Topswara.com -- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, belum lama ini membuat kebijakan baru, yakni vasektomi atau KB pria menjadi syarat untuk menerima bantuan sosial (bansos). Beliau mengusulkan bahwa warga yang bersedia melakukan vasektomi akan diberi insentif Rp500.000.
Tetapi kebijakan tersebut menuai pro dan kontra. Di antaranya, Ketua MUI Jawa Barat, KH. Rahmat Syafei, mengatakan bahwa sterilisasi pada pria atau vasektomi tidak diperbolehkan atau haram dalam pandangan Islam karena dianggap sebagai tindakan pemandulan permanen. (tempo.co, 6/5/2025).
Setelah mendapat sorotan dari beberapa media dan tokoh masyarakat. Dedi Mulyadi membantah adanya kebijakan yang mensyaratkan vasektomi untuk penerima bansos. Ia mengusulkan penerima bansos yang memiliki banyak anak, ikut program Keluarga Berencana (KB) dan itu bukan hanya vasektomi tetapi bisa dilakukan dengan cara yang lain misal memakai pengaman dan sebagainya. (cnnindonesia.com, 8/5/2025)
Saat ini bansos (bantuan sosial) yang dianggap sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan nyatanya tidak sama sekali. Angka kemiskinan tetap sama bahkan terus bertambah walau bansos diberikan setiap bulannya, karena yang rakyat butuhkan bukan hanya sembako. Rakyat butuh lapangan pekerjaan, biaya pendidikan yang terjangkau, biaya kesehatan yang murah namun berkualitas, dan lainnya.
Bantuan sosial (bansos) yang seharusnya menjadi hak rakyat dan wajib dipenuhi oleh negara secara cuma-cuma malah dipersulit oleh kebijakan yang memberatkan. Syarat diharuskannya vasektomi menjadi satu-satunya pilihan yang tidak dapat dihindari.
Sedih rasanya menjadi orang miskin hari ini. Hanya sekadar untuk mendapatkan bansos yang tidak seberapa saja mesti vasektomi. Padahal jelas bahwa hukum vasektomi itu haram.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan kepada kalian. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra: 31)
Kehidupan miskin dengan banyak anak bukanlah sebuah kejahatan. Kemiskinan yang terjadi hari ini merupakan kemiskinan struktural, yakni kemiskinan yang tercipta akibat sistem yang diterapkan saat ini, yaitu sistem kapitalisme sekuler.
Sistem hari inilah yang membuat rakyat menjadi miskin. Penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang batil dan rusak terbukti gagal menurunkan angka kemiskinan.
Dalam sistem ini telah terjadi penguasaan kekayaan negara oleh segelintir orang. Akibatnya, muncullah ketimpangan sosial. Jumlah pengangguran terus meningkat, harga kebutuhan pokok tinggi, biaya pendidikan dan kesehatan mahal, dan seterusnya.
Namun kini pemerintah seolah menyalahkan rakyat miskin karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri secara layak, dan justru dianggap sebagai beban negara.
Padahal negara ini sumber daya alamnya sangat melimpah. Jika negara mampu mengelolanya dengan baik dan bijak bukan diserahkan ke swasta mesti rakyat dapat hidup sejahtera. Rakyat bukanlah beban negara, justru dianggap beban karena negara tidak hadir untuk mensejahterakan rakyatnya.
Rakyat dibiarkan mengurusi urusannya sendiri, memikirkan biaya hidup dan pendidikan anak-anaknya sendiri. Ini merupakan sebuah kezaliman yang luar biasa.
Sudah banyak sekali bukti bahwa penyebab kemiskinan dan kesengsaraan hari ini adalah akibat diterapkannya ideologi kapitalisme. Maka, sudah saatnya kita mengubur ideologi batil tersebut. Penggantinya tidak lain adalah sistem Islam.
Hanya Islam satu-satunya ideologi yang hak dan paripurna dalam menyelesaikan semua persoalan hidup. Sistem Islam terbukti mampu mensejahterakan seluruh umat manusia tanpa syarat apa pun, terlebih yang melanggar syariat.
Sistem Islam mampu memenuhi segala kebutuhan hidup setiap individu. Islam merupakan sistem kehidupan yang memberikan solusi terbaik untuk seluruh umat manusia. Penerapan Islam secara kaffah sebagai ideologi dan sistem kehidupan pasti akan mendatangkan berkah dan rida Allah SWT.
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura: 30).
Setiap anak yang lahir tentu sudah Allah tetapkan rezekinya masing-masing. Tidak perlu ada kekhawatiran terhadap apa pun yang tidak kita ketahui, karena Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita tidak tahu apa-apa. Nabi SAW bersabda:
لَا تَيْأَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُءُوسُكُمَا، فَإِنَّ الْإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرَةٌ، ثُمَّ يُعْطِيهِ اللَّهُ وَيَرْزُقُهُ
Janganlah kalian berdua berputus asa dari rezeki selama kepala kalian berdua masih dapat digerakkan. Sesungguhnya manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan bayi merah tanpa mengenakan apa pun, kemudian Allah memberi dia karunia dan rezeki. (HR. Ahmad).
Wallahualam.
Oleh: Syifa Islamiyati
Aktivis Muslimah
0 Komentar