Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Prof. Suteki: Kewajiban Seorang Muslim Memiliki Akidah Kokoh terhadap Allah SWT dan Islam


Topswara.com -- Pakar Hukum dan Masyarakat Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum., mengatakan, menjadi kewajiban bagi seorang Muslim memiliki akidah yang kokoh  terhadap Allah SWT dan Islam.

"Sudah kewajiban dan ideal bagi seorang Muslim memiliki kekokohan akidah terhadap keimanannya, terhadap Allah SWT dan Islam," tuturnya di WhatsApp Group Kuliah Online 4.0 Diponorogo, Sabtu (10/7/2021).

Ia mengatakan, bagi seorang Muslim yang telah kokoh akidahnya hingga mampu mengenali Rabb secara benar, maka akan memegang teguh atau mentauhidkan Allah dengan segala kemampuan dalam aspek kehidupannya. Ketauhidan yang bukan semata mengakui Dia sebagai Maha Pencipta saja, tetapi mengesakan Allah SWT dalam ketuhanan-Nya. 

"Baginya, hanya aturan Allah SWT yang wajib ditegakkan dan dipatuhi di muka bumi. Dengan landasan yang demikian, maka ia akan berusaha turut dalam perjuangan yang memperjuangkan kehidupan Islam agar kembali lagi, sehingga Islam atau aturan Allah akan mampu diterapkan secara kaffah/keseluruhan," terangnya.

Oleh karenanya, seorang Muslim akan senantiasa berpegang dan mengokohkan akidahnya walau penuh berbagai rintangan dan kesulitan di depan mata. 

"Ajaran tauhid atau kekokohan akidah yang telah merasuk dalam diri seorang Muslim, akan membuat dirinya bergerak untuk melakukan perubahan melawan kesyirikan dan kezaliman," paparnya.

Ia mencontohkan, dengan kalimat tauhid, Nabi Ibrahim as. berani menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya, berhadapan dengan Raja Namrudz yang zalim, bahkan merelakan dirinya dibakar hidup-hidup. 

"Demi kalimat tauhid, Rasulullah SAW dan para sahabat serta orang-orang shalih rela mengorbankan harta dan jiwa mereka di jalan Allah SWT. Mushab bin Umair ra. meninggalkan kemewahan hidupnya dan kasih sayang kedua orang tuanya demi memilih berada di barisan pendukung kalimat tauhid. Ia rela hidup sederhana bahkan nyaris kekurangan, ketimbang kembali dalam kemewahan tetapi menggadaikan akidahnya," imbuhnya.

Ia menjelaskan, serangkaian peristiwa demikian dapat menjadi teladan sebagai strategi  agar senantiasa dapat mengokohkan akidah kepada Allah SWT. 

"Dengan keteguhan tersebut akan membuat orang yang lemah menjadi kuat, dan melahirkan ketaatan mutlak hanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketaatan yang meniscayakan bahwa pembuat hukum yang wajib ditaati hanyalah Allah SWT. Dialah sebaik-baik pembuat aturan bagi manusia. Ketika seorang manusia tidak mau berhukum pada hukum Allah dan Rasul-Nya, tentu akidahnya akan ternoda," terangnya.

Ia menilai, ketaatan seorang Muslim pada hukum Allah SWT secara kaffah/keseluruhan adalah refleksi akidah atau ketauhidan seorang Muslim. 

"Ia tidak akan menjadikan syariah Islam sebagai perkara yang boleh dipilih sesuka hati. Ia memahami bahwa memilih dan memperjuangkan syariah Islam adalah kewajiban," terangnya.

Ia memaparkan, dengan pondasi keimanan yang kokoh akan menjauhkannya diri dari sikap sombong dan meremehkan hukum-hukum Allah.

"Jika seorang Muslim mengklaim diri telah mengenali Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, maka baginya tidak ada hukum atau aturan yang wajib ia laksanakan selain aturan-aturan Allah SWT atau syariah Islam, dan wajib diterapkan secara keseluruhan dalam institusi pemerintahan/negara. Allah SWT berfirman, 'Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian tidak ada keberatan di dalam hati mereka atas putusan yang kamu berikan dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya' (TQS an-Nisa [4]: 65)," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar