Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dunia Pendidikan Memakan Korban


Topswara.com -- Dunia pendidikan kembali berduka. Pasalnya telah terjadi kekerasan dalam dunia pendidikan hingga memakan korban jiwa. 

Di Indonesia sendiri bukan kali ini saja terjadi aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh para siswa-siswi disekolah. Kasus yang sangat memprihatinkan saat ini terjadi pada anak sekolah dasar yang berani berlaku sadis kepada temannya. 

Sungguh di luar dugaan ketika ada anak sekolah dasar sanggup melakukan hal yang demikian. Padahal, dunia pendidikan menjadi wadah bagi generasi bangsa ini untuk menimba ilmu pengetahuan guna melahirkan insan yang terdidik.

Namun, jika diamati pendidikan di Indonesia sangat lemah dan perlu banyak perbaikan dari berbagai sisinya. Salah satunya masalah akhlak anak bangsa yang makin hari makin merosot. Tampak seperti anak yang tidak mengenyam pendidikan saja. 

Seperti melawan guru, kasar terhadap teman, hingga aksi bullying terjadi disekolah. Sungguh mengerikan melihat ada pelajar yang berani melakukan kekerasan di dalam lingkungan sekolah. Menyedihkannya lagi hal ini sering lalai dari pengawasan para guru di sekolah.

Apakah ada kesalahan dalam dunia pendidikan hingga lahirlah anak-anak yang berani melakukan tindak kekerasan, merasa hebat dari orang lain, hingga berani melukai orang lain? 

Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika dibiarkan akan banyak korban yang berjatuhan. Mereka akan terluka, sedih, bahkan enggan untuk melanjutkan sekolah sebab diperlakukan tidak adil oleh temannya sendiri.

Bahkan, ada juga korban yang meninggal dunia setelah mengalami aksi bullying. Sebuah ironi di negeri ini melihat kasus seperti ini tidak mendapati titik terangnya hingga memakan banyak korban. Salah satu korban meninggal akibat aksi bullying adalah bocah laki-laki kelas dua SD di Sukabumi.

Korban adalah MHD, usia 9 tahun, warga Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. MHD yang kesakitan tidak mau berterus terang kepada keluarganya. Saat di rumah sakit, dokter meminta keluarga pura-pura keluar ruangan. Nyatanya, mereka hanya bersembunyi di balik tirai. Kepada dokter, korban berterus terang dirinya kesakitan karena dikeroyok kakak kelas (tanggerangtribunnews.com, 21/05/2023)

Begitu menyedihkan nyawa seorang bocah tidak bersalah melayang begitu saja. Perbuatan mereka tentu tidak bisa dibenarkan meskipun para pelaku masih anak di bawah umur. 

Salah tetaplah salah dan harus segera diperbaiki agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini. Beginilah pelajar yang lahir dari sistem kapitalisme. Tidak mampu melihat mana perbuatan yang benar dan salah.

Negara harus bersikap cepat dalam persoalan ini, sebab ini menyangkut generasi bangsa. Melakukan pencegahan agar tidak marak kembali kasus bullying di sekolah-sekolah. 

Sebab, sejatinya sekolah itu adalah tempat menimba ilmu bukan tempat melakukan kekerasan. Segala bentuk yang berpotensi merusak akhlak generasi bangsa harus dihilangkan.

Ini adalah satu dari potret generasi rusak di negeri ini. Menunjukkan betapa lemahnya sistem buatan manusia yang sedang diterapkan berakibat menimbulkan berbagai problem dalam kehidupan. 

Problem dalam dunia pendidikan hingga saat ini memang belum tuntas. Sebab, solusi dari persoalan yang ada tidak mampu menuntaskannya. Akibatnya, masalah dalam dunia pendidikan terus bertambah banyaknya.

Benar bahwa kita sebagai manusia tidak berhak untuk membuat aturan sendiri di dalam kehidupan ini. Pembuat aturan sudah menjadi hak Allah SWT. sedang kita manusia hanya bertugas menjalankan isi dari pada aturan yang telah Allah buat. 

Aturan yang berasal dari Allah itu sempurna menerapkannya maka akan senantiasa melahirkan kebaikan-kebaikan. Termasuklah kebaikan dalam dunia pendidikan sudah pasti akan dirasakan.

Karena Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Maka Allah juga persiapkan aturan lengkap untuk diterapkan oleh manusia di muka bumi ini. Kembali kepada aturan yang berasal dari Allah adalah solusi tuntas atas problem di dalam kehidupan. Akan banyak lahir anak-anak yang Soleh dan juga cerdas.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Ù…َا تَعْبُدُÙˆْÙ†َ Ù…ِÙ†ْ دُÙˆْÙ†ِÙ‡ٖۤ اِÙ„َّاۤ اَسْÙ…َآØ¡ً سَÙ…َّÙŠْتُÙ…ُÙˆْÙ‡َاۤ اَÙ†ْـتُÙ…ْ Ùˆَ اٰبَآ ؤُÙƒُÙ…ْ Ù…َّاۤ اَÙ†ْزَÙ„َ اللّٰÙ‡ُ بِÙ‡َا Ù…ِÙ†ْ سُÙ„ْØ·ٰÙ†ٍ ۗ اِÙ†ِ الْØ­ُÙƒْÙ…ُ اِÙ„َّا Ù„ِÙ„ّٰÙ‡ِ ۗ اَÙ…َرَ اَ Ù„َّا تَعْبُدُÙˆْۤا اِÙ„َّاۤ اِÙŠَّاهُ ۗ Ø°ٰÙ„ِÙƒَ الدِّÙŠْÙ†ُ الْÙ‚َÙŠِّÙ…ُ ÙˆَÙ„ٰـكِÙ†َّ اَÙƒْØ«َرَ النَّا سِ Ù„َا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َ

“Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf [12]: 40).

Wallahualam bissawab.


Oleh: Astri Ahya Ningrum, S.Pd.
Praktisi Pendidikan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar