Topswara.com -- Ditengah binar kemajuan teknologi, kilau gedung-gedung pencakar langit, dan beribu kejayaan Indonesia yang selalu terpampang di media-media masa, nampaknya, negeri yang terlalu dibangga-banggakan karena kejayaannya ini masih senantiasa luput dengan rakyat miskin yang ada di dalamnya.
Belakangan ini, marak beredar di banyak platform terkait kabar duka atas meninggalnya seorang balita yang sekujur tubuhnya nyaris dipenuhi oleh geliat cacing-cacing gelang.
Raya, balita berumur 3 tahun asal Sukabumi ini, sempat menjalankan perawatan di RSUD R Syamsudin SH kota Sukabumi, berdasarkan kesaksian pihak rumah sakit, infeksi cacing gelang yang ada di tubuh raya sudah menyerang organ-organ vital yang ada didalam tubuhnya, bahkan didapati ada seekor cacing berukuran 15 cm keluar dari hidung Raya, sehingga memperburuk keadaannya, Beritasatu.com (28/08/2025).
Terlebih seperti yang kita tau, berita yang beredar seharusnya sangat mengiris hati masyarakat yang menyaksikannya, bagaimana tidak orang tua Raya yang kabarnya mengalami gejala ODGJ, sedangkan ayahnya yang sakit-sakitan pastinya sangat kesulitan, bahkan tak bisa mengontrol keseharian Raya, yang kerap kali bermain di kolong rumahnya yang kotor.
Melambungnya kasus Raya ini adalah isyarat akan lemahnya layanan kesehatan dan perlindungan anak yang ada di Indonesia, selain itu kasus ini juga terus-menerus berulang, seperti kondisi pasien yang sudah sangat kritis, tetapi terlambat mendapatkan penanganan segara hanya karena terhambat prosedur administrasi, yang menyebabkan tak sedikit dari para pasien justru berakhir tutup usia.
Hal ini dapat mengakibatkan rumitnya akses layanan, sehingga hanya dapat dijangkau oleh kalangan-kalangan tertentu, berjalannya layanan kasehatan di Indonesia terkesan hanya sebatas menjalankan formalitas semata, yakni untuk dapat mengais upah yang nyata.
Kasus Raya menjadi bukti yang jelas, bahwasannya akses kesehatan yang dimiliki oleh negara kita, Indonesia memang hanya diberikan dan diutamakan kepada kalangan orang-orang yang berduit saja. Sementara akses kepada rakyat kecil dipersulit karena tidak mampunya mereka membayar biaya penanganan kesehatan.
Inilah dampak akan sarkasnya sistem kapitalisme, dimana, berbagai kelayakan pelayanan hanya akan didapat oleh orang-orang berdompet tebal dan berkedudukan agung, sedangkan terhadap rakyat kecil nan terpencil, mereka abai dan nyaris tidak peduli.
Kabarnya, kapitalisme pernah di iming-imingi akan membawa suatu negara pada kemakmuran dan kejayaannya, namum nyatanya, kesenjangan sosial justru semakin menggila, “sistem ini memberi makan yang kenyang kepada yang sudah kenyang, dan membiarkan yang lapar tetap pada kelaparannya” ujar Nabil Ahmed, analis Oxfam Internasional.
Usut punya usut, iming-iming kemakmuran tersebut hanyalah bentuk jargon dan omong kosong belaka.
Berbeda halnya dengan Islam, Islam hadir sebagai penawar sekaligus alternatif totalitas yang mampu memberantas segala bentuk permasalahan, Islam bukan semata-mata hanya mengajarkan agama spiritual, melainkan juga sebagai sistem kehidupan yang didalamnya terkandung aturan rinci terkait politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan atau bahkan pengadilan.
Dalam Islam kesehatan adalah salah satu aspek penting yang wajib diberikan negara terhadap rakyatnya, sehingga dapat meniscayakan kesejahteraan dan pemerataan keadilan.
Begitu pula dalam aspek sosial, Islam mengajarkan umat agar senantiasa bersikap santun, peduli kepada saudara muslimnya, sehingga, seorang muslim tidak akan membiarkan saudaranya terlilit pada kesengsaraan dan kesulitan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh At-Thabrani pada hadisnya:
( لا يزال الله في حاجة العبد ما دام في حاجة اخيه)
"Allah tidak akan berhenti memenuhi kebutuhan seorang hamba selama ia memenuhi kebutuhan saudaranya."
Maka seharusnya, negara wajib memfasilitasi layanan kesehatan dengan sebaik-baik fasilitas untuk dapat memudahkan proses penanganan, terlebih karena negara juga sudah mengalami laju kemajuan teknologi, tidak berhenti sampai disitu, layanan kesehatan juga seharusnya tidak terdapat pemungutan biaya administrasi, disertakan prosedur yang mudah, sehingga dapat diakses oleh semua kalangan.
Wallahu a’lam.
Oleh: Ruby Aurelly
Aktivis Muslimah

0 Komentar