Topswara.com -- Salah satu negara ASEAN yang memiliki sebutan untaian zamrud khatulistiwa adalah Indonesia. Indonesia memiliki banyak kekayaan, kaya akan keanekaragaman hayati dengan julukan sebagai negara maritim (wilayah lautan yang luas), agraris (memiliki tanah-tanah pertanian yang sangat subur), paru-paru dunia (hutan hujan tropis), hampir di semua wilayah Indonesia memilikinya. Serta berada pada letak geografis yang dilintasi garis khatulistiwa.
Inilah yang membuat banyak negara asing sangat terpesona oleh kekayaan alamnya. Namun begitu banyaknya kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah, angka kemiskinan semakin meningkat seakan tidak ada solusinya.
Dinas Sosial (Dinsos) menuturkan, sedikitnya 23.532 warga Surabaya masuk data kemiskinan ekstrem berdasarkan dari hasil pencocokan data sesuai dengan kondisi di lapangan yang di dapat dari kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Petugas dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dan pekerja sosial masyarakat melakukan pencocokan data dengan mengacu pada data terpadu kesejahteraan sosial tahun 2022. Pemberian bantuan kepada warga yang tinggal atau berdomisili di Kota Surabaya, maka di perlukan pencocokan data untuk memudahkan pembagian bantuan tersebut (antara.com, 16/10/2022).
Parameter kemiskinan ekstrem itu sendiri adalah seberapa besar daya beli masyarakat untuk belanja kebutuhannya sangatlah rendah, yaitu di bawah Rp 11.633 per orang per hari, maka bisa disimpulkan sekitar Rp 350.000 per bulan. Yang kenyataannya semua kebutuhan pokok melonjak mahal.
Penyebab dari meningkatnya angka kemiskinan ini tidak terlepas dari beberapa faktor, di antaranya,
Pertama, bukan negara tetapi swasta yang mengelola sumber daya alam secara neoriberal, sehingga bisa dipastikan perekonomian hanya mengarah pada pemilik modal. Cara seperti inilah yang meningkatkan angka kemiskinan, bahkan negara memjembatani pihak korporasi untuk mengelola sumber daya alam dengan tujuan menambah keuntungan, rakyat buntung.
Kedua, korupsi para pejabat, dengan pengendalian yang di lakukan ke uang rakyat dengan nominal yang besar semakin menambah kesenjangan perekonomian. Kepunyaan rakyat untuk meningkatkan kesejahteraannya namun dijadikan kepemilikan pibadi.
Ketiga, riba menjadi salah satu pilihan yang tidak bisa dielakkan lagi oleh masyarkat, ini akan membuat fluktuasi aliran dana yang tidak seimbang. Prinsip peredaran perekonomian seperti inilah yang akan menghantam bahkan mencekik rakyat karena ketidakmampuan rakyat menengah ke bawah untuk menerima konsekuensi dari keserakahan yang dilakukan.
Inilah beberapa faktor penyebab meningkatnya angka kemiskinan yang belum mampu diatasi oleh negara. Dan akan bertahan jika tidak menerapkan konsep hukum yang benar, yaitu Islam. Islam memiliki seperangkat aturan yang kompleks untuk mengatasi berbagai problematika kehidupan. Di antaranya terkait dengan perekonomian (sistem ekonomi Islam).
Dalam sistem Islam, untuk pengelolaan dan eksploitasi semua sumber daya alam dikelola sepenuhnya oleh negara dan akan diberikan ke rakyat karena merupakan haknya. Konsep inilah yang akan menekan angka kemiskinan secara cepat dan tepat.
Rasulullah SAW bersabda, “Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kaum Muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api, ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. Swastanisasi atau penyerahan sumber daya alam untuk dikelola asing kemudian kepada rakyat sendiri diberikan harga mahal, membuat rakyat semakin tercekik.
Kewajiban negara adalah memenuhi kebutuhan rakyatnya, dengan memfasilitasi sarana kerja, mengajarkan dan membina masyarakat agar menjadi pekerja yang handal dengan tetap berpegang pada hukum syarak. Membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya sehingga mengurangi angka pengangguran.
Di sistem kapitalisme saat ini mustahil untuk menghentikan angka kemiskinan. Karena adanya perbedaan konsep penyelesaian dari sudut pandang kapitalisme dan Islam. Kapitalisme akan berpihak pada kekuasaan dan pemilik modal, sedangkan Islam akan memberikan kemaslahatan pada umat dan yang dilakukan sepenuhnya atas landasan mengharapkan keridhaan dari Allah SWT.
Kapitalisme telah membuat kemiskinan semakin menggurita ditengah kayanya sumber daya alam Indonesia, mengesampingkan hak-hak rakyat, mengorbankan rakyatnya demi kepentingan pribadi dan segelintir orang.
Maka sudah saatnya kembali pada sistem Islam yang paripurna, yang dengannya mampu memberikan kemaslahatan pada rakyatnya, dan tidak berlaku curang terhadap hak-hak rakyatnya, semua kebutuhan terpenuhi tanpa pilih kasih. Campakkan kapitalisme dan kembali pada Islam kaffah.
Sesuai dengan janji Allah “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai”. (QS. An-Nur: 55).
Oleh: Mimi Husni
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar