Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemerdekaan Hakiki, Terapkan Islam Kaffah


Topswara.com -- 17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka Nusa dan Bangsa, hari lahirnya Bangsa Indonesia,........

Potongan lirik lagu di atas adalah lirik lagu kemerdekaan Indonesia, yang sering dinyanyikan pada saat memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia setiap tahun, pada tanggal 17 Agustus. Bahkan, dengan rangkaian berbagai kegiatan pada saat sebelum pandemi. Namun, muncul pertanyaan di benak. Benarkah kita sudah merdeka? Dan, apa makna merdeka itu sendiri?

Dikutip dari detikNews (27/6/2021), HUT Ke-76 RI mengusung tema 'Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh'. Ada pesan optimisme di balik tema tersebut.

"Indonesia Tangguh menghadapi berbagai krisis yang selama ini menempa," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono lewat pesan singkat, Kamis (17/6/2021).

Namun, seruan peringatan detik proklamasi kemerdekaan dan slogan HUT RI ke 76 Indonesia Tangguh dan Tumbuh tak memiliki makna tanpa ada perubahan sistem. Sebab kemerdekaan yang hakiki adalah terbebas dari penjajahan fisik maupun pemikiran. 

Merdeka, tapi masih banyak sarana pendidikan yang belum memadai terutama pada sekolah-sekolah terpencil, dan kalangan masyarakat bawah yakni masyarakat yang ekonominya rendah. Merdeka, tapi layanan kesehatan yang sulit dinikmati oleh masyarakat di kalangan bawah. Merdeka tapi masyarakat masih banyak yang kelaparan. Merdeka, namun utang negara melonjak naik.

Kini derita rakyat berderet saat pemerintah gagal menangani kasus Covid-19. Bahkan, data menunjukkan angka kematian maupun yang terpapar Covid-19 melonjak naik. Terutama yang isoman banyak yang gugur akibat kurangnya periayahan pemerintah dan kurangnya sarana kesehatan yang diberikan oleh pemerintah saat isoman.

Dalam kamus bahasa Indonesia, arti merdeka adalah bebas yakni bebas dari perhambaan dan penjajahan. Akan tetapi, negeri ini masih di jajah oleh tsaqafah asing dan masih bergantung pada negara-negara lain, seperti SDM Indonesia yang terbentang luas dari tambang emas, listrik dll. Tapi yang menikmati hasil kekayaan alam adalah asing/aseng. Wajar jika angka kemiskinan di negeri ini meningkat, pengangguran merajalela karena tidak ada lowongan lapangan kerja. Bahkan, tsaqafah asing menjauhkan masyarakat dari aturan Allah, dan menjadikan manusia tunduk pada dunia.  leh sebab itu, tsaqafah asing juga membuat akhlak dan moral setiap individu ikut rusak. 

Seharusnya, pemerintah menyadari atas cacatnya penerapan sistem kapitalis yang tidak mampu menjadi pengatur alam semesta, manusia dan kehidupan. 

Dalam kaca mata Islam, kemerdekaan hakiki adalah ketika setiap individu atau masyarakat di dalam negeri itu bisa tunduk sepenuhnya kepada seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Serta melepaskan diri dari ikatan sistem yang bertentangan dengan perintah Allah SWT seraya menegakan hukum-hukum Allah dimuka bumi.

Namun, kemerdekaan itu tidak bisa dicapai jika tidak ada ketakwaan setiap masyarakat agar tetap tunduk pada setiap aturan Allah. Sebab, hanya aturan Allah yang bisa menjadikan solusi atas permasalahan kehidupan manusia. Hingga mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendapatkan tempat yang aman di akhirat nanti. Allah SWT berfirman;

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (didekat) mata air - mata air (yang mengalir).(TQS. al-Hijr [15]: 45)

Maka, ketakwaan setiap individu akan mampu mewujudkan pemimpin yang amanah, melayani rakyat setulus hati. Sehingga, bisa menerapkan hukum Allah SWT dalam naungan khilafah.

Demikianlah, dalam penerapan sistem Islam Kaffah, akan mampu membentuk negara yang mensejahterakan rakyat nya dan memanfaatkan sumber daya alam (SDM) untuk kebutuhan rakyat dibawah kepemimpinan Khalifah dan seraya menerapkan syariah Islam secara kaffah ditengah-tengah umat.

Waulahu a'lam bisshawab

Oleh: Fiani, S.Pd.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar