem Islam, yang diturunkan langsung oleh Allah, belum ada. Maka tugas kita sebagai umat Islam hari ini, turut berjuang untuk menegakkan kembali agama Islam dengan penerapan syariat dalam bingkai kehidupan secara sempurna sesuai dengan contoh yang diberikan oleh suri tauladan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. Sistem yang telah terbukti mampu membawa kesejahteraan terhadap seluruh umat manusia.

Wallahu a'lam bishawwab

Oleh: Riris Dwi 
(Aktivis Pergerakan Mahasiswa)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar