Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sambutlah dengan Hangat Mereka yang Datang Membawakan Perbekalan Akhirat Kita


Topswara.com -- Pastinya pernah atau bahkan sering kita kedatangan orang-orang yang membutuhkan bantuan atau pertolongan kita. Mungkin saudara kita, sahabat kita, kawan kita atau bahkan orang lain yang tidak kita kenal (seperti para peminta-minta).

Sekali-dua kali mungkin akan kita layani dan penuhi permintaannya jika keadaan kita sedang lapang. Namun, acapkali kita menjadi bosan dan jengah jika kita keseringan didatangi oleh orang-orang yang meminta bantuan kita. Apalagi jika orang tersebut itu-itu saja. Dia lagi, dia lagi. Begitu barangkali yang terbersit dalam hati kita.

Siapapun yang demikian keadaannya, alangkah lebih baik jika meneladani sikap Ali bin al-Husain rahimahullaah. Saat ia sering didatangi oleh peminta-minta atau siapapun yang membutuhkan bantuannya, ia akan selalu menyambut hangat mereka dengan berkata:

مرحبًا بمن يحمل زادي إلى الآخرة

"Selamat datang, wahai orang yang membawakan perbekalan (pahala)-ku untuk di akhirat nanti." (Ibnu al-Jauzi, Shifah ash-Shafwah, 2/95).

Ya, Ali bin al-Husain selalu memandang mereka yang datang untuk meminta bantuannya sebagai orang-orang yang sedang membawakan pahala sebagai tambahan perbekalan dirinya di akhirat nanti. Sebabnya, bukankah saat mereka datang untuk meminta bantuan kita, itu adalah kesempatan kita untuk berbuat baik dan bersedekah kepada mereka, yang pastinya bakal mendatangkan pahala yang banyak untuk perbekalan kita di akhirat kelak?

Karena itu, bahkan jika ada orang yang mau datang kepada kita hanya saat dia membutuhkan bantuan kita, kita tak perlu jengkel atau bersedih hati. Renungkanlah nasihat ulama berikut ini:

لا تقل فلانا لا يعرفني الا وقت الحاجة بل قل الحمدلله الذي أكرمني بقضاء حوائج الناس

Janganlah engkau berkata tentang si Fulan, "Dia tidak kenal aku kecuali saat ada kebutuhan (kepadaku)." Akan tetapi, katakanlah, "Alhamdulillah. Segala pujian milik Allah Yang telah memuliakan aku dengan (memberi aku) kesempatan untuk memenuhi kebutuhan orang lain."

Nasihat ini tentu relevan dengan sabda Rasulullah SAW.:

أحب النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ, وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

"Manusia yang paling Allah cintai adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lain. Amalan yang paling Allah cintai adalah membuat Muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahannya, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang Muslim untuk memenuhi keperluannya lebih aku cintai daripada beritikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan penuh." (HR ath-Thabrani).

Semoga kita bisa mengamalkan pesan Rasulullah SAW. dalam hadis tersebut. Aamiin.

Wamaa tawfiiqii illaa bilLaah 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.



Oleh: Ustaz Arief B. Iskandar
(Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar