Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Intervensi Negara Asing Melalui Latihan Militer


Topswara.com -- Seperti tahun-tahun lalu, Indonesia selalu melakukan latihan militer bersama negara lain secara berkala. Kali ini, di tengah perpanjangan PPKM level 4 mulai tanggal 26 Juli - 6 Agustus, Indonesia kembali melakukan latihan militer bersama Asing.

Sebagaimana laporan Kepala Dinas Penerangan Brigjen TNI Tatang Subarna melalui detiknews 24/7/2021 mengatakan "Tujuan latihan bersama ini untuk meningkatkan kerjasama dan kemampuan prajurit TNI AD dengan AD Amerika serikat dalam pelaksanaan tugas operasi."
Baru-baru ini dikabarkan sebanyak 330 tentara AS tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang pada tanggal 24-7-2021.
Menurut data, latihan ini akan diikuti oleh 2.246 personel TNI dan 2.282 personel AD AS. Mereka akan latihan bersama pada 1-14 Agustus di tiga titik latihan tempur Baturaja, Amborawang dan Makalisung. Sebelumnya mereka terlebih dahulu harus mengikuti serangkaian pemeriksaan dari pihak Bea cukai dan imigrasi serta mengikuti protokol kesehatan ketat, hal ini dilakukan supaya kegiatan tersebut berjalan aman dan tertib.

Tatang menambahkan, pasukan perang Amerika serikat akan tiba di Palembang secara berurutan hingga tanggal 26 dengan menggunakan lima pesawat. Sementara di Amborawang dan Makalisung mendarat pada tanggal 25, masing-masing dengan satu pesawat.

Latihan tempur yang akan digelar pada 1-14 Agustus ini diberi nama "Garuda Shield" ke 15 tahun 2021 dan disebut sebagai latihan terbesar dalam sejarah kerjasama antara TNI AD dengan tentara AS. Perlu diketahui, kegiatan ini pertama kali dilaksanakan pada 2009 di Bandung Jawa Barat, kemudian kegiatan serupa  digelar di Bogor pada September 2020. Adapun  materi latihan antara lain latihan lapangan, menembak, medis dan penerbangan. Sementara Garuda Shield tahun ini dirancang untuk meningkatkan kerjasama antara angkatan bersenjata Indonesia dengan Divisi Infanteri ke-25 AS, mempererat hubungan dan mempromosikan keamanan regional.

Lantas, benarkah dengan adanya latihan bersama ini akan mewujudkan hubungan erat dan kerjasama serta menguntungkan Indonesia atau malah justru sebaliknya merugikan, bahkan menjadikan Indonesia semakin terjerat dalam cengkeraman asing?

Latihan Bersama Pintu Intervensi Asing

Bukan tanpa alasan mengapa negara Paman Sam menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk latihan perang. Hal ini terjadi karena Indonesia begitu memesona di mata dunia sebab memiliki sumber daya alam melimpah, jumlah penduduk terbesar ke empat di bumi setelah Cina, India dan Amerika. Di mana penduduknya didominasi kaum Muslim, selain itu letak geografis dan astronomis yang strategis membuat negara penjajah tergiur untuk  melakukan penguasaan dan penjajahan, mereka mengambil cara dengan dalih menjalin kerjasama. Padahal sejatinya itu hanyalah bagian dari strategi Barat untuk menjalankan penjajahan gaya baru (neo imperialisme) berupa makar politik.

Jika dicermati lebih dalam, kerjasama Indonesia-Amerika Serikat melalui latihan tempur merupakan salah satu bentuk penguasaan negara tersebut terhadap Indonesia, sebab dengan kerjasama militer menjadikan Indonesia lemah karena persenjataan, beragam latihan dan teknis keahlian militer bergantung kepada negara-negara penjajah dan hal ini menjadi tolak ukur kekuatan perang Indonesia di mata Amerika Serikat. Selain dengan kegiatan tersebut, neo imperialisme ditanamkan melalui investasi dan utang, akibatnya Indonesia kehilangan berbagai Sumber Daya Alam (SDA), dengan kerjasama di bidang pendidikan dan sosial budaya telah menanamkan pemahaman demokrasi, kapitalisme dan liberalisme dalam mengatur kehidupan kepada semua lapisan masyarakat.

Intervensi dalam Pandangan Islam

Penjajahan merupakan tindakan yang dilegalkan bagi negara yang menganut paham kapitalisme liberalisme dalam mengatur kehidupan dan mengeluarkan kebijakannya. Oleh karena itu bagi mereka, menjajah negara kaya akan sumber daya alam akan tetapi lemah dalam politiknya adalah tindakan yang lumrah dilakukan. Sebab dalam sistem tersebut tujuan utama dalam hidup ini adalah mengumpulkan harta kekayaan sebanyak mungkin meski dengan cara harus merugikan negara lain. Selain itu dalam aturan ini berpandangan bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama dengan kata lain, liberalisme menginginkan agar suatu masyarakat yang bebas dengan bercirikan kebebasan berpikir dan bertindak setiap individu. 

Berbeda dengan Islam segala bentuk penjajahan diharamkan dan harus diperangi, untuk itu penting dipahamkan kepada umat bahwa harus ada perjuangan politik yaitu penentangan terhadap peraturan kapitalisme dengan demokrasi sebagai pilarnya guna meniadakan penjajahan di negeri-negeri kaum Muslim, temasuk Indonesia.

Maka dari itu, dalam negara  Islam tidak ada politik luar negeri bebas aktif artinya negara tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia secara aktif. Sehingga haram hukumnya menjalin hubungan diplomatik, kerjasama, ekonomi, pendidikan, perdagangan dan militer dengan mereka. Begitupula dalam hal investasi dan utang luar negeri. Maka, khilafah tidak akan memberikan peluang dan menutup celah penguasaan atas umat Muslim oleh negara asing.

Maka dengan demikian, seyogyanya pemerintah harus waspada terhadap intervensi negara manapun tidak terkecuali Amerika serikat. Siapapun yang ingin menjalin kerjasama, baik individu maupun negara dengan negeri Muslim untuk menguasai  perekonomian, budaya, politik dan pertahanan keamanan tidak boleh dianggap hal yang wajar. Sebab ada pepatah yang mengatakan tidak ada makan siang gratis, artinya tidak ada sesuatu yang diberikan tanpa ada tendensi. Sehingga ditenggarai apa yang dilakukan Amerika serikat terhadap Indonesia, ada sesuatu yang ingin mereka dapatkan dengan cara mudah dan halus.

Seperti kerjasama yang ditawarkan negara Paman Sam kepada Indonesia di tengah pandemi Covid-19 sedang merebak di Tanah Air. Dilansir dari laman VOA Indonesia (21/1/2021)  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia berharap Joe Biden sebagai presiden baru Amerika dapat memperkuat kerjasama multilateral dalam menangani pandemi Covid-19. Retno juga menyampaikan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu mitra strategis dan terpenting bagi Indonesia, sebab Amerika dan Indonesia memiliki banyak kesamaan pandangan termasuk demokrasi, kemajemukan, toleransi dan hak asasi manusia. Hal senada dikatakan Pengamat Hubungan Internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto berharap Indonesia dan AS bekerjasama dalam pengembangan vaksin dan meminta Biden mempercayai WHO yang mengkoordiniasikan segala upaya dalam penanganan wabah ini. 

Indonesia Butuh Khilafah

Perlu menjadi catatan, sesungguhnya Indonesia dengan segala potensi yang dimilikinya, sebenarnya mampu mandiri dan menjadi negara besar dan kuat. Namun, hal itu tidak akan bisa terwujud apabila negeri ini mengadopsi sistem Barat yaitu kapitalisme liberalisme, sebab dengan aturan tersebut justru telah memberikan peluang negara manapun untuk mencengkeram Tanah Air, sehingga negeri ini makin terjajah dan rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan keterpurukan.

Oleh karena itu, apabila Indonesia menginginkan terlepas dari penjajahan dan intervensi negara asing, maka harus melepaskan diri dari sistem demokrasi dan menggantinya dengan sistem Islam. Sementara sistem tersebut hanya bisa diterapkan melalui institusi daulah khilafah Islamiyyah, yakni negara di mana aturannya berlandaskan akidah Islam dan berciri khas pemikiran. Politik dalam dan luar negeri dijalankan sesuai standar Islam dan akan memutus semua hubungan luar negeri yang akan merugikan rakyat. Khilafah akan menjadikan penjajah sebagai lawannya yang harus diperangi. Oleh karena itu segala bentuk penjajahan melalui investasi dan peminjam utang tidak akan diberi celah, segala proyeknya akan digagalkan dan pelakunya dideportasi ke negara asalnya, begitupun militer dan keamanan tidak lagi bergantung pada Barat.

Maka dengan demikian, meniscayakan Indonesia akan terlepas dari penjajahan negara lain, walhasil segala potensi yang dimiliki negeri ini bisa dikelola secara mandiri demi kemaslahatan umat warganegara, baik Muslim maupun non-Muslim.
Wallahu a'lam bishawwab


Oleh: Nurmilati
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar