Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Satu Visi dan Amanah untuk Mengemban Islam Kaffah


Topswara.com -- Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah (HR Ahmad). Sebuah hadis yang pendek, namun memiliki makna yang begitu dalam bagi mereka yang mau merenungkannya. 

Para ulama menafsirkan makna dari shabwah ini adalah keocondongan untuk menyimpang dari kebenaran. Artinya Allah SWT dan RasulNya memiliki pijakan yang sama dalam menilai pemuda yakni mereka yang senantiasa berjuang untuk tetap berada di garis kebenaran, meskipun berat dan sulit dalam menapaki jalannya. 

Hadis diatas, seakan-akan menjadi validasi atas segala rasa sakit dan luka dari perjuangan untuk tetap istiqamah ditengah berbagai hantaman kapitalisme yang merusak sendi-sendi kehidupan, melemahkan keimanan, dan menjauhkan manusia dari kebenaran. 

Sungguh, kehidupan hari ini tidak mudah untuk dijalani dengan keimanan dan ketakwaan kepada Rabb dan RasulNya. Ada harga yang harus dibayar untuk tetap menghidupkan iman itu, yakni keterasingan dan fitnah hidup. 

Berapa banyak aturan Allah yang sengaja diabaikan, sekalipun kaum muslim banyak, bahkan bagai buih di lautan. Tidak sedikit dari mereka bahkan yang merasa malu ketika harus menjalani syariat Islam, atau yang lebih parah menolak dengan terang-terangan, dan mencap ekstrimis bagi kaum muslim yang masih memegang tali agama Allah. 

Berapa banyak kaum muslim yang harus menderita, hingga terenggut nyawanya, hanya untuk mempertahankan akidah mereka. Palestina, Rohingya, Uygur, dan belahan bumi lain yang tidak ramah bagi kaum muslim yang memperjuangkan agamanya.

Gambaran ini menjadi fitnah hidup yang harus dijalani kaum muslim hari ini. Dan tentunya, perasaan terasing pasti akan menerpa pada mereka yang masih gigih mencoba menjalani hidup sebagai muslim sejati, terutama para pejuang dinullah. 

Hal ini menjadi konsekuensi logis atas garis kebenaran yang dipilih. Karena sejatinya kebenaran tidak akan pernah bisa berdampingan dan berdamai dengan kebatilan. 

Begitu juga dengan hari ini, rasa keterasingan yang hinggap pada para pejuang Islam, menjadi indikator kuat, bahwa apa yang diperjuangkannya adalah sebuah kebenaran, sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang terasing” (HR. Muslim no. 145). 

Hadis ini menjadi penghibur terbaik untuk tetap istiqomah, tetap menjalankan ketaatan dan kebenaran, sekalipun orang-orang membencinya, atau bahkan sistem hidup saat ini merintangi perjuangan yang ada. Tidak ada kata mundur, karena Allah dan RasulNya sudah menggambarkan dengan begitu jelas, kehidupan yang akan kita hadapi di fase akhir zaman ini. 

Sudah saatnya, seluruh kaum muslim, dari berbagai generasi dan latarbelakang, tua maupun muda, untuk bersama-sama menyatukan visi dan langkah memperjuangkan Islam sebagai agama, din, dan sistem hidup yang menerapkan hukum-hukum Allah sebagaimana mestinya. 

Menghidupkan sunnah seperti apa yang Rasulullah tunjukkan, hingga Islam sebagai Rahmatan lil alamin terlihat secara nyata karena penerapannya yang paripurna.

Semua ini tidak akan bisa dilakukan dengan hanya bertumpu pada pemuda saja, atau menyerahkan perjuangan pada mereka yang sudah tua dengan pengalaman hidup yang mumpuni. Perjuangan ini harus dilakukan oleh semua, baik tua maupun muda. 

Karena kita disatukan oleh ikatan akidah, satu Rabb yang sama, satu Al-Qur’an, satu umat, tinggal menyatukan semua ini dengan satu kepemimpinan dalam naungan khilafah dengan manhaj nabi.

Tidakkah kita ingat dengan pesan Ustman bin Affan ra, “sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan wewenang kepada penguasa untuk menghilangkan sesuatu yang tidak bisa dihilangkan oleh Al Qur’an. Sungguh pesan menggugah ini, menjadi renungan bagi seluruh kaum muslim untuk semakin membulatkan tekad menerapkan Islam kaffah dengan mengembalikan khilafah sebagai institusi penegak hukum, yang menerapkan hukum syara, menghilangkan kekufuran, kemaksiatan, kefakiran, dan kezaliman dari hukum buatan manusia yang nyata lemah dan terbatas.

Mengembalikan Islam kaffah adalah visi utama dan amanah yang harus diemban kaum muslim saat ini. Rintangan yang dibuat oleh para musuh-musuh Islam, dan kaum munafik tidak akan bisa memadamkan cahaya yang Allah takdirkan untuk terang kembali di penghujung zaman. 

Namun, ini semua tidak cukup diyakini dengan iman semata, namun butuh aksi nyata untuk mengemban amanah ini, dengan cara kerja yang selaras dengan metode dakwah nabi dalam membina para sahabat, menyebarkan dakwah secara strategis dan politis, hingga melahirkan Madinah sebagai negara yang menerapkan Islam secara sempurna. 

Metode dakwah nabi inilah yang menjadi pondasi berdirinya peradaban islam hingga 1400 tahun lamanya, yang sangat layak untuk diikuti dan diteruskan perjuangannya.

Wallahu'alam Bishawab.


Oleh: Sheila Nurazizah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar