Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gerakan Keluarga Berdoa, Mampukah Atasi Bencana?


Topswara.com -- Pandemi Covid-19 belum juga berakhir hingga saat ini. Bahkan semakin lama kasus terinfeksi semakin meningkat. Begitu juga dengan kasus kematian akibat pandemi ini. Kondisi di lapangan pun semakin memburuk. Pasokan oksigen di rumah sakit dan pasaran kini juga dalam status kritis. Bahkan, beberapa rumah sakit harus menutup pintu bagi pasien baru dengan gangguan pernapasan. 

Kekosongan stok oksigen disebabkan karena ketidakmampuan pemerintah mengantisipasi rekor peningkatan kasus dan potensi kelangkaan sarana penunjang pelayanan Covid-19, kata Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra. Padahal, IAKMI dan ahli kesehatan lain telah memperingatkan pemerintah sejak awal tahun ini, bahwa pada Juni dan Juli akan terjadi kenaikan signifikan kasus Covid-19 hingga tiga kali lipat  akibat ekses keramaian, seperti liburan. 

Sebagai contoh, Instalasi Gawat Darurat (IGD) dua rumah sakit di Bandung, Edelweiss Hospital dan RS Al Islam Bandung, untuk sementara tidak menerima pasien baru dengan keluhan pernafasan akibat keterbatasan pasokan oksigen. (bbc.indonesia, 7/7/ 2021). Sungguh kondisi ini membuat kita sedih karena pasien yang terinfeksi akan bertaruh nyawa ketika tidak mendapatkan pertolongan melalui oksigen terutama pasien dengan saturasi oksigen rendah.

Di tengah buruknya kondisi pandemi saat ini  Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi tersebut, Halim menghimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia. "Doa bersama dilakukan bersama keluarga di rumah masing-masing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/7/2021).

"Dalam doa memohon kepada Allah SWT dan Tuhan yang Maha Esa agar pemimpin dan seluruh warga negara Indonesia diberikan kesehatan, keselamatan, dan perlindungan dari wabah Covid-19," katanya. Halim pun mengimbau agar seluruh pihak berdoa agar kuat dan tabah menghadapi pandemi.

 Selain itu, mereka juga diimbau untuk mendoakan pemimpin dan masyarakat Indonesia dapat saling membantu dan menguatkan, serta bergotong royong dalam menangani pandemi Covid-19. "Doa bersama agar bangsa Indonesia dibebaskan dari pandemi Covid-19," katanya. Di samping doa bersama, Halim juga meminta seluruh masyarakat dapat selalu mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, ia juga mengimbau agar masyarakat mulai menerapkan pemakaian masker double dan menghindari aktivitas makan bersama. (detik.com, 3/7/2021).

Imbauan doa bersama untuk negeri ini pada hakikatnya adalah bentuk permintaan kita kepada Allah SWT agar segera mengakhiri ujian pandemi ini. Maka doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba Allah adalah bentuk kepasrahan kita atas semua upaya yang sudah dilakukan. Namun ternyata belum mampu mengakhiri pandemi ini, sehingga akhirnya kita menyadari betapa manusia ini lemah dan butuh pertolongan dari Allah sang penguasa alam semesta. 

Di dalam Islam, doa mempunyai posisi penting. Dalam riwayat At Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Doa itu merupakan inti dari ibadah". Namun sebelum berdoa sebaiknya kita, juga termasuk para penguasa di negeri ini harus berupaya maksimal dalam menangani pandemi ini agar segera berakhir. Serta melakukan intropeksi diri apakah berbagai kebijakan yang diterapkan di negeri ini layak untuk dipertahankan."

Kebijakan yang lahir dari sistem demokrasi yang rusak hari ini seharusnya menyadarkan para penguasa kita bahwa sistem demokrasi ini tidak layak dijadikan sebagai aturan hidup. Sudah saatnya kita mengambil aturan Islam secara kaffah untuk menjadi aturan hidup. 

Mengambil solusi penanganan wabah sesuai dengan sunah dalam syariat Islam sembari berdoa memohon pertolongan kepada Allah. Maka bukan hanya berdoa saja yang kita lakukan tetapi kita semua juga harus bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha. Meninggalkan sistem hidup yang rusak hari ini dan diganti dengan sistem Islam yang berasal dari Allah. Insyaallah negeri ini akan menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur, negeri yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT.

Wallahu a'lam bisshawab

Oleh: Pipit Ayu, S.Pd.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Berdoa tentulah perlu, tp musti ada peran serius dr negara agar masalah covid ini segera terselesaikan...

    BalasHapus