Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekularisme Menghasilkan Kasus Bunuh Diri


Topswara.com -- Saat ini bunuh diri menjadi jalan singkat untuk sebagian orang agar menyelesaikan tekanan hidup. Orang dewasa hingga anak-anak tidak luput dari tindakan itu. 

Semua itu tentunya terdengar miris, generasi yang mestinya menjadi tonggak perubahan serta pencetak peradaban emas malah membuat cemas. 

Tekanan mental sangat mudah menyusup tekanan mental ke dalam diri mereka, tetapi semuanya tidak tanpa alasan tetapi terdapat sistem yang mempunyai peran untuk membuat anak-anak menjadi lemah, yaitu sistem sekuler-kapitalisme. 

Karena dalam sistem sekuler-kapitalisme, terdapat pendidikan yang ditekan hanya pada aspek kognitif. Anak-anak didik agar berhasil secara akademik, mendapat nilai bagus, tetapi dalam perkara iman serta akhlak sering diabaikan. 

Adapun pendidikan agama yang diajarkan saat ini biasanya hanya membahas sebatas fiqih serta ibadah wajib. Sedangkan pembinaan keimanan, tak diajarkan. Padahal iman adalah pondasi utama untuk setiap individu. 

Orang yang imannya kuat yakin setia ujian datang dari Allah SWT dengan hikmah tidak hanya sekedar penderitaan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Tidaklah seorang mukmin tertimpa keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan iman, seseorang menjadi mengerti arah serta makna hidupnya. Ia memahami bahwa ujian adalah jalan menuju perjumpaan dengan Allah, sehingga kesulitan yang datang tak akan membuatnya menyerah. 

Sebaliknya, seseorang yang rapuh imannya akan kehilangan pegangan hidup, mudah terombang ambing dalam masalah sehingga mudah putus asa saat menghadapi ujian serta penderitaan.

Selain itu, iman yang kuat akan melahirkan akhlak yang baik, karena akhlak merupakan buah dari keimanan. Apabila iman tak ditanam dengan benar maka akhlak akan sulit untuk tumbuh dengan benar dalam diri seseorang.

Tetapi kini, akhlak merupakan bagian yang terlupakan. Padahal akhlak merupakan inti dari pembentukan seseorang. Kita melihat banyak generasi muda kini menunjukkan krisis akhlak, terdapat anak yang membully temannya, bahkan seringkali kita dengar korban pembulian sampai meninggal, siswa yang tak sopan pada gurunya, anak yang bersikap buruk pada orang tuanya, anak yang tidak malu untuk merokok, meminum miras, tawuran, menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan perzinahan serta banyak hal lainnya. 

Semua itu jelas terjadi sebab anak tak diajarkan akhlak sejak dini. Akibatnya anak tak mengetahui mana perbuatan salah, tak tau mana perbuatan salah tak tau cara memperlakukan orang lain serta diri sendiri.

Pada saat yang sama, semua kian terasa parah disebabkan standar hidup saat ini tak sedikit menunjukkan gaya hedonisme. Kebahagiaan di frame indah lewat media sosial, bahagia itu jika kaya, cantik, mempunyai banyak teman, mampu liburan sana sini, mampu belanja apapun yang diinginkan serta viral. 

Akibatnya, anak menjadi sibuk membandingkan diri, ketika gagal memenuhi semua itu, mereka merasa hidupnya tidak layak, tidak bahagia, akhirnya terjadi krisis identitas serta harga diri.

Kasus bunuh diri di Indonesia memang terus. Sangat ironis, melihat angka kematian yang disebabkan tidak karena pembunuhan atau kecelakaan, tetapi karena aktivitas bunuh diri yang diawali dari putusnya harapan dalam menjalani hidup.
 
Haram berputus asa pada rahmat Allah. Rahmat Allah berarti kasih sayang, dan kasih sayang Allah meliputi segala sesuatu. Tidak boleh bagi seorang muslim untuk pesimis pada rahmat Allah, apalagi perbuatan tersebut termasuk dosa besar serta pelakunya bisa jatuh pada kekafiran.

Allah berfirman, "Janganlah kalian berputus asa dari kasih sayang Allah, Sungguh tidaklah berputus asa dari kasih sayang Allah kecuali kaum kadir." (QS. Yusuf (12): 87). "Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah sangat mengasihi kamu." (QS. An-Nisa: 29)

Negara harus bertanggung jawab. Pemimpin harus benar-benar menjadi pelindung rakyatnya dari apa saja yang melemahkan iman serta mendatangkan ilmu, termasuk dari faham sekularisme yang telah nyata membawa banyak kerusakan.

Serta yakinlah pemimpin seperti itu tidak akan ada di sistem ini tetapi hanya ada di sistem Islam. Maka sudah saatnya sekularisme dicampakkan serta berjuang demi mewujudkan kepemimpinan Islam, yang tentu membawa rahmat untuk semesta alam.[]


Oleh: Dwi Ariyani 
(Aktivis Muslimah di Sedayu, Bantul)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar