Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konsultan Keluarga: Islam Adalah Solusi Setiap Permasalahan Kehidupan Rumah Tangga


Topswara.com -- Konsultan Keluarga Sakinah Ustazah Dedeh Wahidah Achmad menyatakan, Islam adalah solusi dari setiap permasalahan kehidupan rumah tangga.

“Islam itu solusi dari setiap permasalahan kehidupan, termasuk permasalahan dalam rumah tangga,” tuturnya dalam rubrik acara Tsaqafah Islam: Ketika Keluarga Dilanda Prahara, Sabtu (15/05/2021) di kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Ustazah Dedeh menyebutkan, fakta angka perceraian di Indonesia yang terjadi terus bertambah dari tahun ke tahun. Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadi pemicu hal tersebut, seperti masalah ekonomi, ketidakcocokan, dan pihak ketiga. "Pihak ketiga ini bisa pria idaman lain, bisa ada wanita idaman lain, atau kehadiran keluarga,” ujarnya.

Ia mengatakan, bahwa Islam adalah mu'alajah musykilah (problem solver). Ketika ada permasalahan dalam rumah tangga, maka yang berkewajiban untuk menyelesaikan adalah keluarga itu sendiri. "Kalau sudah mentok di antara suami dan istri, bukan selesai tapi semakin parah, maka Islam menganjurkan untuk menghadirkan hakim dari masing-masing pihak suami atau istri,” jelasnya.

Ia menukil firman Allah di dalam Al-Qur’an surah An-Nisaa ayat 35.

وَاِنْ خِفْتُمْ وَاِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ 

“Jika khawatir atau takut adanya شِقَاق, yaitu konflik yang sudah berlarut-larut dan tidak bisa di selesaikan oleh pasangan suami istri, maka berikutnya فَا بْعَثُوْا حَكَمًا مِّنْ اَهْلِهٖ وَحَكَمًا مِّنْ اَهْلِهَا yaitu mengutus hakim atau penengah dari pihak suami dan penengah dari pihak istri,” paparnya. 

Ia menegaskan, posisi hakim bukan yang akan membela saudaranya, namun orang yang memiliki sifat adil, yang benar dikatakan benar, yang salah dikatakan salah.

“Hakim, baik dari pihak suami atau pun istri, memiliki kesamaan tujuan yaitu اصلاح (memperbaiki) hubungan pasangan suami istri. Bukan disebut hakim jika malah memperkeruh masalah, tapi namanya provokator,” katanya.

Ustazah Dedeh mengatakan, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan pasangan suami istri ketika menghadapi konflik dalam rumah tangganya. Pertama, masing-masing harus punya kesamaan ingin menyelesaikan, karena tujuan berkeluarga untuk bersatu. Kedua, masing masing harus melakukan introspeksi. Ketiga, memiliki pemahaman bahwa yang namanya suami atau istri adalah manusia yang mungkin salah. 

Ia mengatakan, dalam rumah tangga, tidak boleh yang salah itu keukeuh dan ngotot merasa diri benar dan tidak mau diluruskan, malah memusuhi dan membenci yang menasehati. Ketika salah kemudian diingatkan, harusnya beristighfar dan berkomitmen untuk memperbaikinya.

Ia pun menyebutkan firman Allah di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 135, tentang siapa muttakin yang akan masuk surga

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ 

“Siapa orang bertakwa itu? Orang bertakwa itu adalah yang menyadari dan mengingat Allah kemudian menyadari kesalahan, kemudian di mencari ampunan dari kesalahannya itu,” urainya.

Ia menegaskan, dalam rumah tangga, antara suami dan isteri harus ada komitmen bersama supaya kesalahan dan kekeliruan tidak berulang-ulang. “Maka setelah introspeksi, saling memaafkan sampai ketemu akar masalahnya, maka lakukan komitmen,” tegasnya.

“Insya Allah tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Yang penting kita mau mencari akar masalah, berazam memperbaiki kesalahan supaya tidak terulang kembali, dan memohon kepada Allah supaya Allah senantiasa menyatukan hati suami dengan istri, menyatukan hati anak dengan orang tua dengan doa,” urainya.

Ustazah Dedeh menyebutkan doa penyatu hati suami dengan istri dan orang tua dengan anak.

وأن تصلح ذات بيننا ، وأن تهدنا سبل السلام ، وأن تنجنا من الظلمات اللهم إنا نسألك في هذا الصباح أن تألف بين قلوبنا إلى النور

“Tidak kalah penting, bahwa salah satu penyebab konflik atau prahara dalam rumah tangga karena dominasi kapitalisme dan sekularisme yang menyebabkan sulitnya hidup berumah tangga. Maka ini menjadi komitmen, bahwa kita sama-sama menghilangkan sumbernya dan mengganti sekularisme kapitalisme dengan penerapan syariah kafah oleh institusi Khilafah Islamiyah. Meraih sakinah dengan penerapan Islam kafah,” pungkasnya. [] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar