Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tips Enam Langkah Meredam Amarah


Topswara.com -- Tatkala yang diinginkan tak sesuai dengan kenyataan, terkadang memicu munculnya amarah. Terkadang ingin dilampiaskan sejadinya. Risikonya dapat menzalimi diri sendiri dan atau orang lain. Tentu saja akan berujung penyesalan dan catatan dosa di sisi Allah SWT. Agar tetap bisa berpikir rasional dan bertindak solutif maka amarah pun harus diredam. Berikut tips enam langkah meredam amarah. Semoga dapat membantu.

Pertama, membaca ta’awudz. Salah satu faktor yang membuat manusia marah adalah bisikan dari setan. Maka segeralah mengucapkan dan meresapi kalimat ta’awaudz: A’uudzubillahi minasyaithanirrajim. Artinya, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Katakan dalam hati, “Wahai diriku, tahanlah amarah karena itu ajakan setan.”

Kedua, beristighfar. Bila amarah belum mereda, segeralah sadari bahwa meluapkan amarah adalah jalan menuju kezaliman seraya memohon ampun kepada Allah SWT dengan mengucapkan dan meresapi kalimat istighfar: Astaghfirullahal ‘adziim. Artinya, Aku mohon ampun kepada Allah yang Mahaagung.

Ketiga, diam. Bila amarah belum mereda, tetap ta’awudz dan istighfar dalam hati. Jangan membantah jangan pula menjawab pihak yang membuat kita marah ketika emosi masih tinggi, karena kalau bicara biasanya kata-kata yang tak patut diucapkan. Tunggulah sampai amarah mereda, baru bicara lagi secara baik-baik. Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah satu dari kalian marah, maka diamlah” (HR Ahmad).

Keempat, mengubah posisi. Bila marahnya sedang berdiri, maka duduklah, bisa masih marah, berbaringlah. Berdiri lebih mudah melempar, memukul dan menendang dibanding posisi lainnya. Dengan tetap melakukan poin satu sampai tiga di atas. Di samping itu juga mengubah posisi akan meredakan amarah.

Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah satu dari kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka duduklah, karena dengan melakukan hal itu marahnya akan hilang. Dan jika belum hilang, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Kelima, berwudhu. Jika masih marah, beranjaklah mencari air untuk berwudhu. Berwudhu akan mengurangi hawa panas dalam hati dan juga sebagai terapi yang menyegarkan untuk mengendurkan ketegangan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya berwudhu” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Keenam, mandi. Bila selesai wudhu amarah masih menguasai hati, maka mandilah. Dengan mandi tubuh jadi lebih rileks, ketegangan syaraf karena marah berkurang signifikan. Rasulullah SAW bersabda: “Marah itu dari setan, setan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian marah, mandilah” (HR Abu Muslim).[]

Oleh: Joko Prasetyo (Jurnalis)

Dimuat pada rubrik TIPS Newsletter Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) edisi 96 (Desember 2019).
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar