Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ikhlas Versus Riya

Topswara.com -- Sobat, bagaimana ciri-ciri Ikhlas dan bagaimana ciri-ciri riya' sehingga kita bisa berhati-hati dan terus melakukan perbaikkan diri dan memantaskan menjadi orang-orang yang sholeh.

Ciri-ciri ikhlas adalah:
1. Ketulusan: Ikhlas berasal dari hati yang tulus, tanpa motif tersembunyi atau kepentingan pribadi.

2. Konsistensi: Orang yang ikhlas akan menunjukkan kesetiaan dan konsistensi dalam perilaku dan tindakannya, tanpa mengharapkan imbalan.

3. Kesederhanaan: Mereka yang ikhlas cenderung tidak mencari pujian atau pengakuan atas tindakan mereka. Mereka mungkin melakukan kebaikan tanpa mencari popularitas atau perhatian.

4. Keterbukaan: Orang yang ikhlas memiliki integritas yang tinggi. Mereka tidak berusaha menyembunyikan niat atau motif mereka, dan bersedia untuk berbagi informasi dengan jujur.

5. Kesabaran: Ikhlas sering kali terkait dengan kesabaran. Orang yang ikhlas menerima bahwa hasil dari tindakan baik mereka mungkin tidak langsung terlihat, dan mereka bersedia untuk menunggu hasilnya tanpa mengeluh.

6. Kemurahan Hati: Mereka yang ikhlas cenderung memiliki hati yang murah dan rela memberikan bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan penghargaan atau imbalan.

7. Tidak Memandang Balasan: Orang yang ikhlas melakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan langsung dari orang yang mereka bantu. Mereka memahami bahwa balasan mungkin datang dari Allah atau dari sumber lain yang tidak terduga.

8. Kesukaan dalam Memberi: Ikhlas terkadang juga berarti menemukan kebahagiaan dalam memberi tanpa pamrih, karena mereka mengetahui bahwa tindakan memberi itu sendiri merupakan kebaikan.

9. Menerima Kehendak Allah: Orang yang ikhlas menerima segala sesuatu dengan hati terbuka, termasuk cobaan dan ujian, karena mereka percaya bahwa semuanya datang dari Allah dengan tujuan tertentu.

Ciri-ciri ini adalah beberapa dari banyaknya ciri yang menandai sifat ikhlas dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.

Empat Tanda Orang yang Riya' dalam Beramal

Empat tanda orang yang ria dalam beramal adalah:
1. Tampilan Eksternal yang Menggoda: Mereka cenderung menampilkan amalannya secara berlebihan di depan orang lain, mencari pengakuan dan pujian atas perbuatan baik yang mereka lakukan. Mereka mungkin menunjukkan kesombongan atau merasa lebih baik dari orang lain karena amalannya.

2. Ketidaktulusan dalam Niat: Orang yang ria dalam beramal seringkali tidak memiliki niat yang murni. Mereka mungkin melakukan amal hanya untuk meningkatkan citra mereka di mata orang lain, untuk mendapatkan keuntungan pribadi, atau untuk tujuan lain yang tidak sepenuhnya tulus.

3. Kesombongan dan Perasaan Superioritas: Mereka cenderung merasa lebih baik atau lebih mulia dari orang lain karena amal yang mereka lakukan. Mereka mungkin memandang rendah pada orang-orang yang tidak sebaik mereka dalam melakukan amal, atau bahkan menunjukkan sikap sombong dan superioritas.

4. Ketidaktertarikan pada Nasihat atau Perbaikan: Orang yang ria dalam beramal mungkin tidak menerima kritik atau nasihat dengan baik. Mereka mungkin tidak mau memperbaiki cara mereka beramal atau menyadari kesalahan yang mereka lakukan, karena mereka telah terlalu yakin dengan kebaikan diri mereka sendiri.

Tanda-tanda ini menunjukkan sikap yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau nilai-nilai moral yang sejati, karena beramal seharusnya didasarkan pada niat yang tulus dan kerendahan hati, bukan atas pencitraan diri atau kebanggaan diri.

Ada Empat Tanda riya' Menurut Saydina Ali ibn Abi Thalib

Maaf atas kebingungan sebelumnya. Berdasarkan ajaran Sayyidina Ali ibn Abi Thalib, empat tanda orang yang ria dalam beramal adalah sebagai berikut:
1. Tidak Merasa Berat: Orang yang ria dalam beramal tidak merasa berat dalam menjalankan kewajiban agama dan amal kebajikan. Mereka melakukannya dengan mudah dan tanpa kesulitan, karena merasa diri mereka lebih baik daripada yang seharusnya.

2. Merasa Bangga dengan Amalannya: Mereka merasa bangga dengan amal yang mereka lakukan, sering kali menonjolkannya di hadapan orang lain untuk mendapatkan pujian dan pengakuan.

3. Merasa Lebih Baik dari Orang Lain: Orang yang riya' dalam beramal cenderung merasa lebih mulia dan lebih baik dari orang lain karena amal yang mereka lakukan. Mereka mungkin memandang rendah pada orang lain yang dianggap kurang baik dalam beramal.

4. Kehancuran Setelah Amal: Setelah melakukan amal kebajikan, mereka cenderung merasa puas dengan diri sendiri dan merasa bahwa mereka telah mencapai kesempurnaan. Namun, kesombongan semacam ini sebenarnya membawa mereka menuju kehancuran, karena sikap sombong tersebut tidak diterima dalam agama dan moralitas yang sejati.

Tanda-tanda ini menggambarkan sifat-sifat yang bertentangan dengan nilai-nilai kesederhanaan, kerendahan hati, dan niat yang tulus dalam beramal.

Orang Ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal kebaikannya sebagaimana ia menutupi amal keburukannya.
Benar, pernyataan tersebut menggambarkan salah satu ciri orang yang ikhlas. Orang yang benar-benar ikhlas tidak mencari pujian atau pengakuan atas amal kebaikan yang mereka lakukan. Mereka tidak mengumumkan atau memamerkan amal kebaikan mereka kepada orang lain. Sebaliknya, mereka cenderung menyembunyikan amal kebaikan mereka sebagaimana mereka menutupi amal buruk mereka.

Tindakan ini mencerminkan kerendahan hati, ketulusan, dan niat yang murni dalam beribadah. Mereka beramal semata-mata karena Allah SWT dan mencari keridaan-Nya, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia. Oleh karena itu, mereka tidak memerlukan perhatian atau pujian dari orang lain untuk memvalidasi amal kebaikan mereka.

Ikhlas Versus Ria 

Ikhlas dan ria adalah dua konsep yang saling berlawanan dalam konteks perilaku dan niat seseorang. Berikut adalah perbandingan antara ikhlas dan ria:

Ikhlas
1. Definisi: Ikhlas adalah kesucian hati seseorang dalam melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah SWT.

2. Niat yang Murni: Orang yang ikhlas beramal dengan niat yang tulus, tanpa mencari pujian atau pengakuan dari orang lain.

3. Kerendahan Hati: Mereka yang ikhlas tidak memandang rendah pada orang lain atau merasa lebih baik dari yang lain karena amal kebaikan yang mereka lakukan.

4. Semangat Beribadah: Ikhlas mendorong seseorang untuk beribadah dengan tekun dan konsisten, tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal seperti pujian atau pengakuan.

5. Ketabahan dalam Kebaikan: Orang yang ikhlas mampu bertahan dan konsisten dalam melakukan kebaikan, bahkan ketika tidak ada pengakuan atau imbalan yang langsung terlihat.

Ria:
1. Definisi: Ria adalah sikap sombong atau bangga diri seseorang terhadap dirinya sendiri dan perbuatannya.

2. Pencarian Pujian: Orang yang ria beramal untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata karena Allah SWT.

3. Kesombongan: Mereka yang ria cenderung merasa lebih baik atau lebih mulia dari orang lain karena amal yang mereka lakukan.

4. Pamer: Ria mendorong seseorang untuk memamerkan amal kebaikan mereka kepada orang lain, dengan tujuan mendapatkan pengakuan atau pujian.

5. Kehancuran Akhir: Ria merupakan sifat yang membawa kehancuran, karena kebanggaan diri yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk menerima nasihat atau kritik.

Dalam Islam dan banyak sistem nilai lainnya, ikhlas dianggap sebagai sifat yang sangat dihargai dan diinginkan, sementara ria dianggap sebagai sifat yang buruk dan perlu dihindari. Ikhlas mendorong seseorang untuk bertindak dengan niat yang murni dan hati yang tulus, sementara ria memicu perilaku yang didorong oleh kebanggaan diri dan pencarian pujian dari orang lain.

Bagaimana caranya kita tahu bahwa kita orang Sholeh?

Menilai apakah seseorang adalah orang sholeh atau tidak bukanlah sesuatu yang mudah, karena itu melibatkan banyak aspek kehidupan dan perilaku seseorang. Namun, ada beberapa tanda yang dapat menjadi indikasi bahwa seseorang sedang berusaha menjadi orang sholeh. Berikut beberapa cara untuk mengetahui apakah seseorang sedang berada di jalur menjadi orang sholeh:

1. Ketaatan pada Ajaran Agama: Orang sholeh cenderung memiliki ketaatan yang tinggi pada ajaran agama mereka. Mereka berusaha untuk menjalankan ibadah sehari-hari, seperti shalat, puasa, dan sedekah, serta mengikuti nilai-nilai moral yang diajarkan dalam agama mereka.

2. Kerendahan Hati: Orang sholeh cenderung memiliki sikap yang rendah hati dan tidak sombong. Mereka tidak merasa lebih baik atau lebih mulia dari orang lain karena amal kebaikan yang mereka lakukan.

3. Kebaikan dalam Perilaku: Orang sholeh memperlihatkan kebaikan dalam perilaku mereka sehari-hari. Mereka bersikap baik kepada sesama, membantu yang membutuhkan, dan menghindari perbuatan yang dilarang dalam agama.

4. Konsistensi dan Ketabahan: Orang sholeh konsisten dalam menjalankan ketaatan agama mereka dan tidak mudah tergoyahkan oleh godaan atau cobaan.

5. Kesabaran dan Keteguhan Hati: Mereka memiliki kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan. Mereka tidak mudah putus asa dan selalu berusaha untuk tetap bertahan dalam menghadapi ujian.

6. Ketulusan Niat: Orang sholeh berusaha untuk melakukan segala sesuatu dengan niat yang tulus dan ikhlas, semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT, bukan untuk mencari pujian atau keuntungan pribadi.

7. Peningkatan Diri: Orang sholeh selalu berusaha untuk meningkatkan diri mereka sendiri, baik dari segi keimanan, ilmu pengetahuan, maupun akhlak. Mereka tidak puas dengan pencapaian saat ini, tetapi selalu berusaha untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Sobat, penting untuk diingat bahwa menjadi orang sholeh adalah perjalanan yang panjang dan terus-menerus. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi yang penting adalah kesungguhan dan usaha untuk terus berusaha menjadi lebih baik setiap hari dengan dukungan dari Allah SWT dan niat yang tulus.

Dr. Nasrul Syarif M.Si. 
Safari Ramadhan 1445 H,  24 Maret 2024 di PKT, Bontang Kaltim

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar