Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Zainab di Pusaran Manusia-Manusia Istimewa


Topswara.com -- Alkisah Sahabat Mulia Zaid bin Tsabit adalah suami dari Ummul Mikminin Zainab binti Jahsy Sebelum dinikahkan dengan Rasul. Perjalanan pernikahan keduanya adalah kisah yang menjadi sebab turunnya beberapa ayat dalam Al-Qur’an ini, membawa hikmah.

Bagi penulis keistimewaannya bukan hanya pada turut campurnya “Tangan Tuhan” dalam pernikahan Zainab dengan Rasul, namun juga kisah mereka diabadikan, bahkan nama Zaid adalah satu-satunya nama sahabat Rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِىٓ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَٱتَّقِ ٱللَّهَ وَتُخْفِى فِى نَفْسِكَ مَا ٱللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى ٱلنَّاسَ وَٱللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَىٰهُ ۖ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَٰكَهَا لِكَىْ لَا يَكُونَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِىٓ أَزْوَٰجِ أَدْعِيَآئِهِمْ إِذَا قَضَوْا۟ مِنْهُنَّ وَطَرًا ۚ وَكَانَ أَمْرُ ٱللَّهِ مَفْعُولًا

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.”

Lantaran terhadap Zaid, dari sebuah penuturan menyampaikan Zainab terkadang bersikap kasar. Bahkan suatu ketika menjadikan aduan Zaid kepada Rasul tentang perlakuan tersebut untuk menceraikannya, namun Rasulullah melarang hingga turun ayat tersebut di atas.

Zaid dikatakan telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya, artinya Zaid sudah menyelesaikan segala perkara hubungan yang berkaitan dengan pernikahan serta tidak ada lagi rasa cinta, dan pula sebaliknya terhadap Zainab.

Maka kemudian terdapat perintah atau diperbolehkannya Zainab untuk diceraikan. Kemudian Allah menikahkannya, ibunda Zainab binti Jahsy dengan Rasul.

Diantara hikmah dari peristiwa ini adalah meski Zaid kemudian bercerai dengan Zainab namun pengalaman itu menjadikan keistimewaan bagi Zaid sebagai nama yang disebut dalam Al-Qur’an yang bahkan tidak disandang oleh sahabat Mulia lainnya.

Penggalan kisah ini kiranya dijadikan isyarat dalam memahami Qur’an Surat an-Nisaa’ ayat 19 berikut yang artinya, “Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.”

Laki-laki baik untuk perempuan yang baik, begitu pun sebaliknya, tidak pantas perempuan baik-baik untuk laki-laki musyrik, misalnya. Maka benar dikatakan bahwa jelas sudah sebab dan makna ayat-ayat Al-Qur’an, terhamasuk pemaknaannya secara kontekstual termasuk ayat-ayat yang penulis kutip di atas.

Zaid, sosok sahabat Mulia dengan berbagai kelebihan dan keutamaannya sebagai sahabat Nabi dalam membantu keseharian Nabi, menolong agama Allah juga perkembangan Islam berikutnya.
Namun melakukan talak atau bercerai, suatu perkara yang dihukumi makruh oleh sebagian besar kaum Muslimin, dengan Zainab.

Bukan lantaran kekurangan antara keduanya, namun terdapat banyak hikmah sebagaimana yang banyak diungkap diantaranya dalam berbagai kitab tafsir.
Perlu hati yang jernih dan pikiran terbuka dan sehat dalam arti sesungguhnya untuk mampu memahami fakta kebenaran tersebut secara objektif. 

Sebagai wanita yang memiliki keistimewaan di hati Rasul, Ibunda Zainab adalah sosok yang dikenal zuhud. Jika Aisyah terkenal dengan wawasan keilmuannya, Zainab menjadi istri Rasul yang ketat dalam mengamalkan perintah Allah seperti shalat, puasa, dan haji.

Bahkan dikisahkan Ibunda Zainab lebih banyak bahkan senantiasa menetap dalam rumah pasca ditinggal suami, Baginda Shallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ini menjadi percontohan juga bagi generasi sekarang sebagai ummahat penerus.

Kisah kehidupan Sahabat Mulia Zaid bin Tsabit, Zainab bin Jahsy serta pernikahannya dengan Nabi menggugah iman kita, sebagai kaum Muslimin kiranya dapat tercerahkan.

Utamanya terkait sudut pandang terhadap berbagai hal, seperti persepsi terhadap talak atau bahkan perceraian, juga kesabaran seorang pria dalam mempertahankan rumah tangga serta dari kisah para suri teladan yang baik-baik sebagaimana di atas terhadap tabiat, karakter atau apa yang disebut dengan tipikal wanita untuk dapat disikapi sebagaimana Rasul, yaitu penuh dengan kebijaksanaan. 

Allahu a’lam.


Oleh: Nazwar, S.Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Yogyakarta 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar