Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penguasa Pembohong dalam Pandangan Islam, Ahli Fiqih Islam: Itu Lebih Haram Lagi!


Topswara.com -- Ahli Fiqih Islam KH. Shiddiq Al Jawi menerangkan, pemimpin atau penguasa berbohong dalam pandangan Islam hukumnya lebih haram karena berdampak lebih luas.

“Terlebih lagi, tentunya kalau kebohongan itu dilakukan oleh pemimpin atau penguasa, itu lebih haram lagi. Karena yang namanya pemimpin, ketika dia berbicara dampaknya tidak hanya untuk dirinya sendiri atau keluarganya, tapi dampaknya itu kepada seluruh masyarakat, seluruh negara, bisa terkena dampak dari kebohongan dia itu,” tuturnya dalam Kajian Online Fiqih Islam: Pemimpin Pembohong dalam Pandangan Islam, Jumat (2/7/2021), di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Menurutnya, pemimpin yang berbohong akan menimbulkan dampak destruktif yang tidak hanya untuk lingkungan terdekatnya, tapi destruktif untuk seluruh bangsa, seluruh negara yang dipimpin.

Dalil haramnya berbohong, ia menjelaskan terdapat dalil dari Al-Qur'an dan hadis, di dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 61, yang artinya “....laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berbohong”.

“Jadi orang yang berbohong dalam ayat ini, surat Ali Imran ayat 61 disebut mendapat laknat Allah. Orang yang dilaknat itu berarti dia melakukan sesuatu yang tidak ada hukum lain kecuali hukumnya itu haram," jelasnya.

Dalil di dalam hadis, ia menambahkan satu hadis ketika Rasulullah menerangkan ciri-ciri orang munafik.
“Ciri-ciri orang munafik dimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Imam Bukhari),” tambahnya.

Karena dosa yang sangat besar ini, ia mengatakan bahwa pemimpin yang berbohong itu haram masuk surga.
“Allah SWT mengharamkan pemimpin yang pembohong ini masuk surga. Di dalam salah satu hadis Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: 

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]. Berarti kalau haram masuk surga, berati masuk ke mana? masuk neraka. Pemimpin yang pembohong, berat sekali,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar