Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kondisi Afghanistan Dikaitkan Narasi Radikalisme dan Terorisme


Topswara.com -- Densus 88 Polri mengungkap adanya dampak terhadap Indonesia dari kemenangan Taliban setelah menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan. Polri menyebut kemenangan Taliban bisa memicu keterkaitan kelompok-kelompok radikal di Indonesia. Senada dengan itu namun beda penjelasan, pakar terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib mengatakan kemenangan Taliban ini bisa memicu semangat kelompok radikal untuk mendirikan Negara Islam. (detikNews 19/08/2021)

Meski kemenangan Taliban mulai mendapat pengakuan dari banyak pihak termasuk Amerika sendiri sebagai penyulut narasi Global War on Terrorism. Namun opini terus digulirkan agar masyarakat tetap waspada terhadap pemanfaatan pada situasi ini oleh kelompok radikal. Sebuah kelompok yang menginginkan penegakan negara Islam melalui jalan kekerasan dan pengeboman. 

Perlu dipahami Amerika Serikat, sebagai Negara berideologi kapitalisme tentu tidak akan mendukung proyek tegaknya Islam dan kebangkitannya. Jadi meskipun ada sebuah Negara yang mendeklarasikan bahwa seolah-olah bernafaskan negara Islam selama  Amerika Serikat masih memberikan izin dipastikan negara tersebut bukanlah negara Islam yang sahih.

Sebuah negara yang menerapkan ideologi Islam seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW di Madinah dan hal ini bisa dilihat dari pasal-pasal perjanjian Doha. Dari pasal-pasal  tersebut sangat tampak bahwa Amerika Serikat akan memastikan bahwa siapapun yang berkuasa di Afghanistan, tidak boleh menghalangi ambisi dan kepentingannya atas Afghanistan. Diantaranya gencatan senjata yang langgeng.

Artinya tidak ada lagi kontak senjata dan perang paska ini, juga menyepakati kontra terorisme dimana Taliban menjamin bahwa Afghanistan tidak akan digunakan oleh kelompok teroris baik kelompok maupun individu teroris lain untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutunya. Bagian ini hampir memenuhi naskah seluruh perjanjian. Taliban juga menjamin bahwa Afghanistan tidak akan menjadikan tempat pusat perlawanan terhadap Amerika Serikat. 

Di sisi lain, Taliban sendiri menyuarakan menjunjung tinggi HAM dan menghindari pertumpahan darah dalam meraih kekuasaan. Mengedepankan dialog, menampilkan wajah yang moderat dan inklusif yakni melibatkan semua pihak serta berjanji akan menghormati hak perempuan dan tidak mewajibkan burqa dan niqab. Hal ini juga dikuatkan dari perbincangan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai didampingi utusan perdamaian Abdullah Abdullah dengan delegasi Taliban dalam rilis yang di unggal pada 19 Agustus 2021.  “Taliban berupaya meyakinkan dunia Internasioanal jika kelompoknya tidak sama dengan di era 1990 an dan sanggup memimpin Afghanistan dengan sebaik- baiknya”. 

Padahal dikatakan sebagai negara Islam apabila seluruh syariat Islam diterapkan.  Syaikh Taqiyyudin An Nabhani dalam kitabnya menjelaskan khilafah adalah kepemimpinan umum kaum Muslim diseluruh dunia. Menerapkan seluruh aturan Allah baik dalam sistem kehidupan dan menyebarkan Islam keseluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Maka tentu saja begara Islam tidak akan berhubungan diplomati dengan AS, Cina, Rusia. Sebab negara-negara ini adalah kafir harbi yang hubungannya dengan negara Islam adalah peperangan. 

Disamping itu negara-negara tersebut merupakan sekian negara yang menyiksa kaum Muslim. Menumpahkan darah umat Muslim tentu saja balasan yang sesuai terhadap mereka  adalah jihad bukan yang lain. Oleh karena itu umat Islam harus memahami bahwa negara Islam yang sahih berdiri diatas metode kenabian (Khilafah ala Minhajin Nubuwwah) tidak lahir dari negosiasi, melainkan dari metode umat seperti yang digariskan oleh Rasulullah SAW. 

Thariqah dakwah untuk menegakkan Khilafah melalui beberapa tahapan dakwah yang dipraktekkan Rasulullah SAW di Mekkah hingga bisa menegakkan Daulah Islam di Madinah. Secara global. Dalil-dalil tentang thariqah ini qath’i, diantaranya adalah sebagai berikut: Rasul menyeru orang- orang secara rahasia pada awal dakwahnya sekitar tiga tahun. Beliau membina kaum Muslim di Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam. Kemudian beliau mengumumkan menyerukan dakwah secara terang-terangan.
 Ssetelah turunnya firman Allah SWT “Karena itu sampaikanlah secara terang -terangan segala perkara yang telah diperintahkan kepada kamu dan berpalinglah dari orang – orang yang musyrik ” (TQS Al-Hijr (15) :94)

Sejak itu beliau melakukan ash- shira’u al-fikri (pergolakan intelektual) dan al-Kifahu as-siyasi (perjuangan politis) hingga akhirnya beliau melakukan thalab an- nushrah. Saat melakukan as-shira’u al-fikri Rasulullah SAW menjelaskan kebatilan menyembah berhala, beiau juga menegakkan hujjah diatas orang-orang kafir dan ayat terkait hal itu banyak. Salah satu diantaranya “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (TQS. Ath-Thur:35)


Adapun al-Kifahu as-siyasi ditandai dengan ayat- ayat yang turun yang membodoh- bodohkan mimpi, klaim dan kesesatan mereka. Ayat-ayat dalam hal itu juga banyak diantaranya “Binasalah kedua tangan abu lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api neraka yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (TQS. Al-Lahab : 1 – 5)

Sedangkan thalabu an- nushrah dari ahlul qawah wa al- man’ah, Rasul SAW meminta dari kabilah yang kuat yaitu dengan mengutus Mus’ab bin Umair ke Madinah dan kaum Ansar memberikan nusrahnya lalu terjadi Bai’at Aqabah II. Inilah cara menegakkan Khilafah ala Minhajin Nubuwwah secara sahih berdasarkan dalil-dalil syariah.

Khilafah bukanlah Negara perusak perdamaian, diskriminatif, penghancur kesatuan sebagaimana yang diopinikan saat ini. Siapapun yang menelaah sirah Rasulullah SAW menegakkan  negara Islam di Madinah kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh Khulafaur Rasyidin dan Khilafah selanjutnya di masa Kekhilafahan Umayyah, Abbasiyah hingga berakhir di Utsmaniyyah akan menemukan penerapan Islam Kaffah yang akan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Apakah kita tidak merindukan kembalinya sistem tersebut? Sistem yang mampu melindungi semua lapisan masyarakat. Mampu menjaga kemuliaan Islam dan kaum Muslim.

Wallahu a'lam bishawwab

Oleh: Lesa Mirzani, S.Pd.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar