Topswara.com -- Simbol militer dalam Islam seperti liwa (bendera) dan rayah (panji) bukan sekadar kain pengenal pasukan, melainkan bagian dari syariat Islam yang diteladankan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hal ini disampaikan di kanal YouTube Muslimah Media Hub (MMH) dalam kajian bertajuk “Liwa dan Rayyh: Simbol Kepoemimpinan Militer dalam Khilafah”, Selasa (12/8).
“Liwa dan rayah bukan hanya lambang, tapi bagian penting dari struktur militer Islam yang bersumber dari syariat. Rasulullah SAW sendiri yang menetapkan dan menyerahkannya kepada para komandan pasukan,” ujar MMH.
Media itu menjelaskan bahwa Rasulullah SAW secara langsung memberikan liwa kepada panglima seperti Usamah bin Zaid saat ekspedisi melawan Romawi, dan memberikan rayah kepada komandan-komandan pertempuran.
“Dalam riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah bersabda akan memberikan panji kepada seseorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, lalu memberikannya kepada Ali bin Abi Thalib. Ini menunjukkan simbol militer itu sangat penting dalam komando,” jelasnya.
Kajian tersebut juga menyinggung beberapa riwayat lain, seperti dari Ibnu Abbas dalam hadis riwayat Ibnu Majah. “Disebutkan bahwa bendera Rasulullah SAW berwarna hitam, sementara panjinya berwarna putih. Sedangkan dalam riwayat al-Barra’ bin ‘Azib yang dinukil oleh Imam Tirmidzi, disebutkan bahwa Rayah Nabi berbentuk segi empat dan terbuat dari kain namirah, yakni jenis jubah berwarna hitam," paparnya.
MMH menjelaskan, para ulama klasik seperti Abu Bakar bin Al-Arabi telah membedakan secara teknis antara liwa dan rayah. “Liwa itu diikat di ujung tombak dan berfungsi sebagai penanda otoritas tertinggi dalam perang. Sementara rayah diikat pada bagian tengah tombak dan dibiarkan meliuk-liuk tertiup angin, dibawa oleh pasukan tempur. Ini bukan pembeda simbolik saja, tetapi juga membentuk tata kelola militer yang rapi dan taat komando,” bebernya.
Ditegaskan juga bahwa dalam sistem khilafah, otoritas untuk memberikan liwa berada di tangan khalifah. Sementara Rayah dapat diserahkan oleh panglima kepada masing-masing komandan unit.
“Jelas bahwa sistem militer Islam punya struktur ideologis yang kuat, bukan seperti militer sekuler yang bekerja demi kepentingan politik duniawi. Dalam khilafah, simbol seperti liwa dan rayah adalah bentuk visual dari ketaatan kepada syariat dan loyalitas kepada khalifah,” pungkasnya.[] Nabila Zidane
0 Komentar