Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jurnalis Dibunuh, Anak-Anak Kelaparan


Topswara.com -- Sementara banyak pihak menutup mata, Gaza terus meneteskan air mata penderitaan. Anak-anak menghadapi kelaparan, perempuan dalam ancaman, dan darah mengalir setiap hari di tanah yang diberkahi Allah. 

Baru-baru ini, dunia digemparkan oleh kematian lima jurnalis Al Jazeera di Gaza pada 12 Agustus 2025. Pembunuhan ini bukan sekadar serangan terhadap individu, melainkan tindakan sistematis yang disengaja untuk membungkam media, menutup fakta, dan menyembunyikan kejahatan yang dilakukan di Gaza. 

Tindakan kejam ini tentu menuai kecaman luas. Sekjen PBB, António Guterres, menegaskan bahwa pembunuhan para jurnalis termasuk pelanggaran serius terhadap hukum internasional (antaranews.com, 12/8/2025).

Langkah Zionis untuk merelokasi penduduk Gaza semakin memperlihatkan kejahatan mereka, sementara di sisi lain, pada Minggu malam, 17 Agustus 2025, warga Tel Aviv turun ke jalan menuntut diakhirinya agresi di Gaza dan pembebasan para sandera (metrotvnews.com, 17/8/2025).

Yang makin memilukan adalah perilaku pemimpin dunia, sebagian besar dari mereka hanya berbicara tanpa mengambil langkah nyata. Sementara rakyat Gaza memahami betapa berharganya tanah yang Allah anugerahkan dan merasa wajib untuk melindungi serta membebaskannya.

Banyak pemimpin tunduk pada kepentingan politik sempit, mengorbankan rakyat Palestina demi keuntungan atau tekanan negara kuat. Sementara penguasa negeri Muslim tetap diam, terikat nasionalisme sempit dan cinta dunia, meninggalkan saudara seiman dalam penderitaan. 

Sikap pasif ini menunjukkan kegagalan sistem saat ini dalam melindungi umat Islam dan membela yang tertindas. Kekejaman Zionis memperlihatkan ketidakmampuan mereka mengalahkan keteguhan rakyat Gaza yang tak tergoyahkan. Walaupun jurnalis diserang dan media dibungkam, semangat perjuangan rakyat Gaza tetap menyala.

Umat Islam memiliki kewajiban untuk menolong mereka, menyalakan semangat jihad, dan memperjuangkan Khilafah sebagai solusi nyata untuk membebaskan Gaza dari genosida. 

Hanya khilafah Islamiah yang mampu menegakkan keadilan, melindungi umat, dan menghadapi penjajah tanpa takut tunduk pada kepentingan dunia. Kegiatan dakwah bersama jamaah ideologis menjadi sangat penting agar perjuangan ini segera membuahkan hasil.

Perjuangan menegakkan keadilan dan kebebasan bukanlah hal mudah. Perlu persatuan umat, keberanian nyata, dan kepemimpinan yang kuat untuk menegakkan keadilan. 

Dengan kesadaran ini, umat Islam dapat bersatu, menegakkan syariat, dan menghadirkan solusi nyata bagi penderitaan Gaza dan umat di seluruh dunia.

Meski dunia tampak sunyi dan acuh, tangisan Gaza tetap terdengar. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan petunjuk kepada kita untuk menegakkan keadilan, agar penderitaan rakyat Gaza terdengar dan umat Islam mampu menegakkan kepemimpinan yang adil serta kuat melalui khilafah.

Wallahu a'lam bish shawwab.


Oleh: Nilam Astriati 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar