Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

The Power of Ramadan (Bagian 16)

Topswara.com -- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (TQS Al Baqarah : 183). 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (TQS Ali Imran : 110).

Alhamdulillah, kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power of Ramadhan hari ke enam belas bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim yang senantiasa beriman, bertaqwa dan bersyukur kepada Allah hendaknya selalu menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang mendatangkan kekuatan.

Tulisan edisi ini fokus pada bagaimana Ramadhan seharusnya memberikan kekuatan kepada setiap muslim untuk senantiasa berdakwah. Sebab dakwah, selain sebagai kewajiban setiap individu muslim, selain juga berpahala melimpah, dakwah kepada pemimpin menyimpang disebuat sebagai seutamanya jihad. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah : "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim." (HR Abu Daud).

Dakwah dalam arti mengajak kepada Islam dan menolak kemungkaran (amar makruf nahi munkar) adalah sebaik-baik perkataan, sebagaimana Allah tegaskan dalam firmanNya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri? (TQS Fushilat : 33).

Selain itu aktifitas dakwah juga sebagai salah satu undikator umat terbaik, sebagaimana firman Allah : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [TQS Ali Imran : 110].

Islam diturunkan Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama damai dan mendamaikan, agama benar dan menebar kebenaran, agama baik dan menabar kebaikan. Kata Islam itu sendiri secara etimologi berarti keselamatan dan perdamaian. 

Sementara Islam dalam makna terminologi adalah sistem nilai dari Allah yang mengatur urusan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri serta manusia dengan sesama manusia. Makna terminologis ini memiliki arti bahwa sistem nilai Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik ritual maupun peradaban.

Islam adalah agama dakwah dan perdamaian, sebagaimana dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an suci, ‘Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.’ (TQS An Nahl : 125).

Rasulullah sendiri sebagai utusan Allah yang membawa risalah Islam adalah sosok yang berakhlak agung dan sangat mencintai perdamaian. Sejak Rasulullah belum diangkat menjadi Rasul, beliau adalah pemuda yang sangat peduli kepada nasib masyarakat kecil yang menjadi korban kezaliman.

Setelah menjadi Rasul, beliau dengan semangat yang membara menebarkan dan menerapkan Islam sebagai sistem nilai perdamaian dan kesejahteraan untuk umat manusia. Sebab dalam ditegaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta, tanpa memandang suku, ras, bangsa dan agama.

Syaratnya adalah seluruh hukum Islam diterapkan oleh institusi negara. Adalah mustahil ingin merasakan rahmat tanpa menerapkan hukum-hukumnya. Kebaikan Islam hanya ketika ajarannya diamalkan dan diterapkan. Untuk mendapatkan ketenangan batin, maka seorang muslim harus berzikir kepada Allah. Untuk mendapatkan rahmat bagi alam semesta, seluruh hukum Islam harus diterapkan oleh negara.

Kembali kepada dakwah. Dalam pandangan Islam, masyarakat diibaratkan sebagai sekelompok penumpang kapal. Para penumpang itu berada di ruang bawah dan ruang atas kapal. Jika suatu saat penumpang yang berada di ruang bawah kapal menginginkan air dengan cara melubangi dinding kapal berharap mendapat kucuran air laut dengan asumsi agar tidak mengganggu penumpang yang di atas, maka apa yang akan terjadi.

Justru dengan perbuatan itu, kapal bisa tenggelam dan seluruh penumpang akan terkena dampaknya. Karena itu penumpang yang di atas kapal harus mengingatkan penumpang yang berada di bawah untuk tidak melakukan tindakan itu, jika menginginkan keselamatan seluruh penumpang. Begitulan Islam, mengingatkan manusia agar tidak membuat lubang-lubang kezaliman dan kemaksiatan karena akan berdampak buruk kepada seluruh manusia.

Kapal itu ibarat universalitas Islam yang dengan sistem nilainya mampu menampung segala manusia dari berbagai ragam yang melekat pada dirinya. Selama manusia itu bisa memberikan ketaatan kepada nilai-nilai agung Islam, maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang damai dan sejahtera. Sebab Islam lahir untuk mengubah berbagai bentuk kezaliman menjadi kemuliaan.

Karena itu, saat Rasulullah memimpin Daulah Madinah, terciptalah kehidupan yang damai dan harmoni. Masyarakat dengan keyakinan agamanya bisa leluasa menjalankan keyakinannya di Madinah. 

Bahkan hak-hak mereka yang beda keyakinan sama kedudukannya di mata Islam sebagai warga negara. Rasulullah pernah mengancam siapapun yang mengganggu warga negara [kafir zimmah] di Madinah sebagai bentuk ancaman kepada beliau. Madinah adalah negara manusiawi yang menerapkan sistem nilai Islam bagi kebaikan seluruh umat manusia yang menerimanya.

Islam adalah jalan yang lurus yang akan membawa manusia kepada kebaikan dunia dan akherat. Allah sendiri yang menegaskan akan kebenaran dan kelurusan jalan Islam. Dalam Al-Qur'an surat al An`am ayat 153 dinyatakan, ` Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.`

Islam adalah agama dakwah untuk mewujudkan perdamaian, kesejahteraan dan rahmat bagi alam semesta. Ketika suatu kehidupan diwarnai oleh berbagai sistem nilai yang zalim dan menyengsarakan rakyat, maka dengan dakwahnya Islam menyeru agar kembali kepada sistem nilai Islam. 

Disinilah istimewanya seorang muslim memberikan peringatan kepada pemimpin jair (menympang) untuk kembali kepada Islam yakni akan mendapatkan kedudukan jihad paling utama.

Islam adalah agama dakwah yang memberikan solusi fundamental bagi permasalahan manusia. Seluruh permasalahan manusia telah disediakan solusi oleh Allah melalui Al-Qur'an. Islam adalah jalan kebenaran dan keselamatan. Kebenaran Al Qur’an sebagai solusi atas segala persoalan akan terbukti jika diamalkan, diterapkan dan dijalankan seluruh isinya.

Dakwah adalah wujud kepedulian, bahkan kasih sayang Islam kepada seluruh manusia di muka bumi. Karakter seorang muslim adalah kepeduliannya terhadap aktivitas dakwah untuk menciptakan kehidupan yang mulia. Sebab siapapun manusia secara naluri menginginkan sebuah kemuliaan, kedamaian dan kebaikan. Sistem nilai Islam jika diimplementasikan akan mewujudkan cita-cita mulia seluruh manusia.

Tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam. Namun Islam mengajarkan bahwa agama ini harus didakwahkan kepada segenap manusia di dunia. Islam mesti dipahami, diyakini, diamalkan dan diperjuangkan. Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia membawa rahmat dengan terbentuk pribadi yang shaleh, masyarakat mulia dan peradaban yang agung.

Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa mengingatkan manusia agar tidak melakukan berbagai bentuk kezaliman, baik saat dalam daulah Islam maupun diluar daulah Islam. Allah memerintahkan seluruh nabi-nabiNya agar mendatangi dan menyampaikan nasehat dan kebenaran Islam kepada para penguasa yang zalim. `Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (TQS Thahaa : 43-44).

Islam mengapresiasi kerja dakwah sebagai sebaik-baik perkataan manusia. Dakwah juga harus dilakukan secara berjamaah. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (TQS Al Fushilat :33). Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (TQS Ali Imran :104).

Jika dakwah Islam ditinggalkan umatnya, maka akan muncul berbagai kerusakan dan kezaliman. Tanpa dakwah Islam, maka kehidupan manusia akan diliputi oleh kekufuran dan kemusyrikan. Tanpa dakwah Islam juga akan muncul fasad (kerusakan) akibat sistem nilai yang tidak adil, bahkan akan muncul pula penguasa yang zalim dan mendatangkan murka Allah. Sebaliknya dengan dakwah akan melahirkan kehidupan harmonis, damai dan sejahtera dibawah ridha Allah SWT.

Dakwah ini memerlukan keimanan dan pemahaman tentang realitas sebagai hakekat keimanan dan wilayahnya dalam sistem kehidupan. Keimanan dan tataran inilah yang akan menjadikan kebergantungan secara total kepada Allah, serta keyakinan bulat akan pertolonganNya kepada kebaikan serta perhitungan akan pahala di sisiNya, sekalipun jalannya sangat jauh. 

Orang yang bangkit untuk memikul tanggungjawab ini tidak akan menunggu imbalan di dunia, atau penilaian dari masyarakat yang tersesat dan pertolongan dari orang-orang jahiliyah dimana saja.

Meski oleh Allah, Rasulullah adalah manusia paling agung akhlaknya dan lemah lembut sikap dan tutur katanya, namun dakwah Nabi tidaklah sepi dari ujian dan cobaan. 

Sepanjang dakwah di Makkah, ketika Rasulullah menyerukan Islam sebagai ajaran terbaik yang datang dari Allah, maka kaum kafir Quraisy mulai merasa terganggu dan terusik. Dengan berbagai cara, mereka mencoba menghadang laju dakwah Nabi yang semakin mendapat simpati masyarakat Arab.

Dengan penuh kesabaran dan ketegaran jiwa, Rasulullah tidak pernah membalas perlakuan zalim kaum kafir saat itu. Sebaliknya, Rasulullah terus menyampaikan Islam dengan lemah lembut, hingga pada akhirnya orang-orang yang membenci dakwah Rasulullah tersadarkan dan masuk Islam. 

Banyak dari para sahabat Nabi yang dulunya justru orang-orang pembesar dan tokoh masyarakat yang menentang Rasulullah. Dakwah Islam adalah dakwah penuh perdamaian. Dakwah Nabi adalah cermin indah bagi umat hari ini.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (TQS Al Ahzab : 21). Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (TQS Ali Imran : 31).

Nah, baiknya Ramadhan adalah bulan istimewa yang semakin memberikan kekuatan pada setiap muslim untuk berdakwah, baik kepada individu muslim maupun para pemimpin. Kepada para pemimpin, dakwah dan menyerukan kepada pemimpin agar menerapkan Islam secara kaffah dalam negara. 

Artinya negara dilandasi oleh perundang-undangan yang bersumber dari kitabullah dan sunnah Rasulullah. Sudah siap meningkatkan energi dakwah?

(Kota Hujan,26/03/24 M – 16 Ramadhan 1445 H : 05.30 WIB)


Oleh : Dr. Ahmad Sastra 
Dosen Filsafat 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar