Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kaum Kafir Quraisy Mulai Terusik dengan Dakwah Rasulullah


Topswara.com -- Orang-orang Quraisy sangat serius dalam mengawasi persebaran Islam. Mereka berusaha keras untuk menghambat aktivitas dakwah Rasulullah dengan berbagai macam cara.

Orang Quraisy paham betul bahwa Rasulullah SAW memiliki kedudukan istimewa di pamannya, Abu Thalib. Sehingga mereka memilih Abu Thalib untuk menjadi sarana menghentikan aktivitas dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam. Mereka menemui Abu Thalib dan berkata: “ Wahai Abu Thalib, sungguh keponakanmu itu telah mencaci maki Tuhan kami, melecehkan mimpi-mimpi kami, dan menuduh sesat nenek moyang-nenek moyang kami. Untuk itu, kami berharap kamu mau menghentikan dia dari menghina kami, atau kamu jauhkan dia dari kami! ”. Abu Thalib menolaknya dengan perkataan yang baik.

Rasulullah SAW gigih dalam mendakwahkan Islam, sehingga dari hari ke hari semakin banyak pengikutnya. Hal ini tentu semakin mengusik barisan kaum Quraisy. Untuk kedua kalinya mereka mendatangi Abu Thalib supaya bersedia menghalangi dakwah Rasulullah SAW. Jika kedatangan pertama disertai harapan, kedatangan kaum Quraisy kedua kalinya disertai ancaman. 

Mereka berkata kepada Abu Thalib: “ Wahai Abu Thalib, sungguh engkau orang yang kami tuakan, kami muliakan, dan punya kedudukan di sisi kami. Kami telah memintamu agar menghentikan aktivitas keponakanmu, tetapi kamu tidak melakukan. Demi Allah, kami tidak sabar lagi jika Tuhan kami dicaci maki dan mimpi-mimpi kami dilecehkan. Untuk itu, hentikan dia atau kamu akan melihat salah satu dari dua kelompok ini ada yang binasa,”.

Abu Thalib akhirnya datang menemui Rasulullah SAW, dan berkata : “ Wahai keponakanku, sesungguhnya kaummu mendatangiku. Mereka berkata kepadaku begini dan begini, karena mereka berkata demikian, maka selamatkanlah aku dan juga dirimu, dan janganlah kamu membebani aku perkara yang tidak mampu aku pikul,”.

Mendengar perkataan pamannya Rasulullah berkata: “ Wahai paman, demi Allah, kalaupun mereka menaruh matahari di sebelah kananku dan bulan di sebelah kiriku supaya aku meninggalkan urusan (agama) ini, niscaya sekali-kali aku tidak akan meninggalkannya, sampai Allah memenangkan agamanya atau aku binasa karenanya, ”.

Begitu mendengar jawaban Rasulullah Abu Thalib berkata: “ Menghadap kemari, hai keponakanku!”. Rasulullah pun menghadap kepada pamannya. “ Pergilah, hai keponakanku, katakana apa yang ingin kamu katakan, demi Allah, aku tidak akan menyerahkanmu kepada siapapun selamanya,”.

Orang Quraisy akhirnya menyadari bahwa Abu Thalib tidak akan menyerahkan keponakannya kepada mereka. Mereka beranggapan bahwa Abu Thalib  sangat menginginkan pertolongan dan kebaikan dari Muhammad. Mereka pun berinisiatif menawarkan pemuda pengganti yang lebih kuat dan dianggap mampu menjadi penolong Abu Thalib. Mereka berharap dengan cara tersebut mampu meluluhkan hati Abu Thalib. Kaum Quraisy membawa seorang pemuda bernama Ammarah bin Walid bin Mughirah.

“Wahai Abu Thalib, ini Ammarah bin Walid, dia pemuda yang paling kekar, kuat, dan tampan di Quraisy, ambillah dia, jadikan dia milikmu, sebaliknya serahkan kepada kami keponakanmu, yang telah menentang agamamu, agama nenek moyangmu, membuat kaummu tercerai berai, dan melecehkan mimpi-mimpi mereka, selanjutnya kami akan membunuhnya, tidakkah ini adil orang ditukar orang!”

Abu Thalib berkata: “ Seburuk-buruk beban yang kalian bebankan padaku adalah ini, yaitu kalaian memberi aku anak kalian supaya aku memberinya makan, sedangkan akumemberikan anakku untuk kalian bunuh, demi Allah hal itu tidak akan terjadi selamanya,”.

Bersambung...

Ditulis kembali oleh: Dadik Trisatya

Disadur dari buku Sirah Nabawiyah, Prof.  DR. Muh. Rawwas Qol’ahji
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar