Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gencatan Senjata Hanya Tipu Daya, Umat Islam Jangan Terperdaya

Topswara.com -- Warga Palestina dan umat Islam di penjuru dunia menyambut gembira gencatan senjata antara pejuang Gaza dengan Zionis Israel. Tidak sedikit yang berharap gencatan ini berlaku secara permanen untuk mengakhiri perseteruan yang terjadi. Namun, belum genap sepekan gencatan senjata disepakati serangan sudah terjadi. 

Israel dan Hamas saling menuduh gagal menepati kesepakatan gencatan senjata. BBC memberitkan bahwa terjadi perselisihan diantara mereka pada Sabtu (25/1/2025), ribuan warga Palestina dicegah di Koridor Netzarim saat mereka hendak kembali ke rumahnya di Jalur Gaza utara. 

Israel menuduh Hamas melanggar ketentuan kesepakatan gencatan senjata, sehingga ia memblokir jalan utama warga Palestina (kompas.com, 26/01/2025).

Seharusnya umat Islam menyadari bahwa gencatan senjata bukanlah solusi. Mestinya umat Islam waspada mengingat Zionis Yahudi Israel sama sekali tidak bisa dipercaya. Gencatan senjata dalam pandangan mereka hanya taktik dan tipudaya untuk menyusun serangan yang lebih parah. 

Umat Islam Jangan Terperdaya

Umat Islam tentu boleh gembira dengan adanya gencatan senjata. Hal ini akan menghentikan jatuhnya korban, bantuan kemanusiaan bisa masuk dan proses rekontruksi Gaza dapat dilakukan. Namun, umat Islam tidak boleh teperdaya sehingga lupa bahwa akar problem Palestina adalah perampasan tanah, bukan konflik wilayah.

Gencatan senjata ini bukan pertama kali dijadikan solusi, tetapi hasilnya Zionis Israel selalu menghianati. Seperti perjanjian Oslo yang ditandatangai pada tahun 1993. Dimana salah satu isinya Zionis Israel harus menarik mundur pasukannya dari daerah-daerah yang didudukinya selama perang Arab-Israel pada tahun 1967. 

Namun, mereka tetap mempertahannya wilayah tersebut meliputi Jalur Gaza, Tepi Barat, serta daratan tinggi Golan. Akibatnya terjadi gerakan Intifadah kedua pada 2000 (republika.id, 06/11/2023).

Umat Islam tidak boleh teperdaya dengan tipu daya gencatan senjata Zionis Israel. Mereka adalah bangsa Yahudi yang memiliki tabiat suka ingkar janji. Mereka tidak mengenal bahasa perundingan, maka bahasa perang adalah satu-satunya jalan untuk membungkam kebiadaannya. Perang dalam Islam adalah jihad dengan pemimpin perangnya amirul jihad yakni khalifah. 

Jihad dan Khilafah Solusi Nyata

Sejarah telah membuktikan bagaimana Palestina diperjuangkan oleh kaum muslim. Palestina pertama kali dibebaskan dengan jihad fi sabilillah pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Khalifah Umar berhasil membebaskan Palestina (Baitulmaqdis) dari kezaliman penguasa Romawi. 

Pada masa Khalifah Shalahuddin al-Ayyubi, kaum muslim berhasil merebut kembali Baitulmaqdis dari tangan orang-orang kafir dalam perang salib. Sultan Abdul Hamid II pun melakukan penjagaan terbaik pada tanah Palestina. 

Hal itu ditunjukkan dengan sikap tegasnya menolak permintaan tokoh Yahudi Theodor Herzl yang hendak "membeli" tanah Palestina pada masa Khilafah Utsmaniyah.

Sungguh, jihad dan Khilafah adalah solusi nyata untuk Palestina. Zionis Yahudi Israel adalah penjajah, maka ia layak diperangi dan diusir dari tanah Palestina dengan jihad fii sabilillah. Kita wajib untuk membela dan menolong saudara-saudara kita yang diperangi oleh orang-orang kafir. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ ١٩١

"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian" (QS. al-Baqarah: 191).

Karena itu sudah selayaknya para penguasa negeri-negeri muslim mengirimkan pasukannya untuk berjihad bersama para mujahidin Palestina mengusir kaum Zionis Yahudi Israel dari Palestina. Tidak pantas para tentara Muslim berdiam diri dan berpangku tangan menyaksikan penjajahan di bumi para Nabi ini. 

Apa yang terjadi di Palestina seharusnya menyadarkan umat Islam pentingnya persatuan. Umat ini harus memiliki pelindung dan pemimpin yang satu. Berjuang dalam satu komando. Sekat-sekat negara bangsa akibat paham nasionalisme telah menjadikan umat Islam lemah dan tercerai-berai. 

Berharap pada solusi PBB dan negara-negara kafir Barat itu ilusi dan mustahil. Pasalnya, mereka adalah bagian dari pembuat masalah di Palestina.

Karena itu umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum Muslim sedunia. Rasulullah Saw. telah bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

"Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung" (HR. Bukhari Muslim). 

Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum Muslim di seluruh dunia untuk berjihad membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan kaum Muslim di mana saja. 

Dahulu, negara-negara kolonialis kafir Barat sangat takut kepada pasukan kaum muslimin. Jika Khalifah sudah menggerakkan pasukannya maka mereka mampu mengalahkan musuh hanya dalam suatu pertempuran saja.

Masalah Palestina hari ini akan tuntas dengan sempurna jika umat Islam mengambil dua hal: Pertama, melakukan jihad fii sabilillah dengan mengirimkan pasukan Muslim dan menghilangkan penguasa antek yang khianat. 

Kedua, menegakkan kembali khilafah yang akan memimpin jihad melawan zionis Yahudi dan negara-negara penjajah Barat lainnya. Hal ini sebagaimana telah diteladankan oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., Shalahuddin al-Ayyubi dan Sultan Abdul Hamid II. []


Oleh: Eni Imami, S.Si, S.Pd. 
(Pendidik dan Pegiat Literasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar